Soloensis

Hariku Menyenangkan Bersama Solopos

SOLOPOS, merupakan koran lokal yang terbit di Solo, dan telah menjadi koran terbesar di eks-karesidenan Surakarta. Koran ini pertama terbit pada tahun 1997. Tak terasa harian umum solopos telah beroperasi selama 18 th. Selama itu solopos terus mempertahankan eksistensinya, dan terbukti saat ini harian umum solopos telah menjadi koran nomor satu di soloraya dan sekitarnya. Yang juga merupakan Koran favorit keluarga saya. Pertama saya mengenal harian umum ini adalah ketika saya kelas 4 SD. Banyak pengalaman menyenangkan bersama harian solopos.
Waktu itu ayahlah yang mengenalkan harian umum solopos kepada saya. Perhatian saya langsung tertuju pada cerita Jon koplo, yaitu pada rubrik “Ah, tenane “. Setelah membacanya saya langsung menyukainya, akhirnya saya merengek kepada ibu saya untuk mencarikan koran-koran edisi sebelumnya dan langsung membacanya. Bahkan saya langsung hafal siapa tokoh-tokohnya, ya karena hanya ada empat tokoh dicerita tersebut, hehe.. Tokoh tersebut adalah Jon Koplo, Tom Gembus, Lady Cempluk dan Genduk Nicole. Mulai hari itu saya selalu menunggu ayah pulang kantor dan meminta Koran Solopos tercinta . Terkadang saya pun harus berebut dengan adik yang akhirnya saya lah yang harus mengalah dan menunggu adik saya selesai membacanya. Kemudian kami meminta Ibu untuk membacakannya sebagai pengantar tidur siang. Dulu saya tidak mau tidur sebelum dibacakan kisah Jon Koplo tersebut. Hingga saat ini jika mengingatnya saya merasa kangen dengan masa-masa itu. Rasanya saya ingin segera pulang dan bertemu keluarga. Maklum karena sekarang ini saya tinggal sendiri di kos untuk melanjutkan pendidikan di kota budaya , Solo. Dan ketika saya kangen keluarga, saya akan membaca kisah Jon Koplo untuk melepas rasa kangen itu.
Berbicara tentang pendidikan saya juga memiliki pengalaman bersama harian ini. Jadi ceritanya berawal ketika saya lulus SMK. Waktu itu saya sangat bingung harus melanjutkan pendidikan dimana dan memilih jurusan apa, sedangkan teman saya sudah ada yang diterima lewat jalur SNMPTN di berbagai universitas. Hal itu membuat saya semakin resah memilih universitas dan jurusan apa. Bagaimana tidak resah, apabila saya salah memilih jurusan, maka hal itu akan mempengaruhi masa depan saya. Konsultasi dengan guru selalu saya lakukan, doa selalu saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Pertama saya ingin memilih jurusan akuntansi untuk melanjutkan jurusan yang saya ambil waktu SMK dulu, tapi saya agak ragu mengambil jurusan tersebut karena berbagai faktor. Akhirnya pilihan kedua saya jatuh pada jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia karena saya memang sangat menyukai mata pelajaran ini sewaktu SMK. Dan pilihan saya semakin kuat ketika saya membaca salah satu artikel di Koran Solopos yang membahas tentang bahasa Indonesia. Dari artikel itu saya menyadari bahwa bahasa Indonesia memang sangat penting untuk kemajuan bangsa. Saya mencoba searching di google bahwa prospek kerja jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia tidak melulu harus menjadi Guru atau Dosen, tapi kita bisa menjadi seorang editor buku, majalah atau koran, dan mungkin kelak saya bisa bekerja di sebuah perusahaan penerbitan, salah satunya PT. Aksara Solopos maupun seorang penulis novel, yang merupakan cita-cita saya dari kecil. Niat saya pun semakin kuat untuk memilih Pendidikan Bahasa Indonesia sebagai jurusan saya.
Selain rubrik “Ah tenane”, saya dulu juga menyukai rubrik tentang cerita berbahasa jawa yang biasanya terbit di hari kamis. Terdapat juga rubrik Teka-Teki Silang. Dulu saya selalu datang ke rumah teman saya dan mengisi TTS itu bersama, sangat menyenangkan walau kadang kami kehabisan ide untuk menyelesaikannya ,hehe.. Rubrik-rubrik di Koran Solopos saat ini juga semakin bertambah, seperti rubrik tentang teknologi, berita tentang selebritas dalam maupun luar negeri, dan jika kita adalah salah satu penggemar kuliner sekarang tidak usah repot-repot berkeliling Solo untuk mencari tempat makan khas Solo, karena di harian Solopos sudah terdapat rubrik tentang kuliner di Solo, dan masih banyak rubrik lain. Waktu SMP bahkan SMK dulu sering sekali saya mendapat tugas untuk membuat kliping atau karya-karya lainnya yang menggunakan koran. Disaat teman-teman saya bingung mencari bahkan membeli koran-koran bekas saya merasa tenang karena sudah ada banyak koran dirumah, banyak artikel di Koran Solopos yang saya gunakan untuk membuat kliping, karena sudah tidak diragukan lagi kualitas berita-berita yang dimuat di harian ini. Dan akhirnya saya bagikan sebagian koran saya untuk teman –teman. Harian Solopos memang berbeda dibandingkan dengan harian-harian lainnya , keakuratan berita dan kualitasnya dapat dipercaya, di dalamnya hampir tidak ada artikel-artikel yang mengandung unsur sara atau pornografi. Berbeda dengan sebagian koran lainnya yang didalamnya memuat hal-hal seronoh bahkan cerit-cerita pornografi. Sangat keterlaluan memang. Bagaimana tidak, bayangkan jika koran tersebut sampai terbaca oleh anak-anak, mau jadi apa generasi penerus bangsa ini.
Harapan saya semoga Solopos semakin maju dan terus mendapat cinta dari masyarakat dengan tetap menjadi koran nomor satu. Dan terimakasih untuk ayah yang sudah membuat masa kecil serta hari-hari saya menyenangkan dengan mengenalkan harian Solopos kepada saya.

Apakah tulisan ini membantu ?

IntanSulistyorini

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UNS 2015

View all posts

Add comment