Soloensis

SOLOPOS MEMANG JOS

Berbicara tentang Koran Solopos memang tidak ada habisnya. Banyak sekali hal yang bisa kita dapatkan dari membacanya. Dari berita aktual, faktual, sampai pada humor yang bisa membuat hati selalu senang. Dari beberapa bagian dari Koran sloops, bagian yang saya senangi adalah “Nuwun Sewu”. Mengapa memilih bagian “Nuwun Sewu”? Karena pada bagian tersebut terdapat kritikan terhadap kejadian-kejadian aktual yang beredar di dalam masyarakat. Istilah “Nuwun Sewu” yang dalam Bahasa Indonesia berarti minta maaf menyiratkan bahwa pihak Solopos walaupun berani mengkritik tetapi tetap mengedepankan sikap permisi terhadap pihak yang dikritik. Hal tersebut mencerminkan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung nilai kesopanan dalam setiap kegiatannya.
Selain itu pada bagian “Nuwun Sewu” juga mengkritik suatu kejadian dengan cara yang unik. Kritikannya tidak langsung menyentil suatu peristiwa tetapi hanya berupa sindiran halus sehingga pihak yang dikritik tidak merasa tersinggung. Di sisi lain bagian “Nuwun Sewu” juga menghadirkan sisi humorisnya ketika suatu peristiwa dikritik dengan santai dan diplesetkan terhadap suatu ungkapan. Dengan begitu suatu kritikan tidak hanya tajam tetapi ada sisi humorisnya yang membuat pembaca akan penasaran untuk membacanya dan akan tertawa jika melihat sisi humornya.
Bagian “Nuwun Sewu” juga mengajarkan kepada masyarakat untuk bersikap kritis terhadap kejadian-kejadian di sekitar kita. Sehingga kita akan menjadi manusia yang peka dan aktif dalam menyuarakan perubahan jika suatu peristiwa tidak sesuai dengan kaidah yang seharusnya.
Selain bagian “Nuwun Sewu”, bagian lainnya yang menarik dari Solopos adalah bagian “ah tenane”. Dalam bagian tersebut, Solopos mengemas sebuah kejadian lucu menjadi humor yang berkualitas, humor yang kaya akan nasehat, dan humor yang dikemas secara ringan.
“ah tenane” yang diperankan oleh tom gembus, jon koplo, lady cempluk, dan gendhuk nicole ini juga dilengkapi gambar animasi yang seolah menambah kelucuan dari isi ceritanya. “ah tenane” juga memberikan wadah bagi masyarakat yang ingin mencurahkan kejadian-kejadian lucu yang pernah dialaminya ke dalam media cetak agar pengalaman tersebut dapat dijadikan pelajaran bagi pembacanya.
“ah tenane” seolah menjadi oasis bagi sebuah media cetak agar tidak selalu mengedepankan sisi keseriusan tetapi sisi humor juga diangkat sehingga pembaca tidak merasa bosan karena terus disuguhi berita-berita yang berat. “ah tenane” seolah menjadi pengobat kejenuhan kita dalam menghadapi rutinitas sehari-hari dengan humor yang tidak hanya lucu tetapi mengedepankan juga sisi pendidikannya.

#Soloensis

Apakah tulisan ini membantu ?

EDWIN SANDITAMA

saya adalah mahasiswa FKIP Bahasa Indonesia UNS 2015

View all posts

1 comment