Soloensis

Stunting Pada Anak

   Stunting Pada Anak Sering dikatakan didalam masyarakat,anak yang berusia sekitar 2 tahun dan terlihat memiliki kondisi tubuh yang lebih kecil di bandingkan usia normalnya kondisi tersebut diakibatkan karena faktor gen atau terjadinya gizi buruk. Padahal, tidak selamanya terjadi akibat faktor keturunan bisa saja terjadi karena kekurangan gizi pada saat didalam kandungan ataupun stunting.

   Stunting sering di artikan sebagai istilah gizi buruk. Namun, sebenarnya stunting dan gizi buruk merupakan dua hal yang berbeda. Dr. Spesialis anak dari Rumah Sakit (RS) Siloam bogor, dr. Melisa A, Mbiomed,SpA mengatakan, stunting adalah masalah gizi kronis yang di sebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

    Gizi buruk merupakan gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidak seimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan,aktivitas berpikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Stunting lebih kepada kurangnya tinggi badan dibandingkan usia normalnya ( usia yang sama yang biasa terjadi pada balita).

   Awal terjadinya stunting, stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia 2 tahun ( pada usia 0 hari-1000 hari kehidupan). Bagi UNICEF, stunting didefinisikan sebagai presentase anak-anak usia 0-59 bulan,dengan tinggi badan dibawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis), hal ini diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan WHO.

   Kurangnya asupan gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh, yang mengakibatkan kurangnya tinggi anak pada usia yang sama (-2cm) berdasarkan standarisasi WHO dan diikuti dengan berat badan yang kurangnya dari standar pada anak umumnya. Hal ini disebabkan asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi,yang dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak seperti tinggi anak yang lebih pendek dari standar usianya dan menghambat pada poses perkembangan otak yang tidak maksimal akan mempengaruhi kemampuan serta kreavitas pada anak.

   Gizi merupakan suatu asupan makanan atau nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh yang mengandung zat-zat tertentu yang dapat memenuhi dari zat gizi tersebut. Nutrisi atau gizi adalah substansi yang di butuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Substansi tersebut mengandung zat-zat tertentu seperti karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dan lemak. Sumber gizi tersebut dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti nasi yang mengandung karbohidrat, telur dan ikan mengandung protein, sayur dan buah mengandung vitamin dan mineral, biji-bijian atau kacang-kacangan mengandung lemak dan masih banyak contoh yang lainnya.

   Kekurangan zat gizi adatif bersifat ringan sampai berat. Kekurangan gizi atau gizi buruk banyak terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun. Gizi buruk adalah kondisi dimana gizi berkurang yang disebabkan oleh kurangnya atau rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Gizi buruk dapat dicegah dengan memberikan ASI eksklusif dan pada saat usia mulai 6 bulan harus diberi asupan makanan pendamping ASI yang sesuai dengan kebutuhan yang sesuai dengan usiannya.

   Asupan yang harus diperhatikan sesuai dengan seberapa tingkat kebutuhan protein, karbohidrat, dan lemak yang sesuai dengan kebutuhan pada usianya sampai anak mulai mengonsumsi makanan padat. Adapun ciri-ciri stunting pada anak yang perlu di waspadai, yaitu:

– Menurut WHO, anak dikatakan stunting jika tinggi badan menurut usianya dibawah minus 2 standar deviasi dari median standar pertumbuhan anak WHO.

– Pertumbuhan gigi yang terhambat.

– Proporsi tubuhnya normal namun anak terihat lebih muda/lebih kecil dari seusianya.

– Berat badan rendah, tetapi mempunyai pipi yang chubby karena persebaran lemak yang tidak merata.

– Menurut Buku Saku Desa Penanganan Stunting yang di keluarkan Kemenkes, anak stunting juga cenderung punya performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar

– Pertumbuhan tulang yang menghambat

   Penyebab stunting terjadi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni:

– Kurang gizi kronis dalam waktu lama retardasi pertumbuhan intauterine

– Kekurangan protein dalam proporsi asupan kalori

– Perubahan hormon yang dipicu oleh stress

– Sering menderita infeksi diawal kehamilan

  •    Menurut Dr. dr. damayanti R. Sjarif, Sp. A(K), spesialis anak, konsultan nutri, dan penyakit metabolitik, stunting menimbulkan dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang. Dampak yang diakibatkan oleh stunting,ialah:

• Jangka Pendek: pada masa anak-anak yakni, perkembangan menjadi terhambat, penurunan fungsi kekebalan tubuh, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran 

• Jangka Panjang : pada masa dewasa, yakni timbulnya risiko penyakit degeneratif,seperti diabetes mellitus, obesitas, penurunan toleransi glukosa,penyakit jantung kroner, hipertensi, osteoporosis. Menanggulangi kasus stunting menurut Dr. Damayanti bahwa penanggulangan ini melalui pemeriksaan secara rutin pada ibu hamil, mengkonsumsi tablet penambah darah, memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan, menjaga kebersihan, dan pada saat masa kehamilan ibu harus memperhatikan asupan nutrisi serta tambahan vitamin dan zat besi selama masa kehamilan termasuk hal utama bagi nutrisi sang ibu. Asupan nutrisi tersebut merupakan hal yang penting yang sesuai diberikan dengan kebutuhan sang bayi. Pada saat proses persalinan sebaiknya setelah proses tersebut untuk melakukan atau memberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada sang ibu. IMD ini merupakan starting awal untuk penetrasi eksklusif pada bayi.

   Upaya pencegahan stunting dilakukan pada sejak dini. Pada usia 0-1000 hari kehidupan pertama, asupan nutrisi yang baik sangat dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil. tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi si ibu saja, namun asupan nutrisi yang baik juga dibutuhkan oleh bayi yang ada didalam kandungannya.

   Adapun 3 upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah adanya stunting yaitu:

1. Pola Makan

Memperhatikan asupan dan pola makan ibu yang bergizi dan seimbang

2. Pola Asuh

Memperhatikan dalam praktek memberikan makan bagi bayi dan balita, yang dimulai dari dalam kandungan ibu harus memperhatikan kebutuhan gizi saat hamil,rutin dalam memeriksakan kandungan kemudian memberikan ASI ekslusif pada bayi

3. Kebersihan Lingkungan

Kebersihan lingkungan harus sangat di perhatikan dan dijaga kebersihannya, jika lingkungan kotor dapat mengakibatkan kontaminasi bakteri serta dapat menimbulkan infeksi pada ibu hamil dan bayi.

   Jadi,stunting merupakan masalah gizi kronis yang di sebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia 2 tahun ( pada usia 0 hari-1000 hari kehidupan). Sebaiknya pada saat mengandung, ibu harus melakukan pemeriksaan secara rutin, memperhatikan asupan nutrisi serta tambahan vitamin dan zat besi selama masa kehamilan termasuk hal utama bagi nutrisi sang ibu. Asupan nutrisi tersebut merupakan hal yang penting yang sesuai diberikan dengan kebutuhan sang bayi, memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan, memberikan makanan pendamping ASI yang sesuai dengan kebutuhan bayi dan selalu menjaga kebersihan.   

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Zhafirah Hanin

    Mahasiswi FKM UINSU
    Semester 1

    View all posts

    Add comment