Soloensis

Menjadi Bijaksana Bersama Solopos

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat berencana akan menggelar Pilkada serentak di seluruh Indonesia pada bulan Desember 2015. Di Provinsi Jateng sendiri, ada 16 kota/kabupaten yang akan menggelar pilkada ini. Dan saya tercatat sebagai salah satu pemilih aktif di salah satu kabupaten dari 16 kabupaten tersebut.
Sejak saya menyadari bahwa to live is to share, maka memilih seorang pemimpin dan menggunakan hak pilih dengan bijaksana adalah satu hal yang terus menerus diupayakan. Saya tidak mau menjadi generasi pesimis dengan membiarkan negeri ini dipimpin oleh seorang yang tidak bertanggungjawab akan kepemimpinannya. Saya tidak mau melihat birokrasi pemerintah negeri ini didominasi oleh pejabat yang egois, pesimis, malas, miskin inovasi, dan gemar berkata dusta. Saya tidak mau melihat kekayaan negeri ini baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusianya tidak dikembangan secara maksimal menjadi daya yang kuat untuk mencapai Indonesia Emas 30 tahun mendatang.
Saat ini pun saya juga masih belum berkontribusi secara maksimal untuk Indonesia ini. Saya belum bisa membangun masyarakat. Saya belum bisa mendidik generasi. Namun, saya masih mempunyai kesadaran untuk tetap berkontribusi meskipun baru dengan langkah kecil seperti membuang sampah ditempatnya, membuat urban farming di depan rumah, meminimalisir adanya polusi, bekerja untuk mengurangi tingkat pengangguran, belajar untuk mendapatkan beasiswa dan bisa bersekolah lagi, serta yang terakhir adalah membantu mensukseskan pemilihan kepala daerah.
Berkaitan dengan agenda pilkada mendatang, saya selalu mengikuti medsos seorang kawan yang menjadi tim sukses salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati. Upaya stalking kegiatan cabup dan wabup melalui laman facebook pun gagal lantaran ada dari mereka yang tidak mempunyai akun dan ada pula yang mempunyai akun namun tidak aktif menginformasikan kegiatan. Tetapi, dari facebook seorang kawan lama tadi, saya bisa mengetahui agenda-agenda kampanye yang akan dilakukan oleh para calon pemimpin.
Kabar terakhir yang saya peroleh adalah tentang debat pasangan calon cabup dan wabup. Kegiatan tersebut sangatlah menarik sebab kita akan mengetahui kualias kinerja, otak, dan hati para calon dari cara mereka berbicaranya. Namun, karena terjebak sistem perburuhan Indonesia, saya tidak bisa menyaksikanya. Kondisi debat yang terjadi pun selalu terngiang-ngiang. “Sangat sayang jika terlewatkan”, ujarku dalam hati.
Satu hari setelah debat berlangsung, saya membaca harian Solopos di perpustakaan tempat kerja. Betapa exited-nya saya ketika melihat satu halaman penuh di bagian belakang menyajikan laporan debat cabup dan wabup kabupatenku yang tidak bisa saya saksikan tempo hari. Saya pun terhanyut menikmati paparan peristiwa yang ditulis. Saya sempat tertawa pelan membayangkan aksi calon bupati yang memberikan jawaban tidak sinkron kepada penanya. Kepala pun refleks mengeleng-eleng karena langkah-langkah yang ditawarkan sebagai solusi masalah di daerah tidak konkrit. Bahkan mata saya tempat terbelalak ketika katanya ada calon yang tidak tau apa itu IPM.
Terlepas dari pengaruh kepentingan media dalam dunia politik, saya pribadi cukup puas dengan adanya harian Solopos yang memberikan laporan perkembangan pilkada di daerah saya. Berkat membaca harian Solopos tersebut, saya diberikan akses untuk mengetahui tentang sepak terjang para calon pemimpin daerah. Saya akan terus menanti dan membaca kabar kegiatan pilkada daerah kelahiranku di harian Solopos agar saya mampu memilih pemimpin dengan bijaksana.

Apakah tulisan ini membantu ?

TamiAhdaSyahida

Tami adalah seorang perempuan yang semangat, optimi, dan pekerja keras. Travelling,Memasak,Berkebun,Membaca,Menulis dan berbagi adalah aktifitas yang dia sukai.

View all posts

Add comment