Soloensis

Bersama berbagi dengan SOLOPOS

Sebuah kewajiban untuk mengucapkan terimakasih kepada Solopos. Dari seseorang yang telah terpilih dan mendapatkan kesempatan untuk ikut berbagi. Hal itu dilakukan sebagai bentuk aktifitas atau beberapa pengalaman penulis bersama Solopos dalam beberapa peristiwa penting.

Setelah beberapa kali mendapatkan kesempatan untuk mengisi tulisan (gagasan, pos pembaca, dialektika, didaktika) di harian Solopos. Juga sudah beberapa kali reporter Solopos meminta pendapat terhadap beberapa peristiwa yang menyangkut masalah pendidikan di tanah air.

Semuanya tidak lepas dari Solopos yang menjadi pioneer menulis. (lihat https://www.soloensis.com/19/10/2015/pioneer-dalam-menulis-lebih-profesional-312.html ). Sehingga pertalian komunikasi untuk saling memberikan pencerahan kepada teman seprofesi bisa terjalin dengan baik.

Merupakan pengalaman yang sangat berkesan karena merasa diperhatikan, sebagai guru biasa. Guru yang hanya berkecimpung dan bergelut dengan peserta didik sehari hari. Masalah karut marut pendidikan menjadi pergumulan sehari-hari. Namun Solopos sering memberi kesempatan selain wawancara jugauntuk tampil dalam beberapa acara yang menjadi agenda kerja redaksi.

Ketika ada permasalah pendidikan, melalui staf Solopos, Pardoyo (Staf Litbang Solopos) yang juga anggota Dewan Pendidikan kota Surakarta. Penulis diajak diskusi tentang masalah pendidikan kota Surakarta, di ruang rapat redaksi bersama tokoh-tokoh penting di Kota Surakarta. Diskusi bersama, semakin mengasah pikiran dan gagasan untuk selalu tetap eksis dan bergerak mengolah ide kreatif dan inovatif.

Diskusi lain saat Solopos mengadakan penelitian terkait dengan rubrik pendidikan. Undangan dari litbang Solopos, yang ditanda tangani oleh Sholahuddin (Manaje). Berbagai saran diminta demi perkembangan dan peningkatan kualitas Solopos. Juga dari Redaksi saat pertemuan silaturahmi penulis Solopos.

Begitu pula penulis beberapa kali ikut siaran di Radio Solopos FM. Salah satunya dalam tajuk acara bincang Solopos FM dengan tema “Dealing with Bulliyng.” Pengalaman yang luar biasa juga saat menjadi nara sumber di Solopos FM karena bisa beriteraksi langsung dengan pendengar. Dan sampai sekarang masih sering diminta pendapat oleh penyiar Solopos FM, Yanto Martono. Dimintai pendapat mengenai berbagai persoalan yang menyangkut pendidikan atau persekolahan.

Pengalaman lain yang berkesan bersama Solopos saat ditelpon dari Lembaga Pelatihan Jurnalistik Solopos (LPJS), Niken Satyawati. Disini penulis diajak berbagi kepada pendidik se Solo Raya juga pesertanya merambah ke pendidik dan pemerhati pendidikan wilayah lain. Sebuah program Sarasehan “ Guru Plus Guru Yang Menulis.” Kegiatan berbagi untuk menebar virus menulis kepada guru, agar berani dan tidak takut menuangkan gagasan dengan menulis.

Dua kali penulis menjadi salah satu pembicara yang diminta berbagi pengalaman dalam menulis. Pertemuan pertama dan kedua dilaksanakan di Griya Solopos, hari Minggu (13/1/2013) bersama Johan Wahyudi (guru, penulis dan Ketua IGI) dan Adhitya Noviardi (pemimpin Redaksi Solopos). Kesempatan kedua dilaksanakan hari Minggu (21/4/13) bersama Johan Wahyudi dan Ichwan Prasetyo (Redaktur Opini Solopos) yang dipandu Niken Satyawati.

Berbagai agenda kegiatan Solopos dan melibatkan saya (penulis) menjadi salah satu orang yang paling berbahagia. Sebagai guru merasa tersanjung dan sungguh terharu. Penulis begitu kecil bila disandingkan dengan tokoh-tokoh penting yang cerdas, pandai dan terpandang. Namun semua kesempatan itu sangat disyukuri karena pasti mendatangkan hikmah dan manfaat. Kalau tidak karena Solopos, penulis mungkin tidak seperti ini. Masih berani menulis.

Sejak terlibat dan dipublikasikan oleh Solopos, beberapa kali penulis juga diundang oleh berbagai berbagai instansi untuk berbagi pengalaman dalam menulis. Sungguh luar biasa dan syukur selalu diucapkan dalam setiap kesempatan. Lagi lagi karena dorongan Solopos.

Dengan keterlibatan bersama berbagi dengan Solopos. Hampir tiap tahun koleksi kaos HUT Solopos ke 10 berwarna putih biru sampai HUT ke 17 tersusun rapi dalam almari sebagai koleksi dan kadang dipakai dalam berbagai kegiatan. Mulai dari warna putih, abu- abu, hitam, merah maron dan biru. Apalagi setiap terlibat dalam acara sarasehan guru ada tambahan bantal “John Koplo.” Sangat senang, membahagiakan dan membanggakan.

Tapi untuk (kaos) HUT ke 18 tahun kok rasanya belum terkoleksi. “Memangnya ada ya ?”

Heheheheheh,…

Pokoknya terimakasih Solopos telah di ajak berbagi, dan selamat HUT ke 18. Semakin menginspirasi dan semangat Inovasi.

Dan marilah kita bersama berbagi. Karena pasti sangat bermanfaat. Seperti halnya yang dilakukan Solopos membuat Portal Soloensis yang dilandasi semangat berbagi bersama. Semoga.

#soloensis

Apakah tulisan ini membantu ?

1 comment