Soloensis

Solopos di Ruang Rindu

Mendengar kata Solopos, ada semacam sentilan yang hadir di sanubari ini. Koran kebanggaan warga Solo ini mengingatkanku pada kenangan masa kecil yang indah. Ya, suatu masa dimana aku mulai bisa membaca dan mengeja huruf demi huruf menjadi rangkaian suatu kata. Menelusurinya sehingga didapat suatu rangkaian kalimat yang aku mengerti maknanya. Masih teringat di memoriku bahwa aku mulai bisa membaca waktu usiaku seumuran anak TK. Kalau anak-anak sebayaku suka membaca majalah anak-anak atau buku bergambar,entah mengapa aku sangat tertarik dengan seonggok kertas yang orang sebut koran. Ya, anak sekecil aku sangat tertarik untuk membaca koran. Suatu hal yang anomali menurutku, bahkan sampai usiaku 19 saat ini.
Aku menjadikan solopos sebagai kawan belajar membacaku sekaligus mengisi waktu luang (selain bermain tentunya, hehe). Ayahku walau bagaimanapun selalu berlangganan koran. Dan entah mengapa solopos selalu menjadi pilihan beliau. Mungkin karena materinya yang ringan dan bahasanya yang simpel, itulah yang baru aku fahami belakangan ini. Tentunya tidak semua rubrik aku baca. Kalau sekarang aku suka membaca rubrik tentang politik,ekonomi, daerah (karanganyar tentunya :D), internasional, dan lain-lain, dahulu hanya segelintir saja yang aku baca. Hal ini karena memang kemampuan membacaku yang masih terbatas. Rubrik favoritku waktu dulu adalah “ah, tenane..”. suatu konten humor ringan kehidupan sehari-hari yang selalu muncul di halaman depan solopos. Entah mengapa aku waktu itu sangat tertarik dengannya. Kisah lucu Jon koplo yang selalu duet dengan Tom Gembus, juga kehadiran dua wanita, lady cempluk dan genduk nicole. Perpaduan nama yang unik menurutku. Suatu modernitas barat yang dibalut dengan kearifan budaya jawa. Mungkin itu yang dimaksudkan oleh penggagas rubrik ini.
Beberapa tahun kemudian, aku baru sadar bahwa artikel humor tersebut ternyata kiriman dari masyarakat surakarta dan sekitarnya. Aku menduga bahwa kisah yang disampaikan memang true story dari sang empunya cerita. Dan tokoh-tokoath tadi memang sengaja disematkan untuk melindungi nama baik tokoh utama( emangnya kriminalitas? Haha). Pernah waktu kelas 2 sd, aku diminta guru untuk membuat tugas tentang cerita humor. Langsung hal yang terbetik di pikiranku adalah ambil cerita dari “ah tenane” di solopos. Keep it simple, di usiaku yang waktu itu masih kanak-kanak.
Ceritanya tentang sepasang suami istri,jon koplo dan lady cempluk. Keduanya berniat menghadiri pesta pernikahan tom gembus dan istrinya. Namun di hari H, ternyata ayah genduk nicole, teman jon koplo, meninggal dunia. Akhirnya pada hari itu, keduanya harus menghadiri kedua acara. Sebelum berangkat, seperti wajarnya kebiasaan orang jawa adalah menyiapkan amplop dengan uang sebagai sumbangan. Dan hal yang sedikit aneh menurutku adalah nominal yang beda. Jika pesta perkawinan biasa dengan nominal 50.000, tapi untuk acara kematian, mentoknya 500 rupiah. Setelah itu, berangkatlah keduanya ke acara yang dimaksud. Pertama adalah menghadiri pemakaman genduk nicole. Setelah mengucapkan bela sungkawa dan sebagainya, jon koplo memasukkan amplop ke kotak sumbangan, lalu kembali ke mobil untuk pergi ke acara pernikahan tom gembus. Sampai di mobil, Koplo mengecek amplop untuk acara nikahan. Blaik! Tak dinyana uang yang ada adalah pecahan 5000 an, yang berarti amplop untuk walimahan tertukar dengan amplop lelayu.
“yo ndak papa to pak, itung itung kita ngasih sedekah ke orang yang lagi kena musibah. Duit 50 ribu kan ya ga seberapa”, kata lady cempluk.”nanti uang yang 5000 itu tinggal diganti dengan 50 ribuan”, tambahnya.
“bukan itu masalahnya bune”, kata jon koplo.
“yang bikin aku gelisah bukan uangnya yang ketuker, tapi ada secarik kertas yang aku selipkan, tulisannya: SELAMAT BERBAHAGIA”.
Haha
Humor yang renyah dan cukup untuk menunggingkan senyum di wajah. Hampir 15 tahun sudah aku mengenal solopos. Dan rasanya banyak sekali kenangan yang tersimpan dari setiap lembaran halamannya. Semoga solopos semakin jaya, semakin kreatif dan bisa senantiasa menyajikan berita hangat dan teraktual bagi warga solo dan sekitarnya.

Apakah tulisan ini membantu ?

abian

mahasiswa aeronotika dan astronotika institut teknologi bandung.
asal karanganyar, lahir di sukoharjo. suka baca koran sejak kecil

View all posts

Add comment