Soloensis

Manisnya Gula Informasi

Aku bukanlah seorang yang mahir, umurku saja baru 15 tahun, 2 bulan lebihnya. Lahir setelah kerusuhan yang aku hanya mendengar cerita. Hanya seorang amatir yang ingin segera maju melesat, meninggalkan sang lawan. Sangat pas sekali dengan umur remaja yang ingin melakukan coba-coba, ingin terus ber-eksperimen, menolak bahkan memberontak. Untung saja kedua orang tua tersayangku memasukkanku ke dalam asrama, sebuah boarding di Kota Solo.
Sekolah asramaku bukanlah sekolah biasa. Asrama yang penuh dengan kejutan. Mungkin aku harus menjauh diri dengan orang tuaku, demi mendapatkan “ketidak-biasaan” itu. Melepas dari kebebasan seorang remaja, yang identik dengan melakukan tawuran, pacaran, bahkan perbuatan buruk lainnya. Sekolah asramaku bernuansa Islam, yang mensatukan kurikulum Kementrian agama dengan kuriulum “racikan” yang bermaterikan pesantren. Cocok denganku yang menginginkan ilmu pengetahuan, dan kedua orang tuaku yang menginginkan pedalaman agama. Resiko bergilat dengan tahu dan tempe, apalagi kekeringan yang melanda asrama, membuat aku hanya mandi sekali dalam sehari.
Awalnya aku berpikir, Jika aku masuk ke sekolah asrama, akankah aku menjadi remaja yang “gaptek” dan telat informasi? Bagaimana jika aku keluar dari sekolah ini? Berbaur dengan masyarakat sosial, yang mungkin berbeda pikiran. Aku butuh informasi! Darimana aku aka nmendapatkan informasi, sedangkan aku akan hidup dalam lingkungan yang terputus dari dunia luar?
Namun, setelah aku merasakannya, aku menemukan jawaban tentang semua itu. Terbantah sudah semua pikiranku tadi. Guru-guru selalu memberikan semua informasi tentang dunia luar. Mulai dari ponsel android yang beliau miliki hingga koran-koran di kantor guru. Guru yang lain juga menceritakan pertandingan sepak bola semalam.
Biasanya kami menikmati petang Sabtu dengan membaca Solopos, atau melihat film sambil ditemani oleh segelas sirup orchun. Kami menikmatinya, karena hanya surat kabar yang informasinya paling rinci. Teman-teman sangat suka membaca rubik berita tentang olahraga, jika bosan mengisi TTS, atau hanya sekedar iseng melihat gambar. Mereka membaca bergantian, juga membaca bersama. Aku tak pernah membayangkan sebelumnya, bahwa kehidupan di dalam asrama yang tak terlupakan dapat menjadi kenangan yang semanis gula, bersama teman.

Apakah tulisan ini membantu ?

Add comment