Soloensis

Ahok Untung, PDIP Untung

Konon, tak ada nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam daftar nama calon-calon gubernur DKI Jakarta yang akan diusung DPD PDIP DKI Jakarta dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun depan.
Penentu akhir calon gubernur DKI Jakarta yang akan diusung PDIP adalah Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Dengan mekanisne ini tentu saja Megawati bisa memilih Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta yang harus diusung dan didukung DPD PDIP DKI Jakarta.
Itu hak istimewa Ketua Umum DPP PDIP. Kalau dari sisi normatif, DPD PDIP DKI Jakarta tak mengusulkan Ahok karena dia tak mendaftar ke DPD DKI Jakarta. Ahok tak menjalani mekanisme formal penjaringan calon gubernur DKI Jakarta.
Kalau memang nanti pilihan politik PDIP tidak mengusung dan tidak mendukung Ahok dan Ahok juga tak secara praksis pilitik memang tak “nggagas” PDIP justru akan membuat pertarungan politik di pemilihan gubernur DKI Jakarta menjadi sangat menarik.
Suasana kebatinan sebagian elite DPP PDIP dan sebagian (besar) pengurus DPD PDIP DKI Jakarta, dan mungkin juga akar rumputnya, tak cocok dengan Ahok. Ketakcocokan ini mungkin karena sikap Ahok yang “terlalu lepas” dari logika partai-partai politik.
Sementara, secara personal relasi antara Megawati dan Ahok tergolong dekat. Kalaupun Megawati memilih Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta belum tentu mesin partai, khususnya DPD PDIP DKI Jakarta, solid mendukung Ahok.
Posisi berlawanan antara PDIP dengan Ahok di pemilihan gubetnur DKI Jakarta akan menjadi cerita menarik. PDIP akan bisa membuktikan seberapa kuat dan efektif mesin partai untuk memenangi pemilihan gubernur DKI Jakarta. Ingat, sejauh ini Ahok masih yang terpopuler dan tingkat keterpilihannya tertinggi.
PDIP mengusung dan mendukung siapa pun ketika berhadapan dengan Ahok ( sejauh ini telah didukung dan akan diusung Partai Golkar, Partai Nasdem, dan Partai Hanura) butuh soliditas mesin partai dan kesatuan kehendak dengan akar rumput. PDIP harus bisa meyakinkan warga DKI Jakarta bahwa ada kandidat gubernur yang lebih baik daripada Ahok.
Bagi Ahok, tanpa PDIP adalah tantangan berat dan keras untuk membuktikan apakah dia memang yang dikehendaki warga DKI Jakarta dan tetap yang terbaik bagi warga DKI Jakarta. Faktual harus diakui Ahok telah punya dukungan riil sejuta lebih warga DKI Jakarta yang berkehendak dia jadi gubernur DKI Jakarta lagi. Posisi berlawanan antara PDIP dan Ahok sama -sama menguntungkan keduanya untuk saling membuktikan kesejatian jati diri politik mereka.

Apakah tulisan ini membantu ?

ichwan prasetyo

Jurnalis, suka membaca, suka mengoleksi buku, sedih bila buku dipinjam (apalagi kalau tak dikembalikan), tak suka kemunafikan.

View all posts

Add comment