Soloensis

Refleksi SUMPAH PEMUDA

Peristiwa sumpah pemuda bukanlah sekadar momentum penting yang diperingati lantas dilupakan begitu saja, melainkan lebih dari itu. Berkobar dengan semangat juang yang tinggi pemuda-pemudi tanah air dalam mengikhrarkan pengakuan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa mejadi bukti titik awal bangkitnya pemuda-pemudi di tanah pertiwi. Para pemuda dan tokoh pejuang di seluruh penjuru negeri menjadi peranan utama dalam peristiwa sumpah pemuda yang lahir dari hasil konggres pemuda. Hal tersebut membuktikan bahwasannya geliat pemuda di tahun itu mulai gerah demi melakukan perubahan. Soetomo, Ir. Soekarno, Syahrir, Tan malaka, Hos Cokro Aminoto, Ignatius Joseph Kasimo, Ismail Marzuki, Sam Ratulangi, Muh. Husni Thamrin, Wage Rudolf Supratman, Lambertus Nico Palar dan sebagainya adalah tokoh-tokoh muda yang menemukan kembali ke-Indonesiaan kita yang telah tercerai berai dan hilang tenggelam oleh sejarah penjajahan.

Di tengah hiruk pikuk bangsa Indonesia dalam memantapkan sistem demokrasi, peringatan Sumpah Pemuda merupakan suatu refleksi kritis atas perjalanan panjang sejarah bangsa ini. Bagaimana tidak, revolusi mental negeri ini pasca pemilihan presiden menjadi kelanjutan dalam membekali generasi muda agar mampu mengamalkan empat pilar penting sebagai warga Indonesia. Namun terkadang ironis dengan kondisi realitas sosial di negeri ini. Problematika ala pemuda masih banyak kita saksikan bak induk ayam kehilangan anaknya. Kacau, tumpah tindih, serta hanya mementingkan keadaan sesaat. Sebut saja Tawuran remaja atau antarsekolah, antarsuku, antaragama, rasa demokratis, pendidikan, dan tata krama yang semakin luntur. Hal tersebut tidak lain karena kurangnya pembekalan serta menanamkan rasa demoktratis, solidaritas, dan saling menghormati. Jauh berbeda dengan sudut pandang masa itu.

Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Pernyataan tersebut bisa kita terima, namun untuk refleksi sumpah pemuda ke depan tetap akan relevan seiring perkembangan jaman yang semakin tidak karuan. Ini adalah tugas kita, tugas para pendidik yang semata-mata berkewajiban mampu memberikan pembekalan bagi mereka. Bukankah masa depan suatu bangsa salah satunya di tangan para pemuda? Regenerasi itu jawabnya!

Hasil konggres pemuda I dan II yang diikuti Ikatan pelajar Indonesia telah jelas ditandaskan, bahwa di dalamnya dilakukan beberapa kali pidato tentang pentingnya Indonesia bersatu. Disampaikan pula tentang upaya-upaya memperkuat rasa persatuan yang harus tumbuh di atas kepentingan golongan, bahasa, dan agama. Selanjutnya, dibicarakan juga tentang kemungkinan bahasa dan kesusastraan Indonesia kelak di kemudian hari. Hingga pada akhirnya, hasil konggres ke-II memuat isi sumpah pemuda sebagai bukti bersatunya pemuda Indonesia sejak masa itu.
Sisi lain, pemerintah juga harus lebih menambah kegiatan atau pertemuan-pertemuan yang melibatkan pemuda. Komunitas pelajar, komunitas sosial atau sejenisnya. Seperti halnya Bela negara, implementasi pancasila, atau kegiatan-kegiatan lain yang seyogyanya mampu memberikan sumbangsih nilai kesadaran sebagai anak bangsa. Jikalau memang belum maksimal, paling tidak kita sudah berusaha membuat rel atau jalan menuju ke arah sana. Kita sudah terlalu banyak dijejali omongan-omongan yang menggiurkan, budaya barat, style, dan kehidupan glamor yang membuat pola pikir anak bangsa semakin terkikis perlahan. “di sini bukan di Sisilia, yang tradisinya harus curiga, di sini kan indonesia orangnya saling percaya, Kita orang yang paling Beradab karna kita slalu taat BerAgama,,Kata siapa? (slank, Virus) masih layakkah pernyataan itu, atau hanya sekadar dongeng atau pula bunga tidur di siang bolong.

Maka dari itu, sebagai negeri dengan kemajemukan yang beragam marilah kita jaga dan senantiasa lestarikan sebagai wujud apresiasi terhadap bangsa yang hakiki. Kita kenalkan sumpah pemuda kepada anak bangsa, sejarah, dan ideologi guna tercapainya refleksi sumpah pemuda di era masa kini dengan segudang dinamika kehidupan yang tidak karuan. Guna tercapinya tujuan bersama di atas kepentingan golongan.

Ruang Sastra Sukoharjo, Rumah Bahasa SMA Tawangsari ucapkan Selamat Hari Sumpah Pemuda dan BULAN BAHASA.
Maju! Dan terus melaju. Di dunia ini tidak ada hal yang sia-sia dari apa yang telah dikerjakan oleh makhluk yang bernama; MANUSIA.
-Toat Kurniawan

Apakah tulisan ini membantu ?

toatkurniawan

Maju! dan tetap melaju. Di dunia ini tidak ada hal yg sia-sia dari apa yang telah dikerjakan oleh makhluk yg bernama; MANUSIA.

-Toat Kurniawan

View all posts

Add comment