Soloensis

5 Teknologi Untuk Melawan Corona

Pada tahun ini kita mengalami pandemic yang tidak pernah kita duga sebelumnya, dan juga dikarenakan pandemi ini banyak orang yang kehilangan pekerjaannya, banyak yang tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya bahkan ada pula yang harus sampai kehilangan orang yang disayang. Tetapi pada saat sekarang ini kita telah hidup di jaman yang sangat modern. Dan banyak pula orang – orang pintar yang menciptakan teknologi untuk melawan virus corona.

Berikut 7 teknologi yang ditemukan untuk melawan corona

1. Thermal Scanner

Sejumlah negara kini telah memasang alat thermal scanner di bandara untuk memantau suhu tubuh pengunjung sebagai salah satu langkah antisipasi guna mendeteksi adanya indikasi virus yang mungkin dibawa oleh penumpang. Thermal scanner sendiri merupakan alat untuk mengetahui suhu pada sebuah objek dengan menggunakan teknologi FPA (focal plane array) sebagai detektor yang akan menerima sinyal infra merah. Alat berupa kamera ini nantinya akan mendeteksi suhu dengan menghasilkan output berupa cahaya warna-warni.. Suhu objek yang ditangkap akan menunjukkan warna yang berbeda-beda. Untuk suhu yang lebih dingin dimunculkan dengan warna biru, ungu, dan hijau. Sedangkan suhu yang lebih hangat diberi warna merah, oranye, dan kuning.

2. Drone

Di masa pandemi Covid-19 saat ini, pesawat tanpa awak atau drone beralih fungsi menjadi alat yang dimanfaatkan untuk menggantikan tenaga manusia. Pasalnya drone kini difungsikan untuk menjembatani rumah sakit dengan kediaman warga untuk mengantarkan kebutuhan medis. Begitupun sebaliknya, perusahaan teknologi bernama Antwork juga sudah melakukan proses pengiriman barang maupun logistik untuk keperluan tenaga medis di China. Bahkan salah satu kampus yang berada di wilayah Carolina Utara AS memanfaatkan drone untuk mengantarkan hasil sampel uji Covid-19 ke rumah sakit di pusat kota. Sementara, pihak kepolisian di Paris dan India, memanfaatkan drone untuk menegakkan aturan karantina wilayah. Alat ini dipakai untuk mengingatkan warga agar mematuhi kebijakan pemerintah terkait social distancing.

3. Robot

Teknologi Robot buatan nampaknya turut berkontribusi dalam mendukung beberapa kegiatan ditengah masa pandemi Covid-19. Seperti kampus The Business Breakthrough (BBT) University memanfaatkan robot untuk menggantikan para wisudawan dalam menjalani prosesi wisuda. Robot yang bernama Newme itu dipakaikan kain toga berwarna hitam sehingga semakin menyerupai para mahasiswa yang tengah mengikuti perayaan wisuda

Wajah para wisudawan, secara bergantian akan ditampilkan pada layar yang dipasang di bagian atas robot. Sementara, Rumah Sakit Circolo, Varese, di Italia mulai mengerahkan robot untuk membantu para staf medis dalam menangani pasien virus corona. Para robot itu bertugas untuk memantau kondisi pasien dari peralatan di ruangan kemudian menyampaikannya ke staf rumah sakit.

4. ICU Virtual

Sickbay besutan Medical Informatics Corp. (MIC) di Houston, Texas, Amerika Serikat adalah platform yang ditenagai teknologi Intel. Solusi ini mengubah tempat tidur pasien menjadi tempat tidur ICU virtual dalam beberapa menit, sehingga membantu melindungi pekerja kesehatan dari risiko terpapar virus dengan jarak klinis dan memperluas kapasitas perawatan mereka secara signifikan.

ICU virtual tersebut digunakan di Methodist Houston Hospital, Texas, dan dalam waktu hanya satu hari mampu mendukung pemantauan pasien COVID-19 mereka dan memungkinkan petugas rumah sakit memantau pasien secara virtual tanpa risiko terpapar bahaya di kamar ICU mereka.

5. Aplikasi Pelacakan Virus Corona

Sesuai dengan namanya, aplikasi ini mampu melacak jejak dan merekam riwayat interaksi sosial penggunanya. Lewat aplikasi ini, pengguna bisa memperoleh peringatan perihal wilayah dan orang-orang yang berisiko tinggi terinfeksi virus.

Tak hanya itu, aplikasi ini juga bisa menampilkan peta sebaran virus corona di sekitar tempat tinggal penggunanya. Teknologi inipun sudah digarap oleh dua perusahaan teknologi yaitu Google dan Apple yang bekerja sama dalam membuat sebuah sistem pelacak virus corona yang disebut contact tracing. Sistem ini akan melacak orang yang kemungkinan pernah berdekatan atau berinteraksi dengan pasien positif Covid-19. Tujuannya adalah, untuk memberikan peringatan bahwa mereka pernah punya riwayat berdekatan dengan pasien yang positif terpapar virus.

Cara kerja sistem ini kurang lebih mirip dengan aplikasi Peduli-Lindungi buatan pemerintah Indonesia dan Trace Together buatan pemerintah Singapura.  Sistem yang dibuat Google dan Apple ini, berwujud application programming interface (API) dan bukan merupakan sebuah aplikasi utuh yang langsung bisa diunduh di Play Store atau Apps Store. Sistem ini memanfaatkan koneksi Bluetooth Low Energy (BLE) sebagai medium untuk melakukan pelacakan orang-orang yang berada di sekitar ponsel pengguna. Tak hanya di Amerika Serikat, aplikasi pelacakan virus corona inipun juga digunakan oleh beberapa negara seperti Korea Selatan, China, India, Singapura, dan Australia.


    Apakah tulisan ini membantu ?

    Muhammad Aisy Iqbaal

    Mahasiswa Tingkat III
    Fakultas Sains dan Teknologi
    Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

    View all posts

    Add comment