Soloensis

Langgar Baru, Ciptakan Perubahan Baru

Menjadi manusia yang sempurna adalah impian bagi semua manusia. Orang-orang menjadikan sempurna merupakan kata yang tepat untuk mengungkapkan bahwa sesuatu itu komplit adanya. Bisa dibilang perfect. Begitupun juga terhadap suatu kata yang bernama “Manusia”. Walau kita semua faham bahwa, tidak ada satu pun yang sempurna di dunia ini kecuali Allah Sang Maha Segalanya. Tetaplah kita sebagai manusia yang taat kepda-Nya harus berusaha sebaik mungkin agar menjadi manusia yang sempurna. Sempurna dalam makna ini adalah hanya untuk dihadapan Sang Rabb Sang Pencipta, bukan kepada manusia yang lainnya ataupun dalam hal duniawi.
Dalam hal ini, ada suatu desa yang membangun sebuah langgar baru atau yang dalam bahasa Arab disebut dengan Musholla, yaitu tempat yang menyerupai masjid yang digunakan untuk tempat beribadah bagi agama Islam. Langgar ini bernama “Langgar Dalan Padhang”. Diciptakan dengan maksud dan tujuan yang baik. Langgar yang bertempat di desa Windan rt 02 rw 06 Gumpang Kartasura ini di bangun dengan arsitektur yang dirancang sesuai dengan kaidah-kaidah islam. Tempat ibadah ini sudah mulai dipergunakan aktif sebagai tempat beribadah sejak hari pertama Ramadhan 1947 H. Dengan adanya langgar baru ini, Alhamdulillah antusias para warga RT setempat sungguh diluar dugaan. Banyak dari mereka yang mulai berlomba-lomba untuk meramaikan langgar. Berlomba-lomba dalam kebaikan pastinya. Untuk mencari jalan yang benar.
“Langgar iki dibangun dinggo awak dewe supoyo awak dewe kuwi isoh menuju ingkang dalan sing padhang,” kata Ustadz Margono selaku Ustadz dan Pembina Langgar Dalan Padhang. Bapak Margono juga sering mengatakan kepada jamaah Langgar yang juga merupakan jargon para jamaah yang dicetuskan oleh Ustadz Margono yaitu “Memulai Islam dari Nol”. Jadi membuat suatu perubahan baru yang memulai Islam sejak awal. Karena para jamaah sendiri kebanyakan masih awam terhadap Islam. Walaupun dari mereka benyak yang belum mengerti tentang Islam yang sebebnarnya, tetapi mereka tidak berfikir tentang suatu hal yang bernama “Malu” . Tidak perduli dengan malu, antusias dari para jama’ah inilah yang menjadikan Islam memanglah agama yang patut untuk dipelajari dan diamalkan. Mulai dari situlah, perubahan baru mulai diajarkan kepada para jamaah langgar mulai dari anak-anak hingga orang tua dan lansia sejak awal. Dari mulai diajarkannya sholat sesuai tuntunan syari’at islam, belajar mengaji mulai dari iqro’, memberikan pemahaman tentang islam, mengajarkan sedekah, dan masih banyak lagi. Sesuatu yang para jama’ah belum mengerti disitu akan diberi pemahaman secara benar.
“Seneng enek langgar iki, isoh nglumpukne masyarakat ben iso dadi wong sing bener . Koyo aku sing ra mudeng ngeneki kan sithik-sithik isoh dadi mudeng mergo enek langgar iki karo enek sing ngajari seko awal.” Ucap ibu Sudjirah, yang merupakan jama’ah Langgar Dalan Padhang.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Intan Kartika Rahadian

    Komunikasi Penyiaran Islam 161211102

    View all posts

    Add comment