Soloensis

Perbedaan Antara Afasia dan Disartria yang Harus Anda Ketahui

images - 2024-05-19T002757.885

Afasia dan disartria sama-sama berdampak pada komunikasi, namun berbeda dalam etiologi, gejala, dan terapinya. Oleh karena itu, membedakan diagnosis juga penting untuk penilaian dan intervensi.

Bagaimana Cara Membedakan Afasia dan Disartria?

Kunci untuk membedakan afasia dari disartria adalah memahami sifat-sifatnya yang berbeda, serta area yang terkena dampaknya. Afasia adalah gangguan pemrosesan bahasa, yang bisa mengganggu kemampuan memahami, merumuskan, dan mengungkapkan bahasa secara koheren. Gangguan ini memengaruhi kemampuan bicara dan pemahaman, sehingga menghadirkan masalah yang lebih luas pada bahasa itu sendiri. Individu dengan afasia juga mungkin memiliki mekanisme bicara yang utuh. 

Namun kesulitan dengan aspek bahasa, baik dalam menghasilkan ucapan yang koheren atau dalam memahami orang lain. Di sisi lain, disartria secara spesifik merupakan gangguan bicara motorik. Ini tidak melibatkan pemahaman bahasa atau defisit linguistik kognitif. Sebaliknya, penyakit ini ditandai dengan kesulitan fisik dalam berbicara karena gangguan kontrol ini terhadap otot-otot yang terlibat. 

Hal ini mengakibatkan ucapan menjadi tidak jelas, lambat, terlalu lembut, atau bahkan terlalu cepat, sehingga memengaruhi kejelasan ucapan. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk diagnosis yang akurat dan intervensi yang efektif, namun kita tahu bahwa perbedaan ini bisa jadi lebih rumit.

Apa itu Afasia?

Afasia ini sendiri adalah salah satu kelainan bahasa kompleks akibat kerusakan pada area otak yang bertanggung jawab untuk berbahasa. Ini juga mencakup berbagai macam kesulitan yang berkaitan dengan pemrosesan bahasa, baik dalam ekspresi maupun pemahaman. Afasia dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam hal berbicara, memahami orang lain, membaca, dan bahkan menulis. Tapi apa artinya juga dalam kehidupan Anda sehari-hari? Ini juga berbeda dengan kelainan lainnya. 

Kelainan ini bukan hanya mengenai kesulitan berbicara, namun afasia menantang inti dari cara kita menggunakan bahasa dalam aspek komunikasi. Namun, kondisi ini bisa terwujud dalam berbagai bentuk, mulai dari kesulitan mengingat kata-kata hingga kesulitan mengikuti ataupun berpartisipasi dalam percakapan, menafsirkan materi tertulis, dan mulai mengungkapkan pikiran melalui tulisan.

Apa Penyebab Afasia?

Afasia sering disebabkan stroke, dimana gangguan pasokan darah ke otak imenyebabkan kematian sel di area yang bertanggung jawab untuk bahasa. Penyebab lainnya termasuk cedera otak traumatis ini diakibatkan kecelakaan atau benturan, tumor otak ini juga dapat memengaruhi area pemrosesan pada bahasa, dan penyakit neurodegeneratif yang semakin mengganggu kemampuan berbahasa ini.

Apa itu Disartria?

Namun sebaliknya, disartria adalah salah satu jenis gangguan bicara motorik yang timbul dari adanya gangguan neurologis yang mempengaruhi otot-otot yang digunakan dalam berbicara. Kondisi ini juga ditandai dengan terganggunya kontrol dan koordinasi otot-otot tersebut sehingga ini menyebabkan kesulitan artikulasi, suara, resonansi, dan pernapasan saat berbicara. Berbeda dengan afasia, yang melibatkan masalah pada pemrosesan bahasa ini, disartria berasal dari produksi ucapan secara fisik. 

Penderita disartria ini sendiri mungkin memiliki ucapan yang terdengar tidak jelas, lambat, lembut, atau bahkan terputus-putus, dan mereka sering kali kesulitan dengan kejelasan dan alur bicara yang alami. Tingkat keparahan disartria juga dapat sangat bervariasi dalam beberapa hal, mulai kesulitan berbicara ringan hingga gangguan parah yang membuat ucapan hampir tidak dapat untuk dipahami.

Apa Penyebab Disartria?

Berbagai kondisi yang mempengaruhi sistem saraf dapat menyebabkan disartria. Ini adalah termasuk kecelakaan serebrovaskular, penyakit saraf degeneratif sama persis seperti penyakit Parkinson dan multiple sclerosis, dan kerusakan pada saraf tepi atau bagian otak yang terlibat dalam pengendalian bicara. Bisa terjadi akibat cedera otak traumatis atau infeksi yang mempengaruhi sistem saraf pusat.

Bagaimana Cara Terbaik untuk Mengobati Afasia vs Disartria?

Saat menangani pengobatan afasia dan disartria, ini penting untuk menyesuaikan intervensi dengan kebutuhan dan kemampuan spesifik setiap individu. Tujuannya juga adalah untuk memaksimalkan potensi komunikasi mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Kedua kondisi ini memerlukan pendekatan terapi yang berbeda ini, yang mencerminkan perbedaan penyebab dan manifestasinya.

Pengobatan Afasia:

  • Terapi Bahasa : Terapi wicara yang disesuaikan  untuk meningkatkan pengambilan kata, konstruksi kalimat, dan pemahaman bahasa.

  • Komunikasi Multimodal : Menggabungkan gerak tubuh, tulisan, dan alat bantu komunikasi untuk mendukung bahasa verbal.

  • Rehabilitasi Kognitif : Tugas terfokus untuk meningkatkan aspek kognitif terkait yang berdampak pada bahasa, seperti memori dan fungsi eksekutif.

Pengobatan Disartria:

  • Latihan Otot Bicara : Dirancang untuk memperkuat dan meningkatkan kontrol atas otot bicara, dengan fokus pada artikulasi yang lebih jelas dan kontrol suara yang lebih baik.

  • Pemanfaatan Teknologi Pendukung : Dalam kasus yang parah, perangkat penghasil suara atau aplikasi khusus dapat digunakan untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif.

  • Strategi Pidato Adaptif : Pelatihan dalam memodifikasi kecepatan bicara, volume, dan pernapasan untuk meningkatkan kejelasan dan kejelasan.

Demikian ulasan tentang Perbedaan Antara Afasia dan Disartria yang Harus Anda Ketahui seperti yang dilansir bandar togel, semoga bermanfaat.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment