Soloensis

Merajud Keberagaman, Mewujudkan Keindahan, Di Kampungku

spring-gardening-flat-composition-with-faceless-characters-gardeners-with-digging-instruments-outdoor-garden-landscape_1284-58962
Gambar: Freepik

     Indonesia adalah bangsa yang beragam. Berbagai suku, ras, budaya, agama membentang dari Sabang hingga Merauke dari dulu hingga kini sudah kita ketahui. Dengan berbagai keragaman yang kita punya, semestinya bukan menjadi kendala lagi dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan semboyan yang terdapat di pita kaki Lambang Negara, Garuda Pancasila berbunyi “ Bhineka Tunggal Ika “, yang berarti meski berbeda tetap satu jua menunjukkan jauh hari  para pendiri bangsa ini sudah meletakkan landasan bagi masyarakat unt tetap bersatu meski terdapat banyak keberagaman dan perbedaan. Harusnya  hal yang tak diinginkan bersama , yang timbul dari keberagaman tak terjadi dan tak muncul lagi.

     Namun, apa yang diharapkan tak sesuai kenyataan. Banyak terjadi gesekan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara karena adanya keberagaman. Entah perbedaan kelompok, suku, agama ataupun budaya. Perpecahan sering terjadi, masing-masing kelompok membela kelompoknya dan menganggap yang lain tidak benar bahkan tak berarti. Hal ini akan menganggu kehidupan bermasyarakat. Menjadikan kehidupan tak tenang karena permasalah yang timbul dan akhirnya, yang menjadi cita-cita dan tujuan bersama tak akan tercapai karena energi habis untuk berkelahi.

     Hal itulah yang semestinya kita hindari, kita jadikan keberagaman, entah itu perbedaan suku, ras, agama, budaya sebagai modal untuk menunjukkan bahwa masyarakat serta bangsa Indonesia, merupakan bangsa yang kuat,  bangsa yang tangguh, bisa disejajar dengan bangsa lain , bisa  berbicara banyak di kancah dunia.

     Tinggal bagaimana langkah atau cara bangsa ini, untuk mengambil atau menjadikan keberagaman sebagai satu kekuatan bukan potensi perpecahan.

      Menurut M. Ridwan, dkk., dalam bukunya ISBD ( Ilmu Sosial Budaya Dasar ), keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang memiliki banyak perbedaan dalam berbagai bidang, suku bangsa, ras, agama, keyakinan, idiologi politik, sosial ekonomi.

   Memahami faktor, unsur, bentuk keberagaman perlu, karena masyarakat hidup berdampingan sehingga dengan memahami hal di atas bisa menjadi landasan kita untuk hidup bermasyarakat dan sebagai cara untuk mencegah adanya perpecahan di tengah keberagaman

      Adapun faktor keberagaman adalah kepribadian , lebih cenderung kepada sifat individu unt mencapai tujuan; faktor Pendidikan, faktor yang terkait dengan nilai internal manusia unt membangun masa depan;faktor kebudayaan, terkait dengan nilai pengetahuan dan teknologi; faktor politik, faktor perbedaan keyakinan politik.

     Unsur keberagaman , suku bangsa dan ras, perbedaan suku bangsa dan ras banyak ditemukan diberbagai wilayah Indonesia,agama dan keyakinan; ada 6 agama yang resmi telah diakui Pemerintah; Sosial politik, keberagaman pilihan politik juga mempengaruhi kehidupan; tata krama , akan membentuk norma yang dijunjung dan dihormati masing-masing suku.

      Adapun bentuk keberagaman , keberagaman suku, Di Indonesia terdapat 1.340 suku bangsa dari berbagai daerah; keberagaman Agama, Indonesia mengakui ada berbagai agama , Islam, Kristen Katolik, Budha, Hindu serta Khong hucu. Keberagaman ras, ada beberapa ras yang tersebar di Indonesia, berdasar ciri fisik dan asal-usul Geografis.Berdasar anggota golongan, status sosial, jabatan, Pendidikan.

Adanya keberagaman mempunyai nilai di masyarakat. Baik yang positif maupun nilai negatif.

     Indonesia menjadi bangsa yang kaya dengan berbagai macam keberagaman, individu, agama, sosial, budaya, suku bangsa dan lain-lain. Dengan keberagaman, setiap individu atau kelompok  memiliki ciri khas tertentu yang menyebabkan setiap individu dan kelompok punya karakter yang kuat dan tahan uji jika ada terpaan dari luar

     Interaksi Masyarakat berjalan dinamis, karena membuka peluang saling mempengaruhi atas nama keberagaman yang ada, Keberagaman  membuat kehidupan lebih berwarna, tidak monoton karena kehidupan selalu berkembang, salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan, adalah keberagaman.

     Budaya Indonesia beragam, terkadang budaya juga terbuka mengalami perkembangan karena keberagaman. Hal ini  mendorong mengembangkan inovasi budaya sebagai salah satu daya tarik wisatawan asing untuk ke Indonesia akan  meningkatkan ekonomi negara .

     Dampak negatif keberagaman, dengan adanya keberagaman,muncul banyak persaingan karena ada banyak perbedaan baik persaingan antara individu  atau kelompok yang setiap kelompok atau individu pasti akan menonjolkan ciri kelompok atau individu dan biasanya  merasa unggul dari kelompok lain.

      Hal tersebut akan juga memunculkan fanatisme kelompok.Menganggap kelompoknya paling baik sedang kelompok lain di bawah kelompoknya bahkan bisa saja terjadi saling menjelekkan . Karena terjadi perbedaan individu dan kelompok yang menumpuk dan tak ada penyelesaian ,  berpotensi  menimbulkan perpecahan yang mengarah ke konflik yang lebih besar sehingga  mengganggu proses pembangun dan akan berpengaruh pada pencapaian tujuan.

     Keberagaman bisa juga memunculkan adanya deskriminasi antara kelompok mayoritas dengan  kelompok minoritas. Karena kelompok mayoritas merasa besar dan kuat untuk berbuat semena-mena dan timbul arogansi pada kelompok kecil. Muncul sifat etnosentris yang berlebihan, sulit mewujudkan persatuan dan kesatuan.

     Keberagaman akan berjalan dengan baik kalau ada toleransi yang dibina dan ditumbuhkan serta dirawat di antara masyarakat sehingga keberagaman tidak menjadikan perpecahan tapi menjadi satu pondasi untuk mempererat kesatuan dan membina kerukunan.

     Toleransi adalah sikap saling menghargai, menghormati, dan menerima perbedaan antara individu dan kelompok dalam hal keyakinan, pendapat atau kepercayaan. Toleransi adalah sikap yang mengacu pada sikap yang tidak memaksakan kehendak, tidak mencela, tidak merendahkan orang lain karena perbedaan yang ada.

     Adapun tujuan toleransi, menciptakan kerukunan sosial, meningkatkan pemahaman antar individu atau kelompok, mendorong dialog dan komunikasi yang konstruktif, membangun keadilan dan kesetaraan, menciptakan lingkungan yang inklusif.

     Unsur toleransi memberikan kebebasan atau kemerdekaan, mengakui hak setiap orang, menghormati keyakinan orang lain, saling mengerti.

     Kampung, bagian dari kota  madya, bagian dari propinsi maupun negara yang warga masyarakatnya beragam tak bisa dipungkiri.

     Kampungku, sebuah kampung di pinggir utara Surakarta pada dasarnya sama seperti kampung lainnya yang masyarakatnya seperti masyarakat  yang ada di Indonesia. Banyak keberagaman yang terjadi, keberagaman agama, individu, sosial, ekonomi dll, yang jika tidak berhati-hati atau tidak bisa mengendalikan diri akan terjadi gesekan yang menimbulkan perpecahan.

     Agama yang dianut warga  di kampungku, agama yang ditetapkan dan diakui Pemerintah. Ada yang beragama Islam, Kristen juga Katolik, keberagaman individu lebih ke berbagai sifat yang dimiliki individu unt mencapai tujuan hidupnya. Ada warga yang bersifat pekerja keras untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan rumah tangganya, ada juga yang standar tercukupi kebutuhan dasarnya hingga lebih santai menjalani hidup. Tingkat Pendidikan warga pun juga beragam. Keberagaman pendidikan , ada yang tamat SMA, rata-rata. Sebagian kecil lulus Sarjana. Ekonomi warga juga menunjukkan keberagaman, mata pencaharian rata-rata swasta, usaha mandiri di berbagai bidang serta sebagian menjadi pegawai.

     Dengan keberagaman tersebut masing-masing individu harus mempunyai sifat saling menghargai dan menghormati serta memahami satu dengan yang lain agar terjadi kerukunan yang menjadi dambaan semua orang.

      Dulu, pada tahun 2019 s.d. 2021 di masa corona mendera Indonesia, merajang kehidupan di segala bidang hingga menjadi serpihan-serpihan,  semua lapisan masyarakat terdampak.  Kesehatan, perekonomi, serta kehidupan sosial poranda digempur corona. Tatanan Masyarakat seketika berubah.Masyarakat Indonesia yang nota bene suka berkumpul entah hanya saling bertandang mempererat persahabatan atau dalam lingkungan kerja atau tetangga, seketika dibatasi dengan tujuan untuk mengantisipasi berkumpulnya warga yang disitu bisa saja tempat terjadinya penyebaran virus corona. Pemerintah, masyarakat berjibaku untuk menyelesaikan masa Corona sesegera mungkin.

     Pemerintah, sebagai pemangku kebijakan, menetapkan aturan agar corona segera selesai, dengan pembantasan mobilitas Masyarakat agar tidak terjadi kerumunan sebagai usaha untuk memutus tali penyebaran,sampai memberi vaksin untuk lebih menjaga imun tiap orang agar tidak terjangkit Corona dengan anggaran yang begitu besar .

     Aturan yang ditetapkan di masyarakat, harus cuci tangan, tidak boleh menyelenggarakan kegiatan yang menciptakan kerumunan maupun  harus pakai masker dan tidak boleh bersalaman.

      Semua kehidupan lumpuh, warga banyak yang tumbang, bahkan garda terdepan pahlawan di masa Covid, relawan di bidang kesehatan berguguran. Pada saat itu, masyarakat terteror baik fisik maupun mentalnya, yang bila dibiarkan akan lebih banyak korban yang bertumbangan.

     Tak ayal lagi, setiap individu berharap agar musibah ini segera berlalu, begitu juga di kampungku, yang nota bene masyarakat beragam dengan berbagai kemajemukan. Mereka tanggalkan kepentingan individu yang terkait dengan keberagaman, mereka tinggalkan ego masing-masing untuk berpadu dalam menyerbu dan memberangus Covid dari muka bumi ini.

     Dengan cara mematuhi segala ketetapan dan kebijakan Pemerintah yang terkait dengan Covid, seperti mematuhi aturan WFH, WFO, mobilitas dikurangi, sebanyak mungkin cuci tangan, pakai masker sampai melaksanakan vaksin yang telah terjadwal dan ditetapkan . Dengan satu tujuan dan harapan kasus corona segera selesai.

     Di Kampungku juga melakukan berbagai kegiatan yang merespon kebijakan  yang ditetapkan, termasuk terselenggaranya  penyemprotan  masal di setiap rumah penduduk tanpa kecuali. Dengan jadwal tetap, dua kali dalam satu minggu. Setiap hari Selasa, sore hari pada pukul 16.00 dengan asumsi warga yang pulang kerja sudah di rumah dan pada hari  Minggu pagi saat Sebagian warga libur kerja pada jam 09.00 .

     Warga berjibaku melaksanakan program penyemprotan masal di setiap rumah warga. Sebelum kegiatan dilakukan , butuh persiapan yang matang. Persiapan bahan desinfektan untuk penyemprotan dalam waktu yang lama atau jangka panjang, pastilah butuh bahan yang tidak sedikit. Hal tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan desinfektan ke Balai Kota. Agar pemenuhan bahan tersebut cepat dipenuhi  menugaskan salah satu warga yang mempunyai akses ke sana. Mesin Penyemprotan diadakan dengan membeli anggaran yang digunakan dari Kas RT atau iuran warga seikhlasnya. Pembuatan jadwal penyemprotan dan jadwal petugas hampir tak ada kendala yang berarti. Jadwal penyemprotan 2 kali dalam satu minggu, sedang petugas Warga, Bapak-Bapak anggota RT yang bersedia tanpa terkecuali untuk ikut ambil bagian demi tujuan bersama.

      Pada setiap jadwal kegiatan, Bapak-bapak mulai mencampur larutan desinfektan yang akan dipakai untuk bahan menyemprot. Menyiapkan peralatan penyemprotan, petugas berdatangan dengan riang dan suka hati. Mulaialah pergerakan Pasukan pembasmi virus bergerak, menelusuri gang-gang kampung hingga ke rumah penduduk. Mereka dengan sigap laksana Pasukan siap tempur siap menggempur virus yang tak terlihat namun dampaknya nyata terpapar di hadapan kita. Warga sudah menutup pintu, jendela rumah masing-masing sebelum Pasukan tiba. Pasukan mengarahkan penyemprotan ke pintu, jendela, pagar, juga selokan  warga tanpa pembeda semua terbagi rata. Tampak pasukan, bersemangat, suasana heroik tercipta tanpa sengaja .

      Penyedia konsumsi, beberapa Ibu yang diberi kepercayaan untuk menghidangkan konsumsi ala kadarnya sehingga setelah pekerjaan selesai atau sebelum mulai bisa tersajikan. Mereka semua bekerja masih tetap mengindahkan dan mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan.

      Semua itu dilakukan dengan harapan segera keluar dari situasi ini dan bisa normal kembali. Yang kerja bisa  efektif masuk kantor, yang sekolah bisa dengan efektif menuntut ilmu. Yang senang bersilaturahmi juga bisa beranjang sana lagi dengan sanak saudara.

     Bagi warga yang terpapar covid, didata untuk dilaporkan ke Pengurus RT. Kemudian ditindak lanjuti dengan melapor ke Puskesmas terdekat dan akan dipantau terus sejauh mana pasien tersebut terpapar virus, termasuk kasus ringan atau perlu rujukan untuk  dibawa ke RS.

      Jika warga yang terpapar mengalami kasus ringan, diwajibkan untuk tetap tinggal di rumah dengan pantauan dari Puskesmas. Untuk menyediakan asupan makanan karena yang bersangkutan tak boleh ke luar,Program kebijakan dari Kelurahan, ” Jogo Tonggo “, yang berarti saling menjaga antar tetangga, berjalan dan berlanjut dengan baik. Hal ini, ternyata efektif dan bermanfaat untuk memutus rantai penyebaran covid. Bagi warga yang terpapar, diberikan suplay makanan yang anggarannya diambilkan dari kas “ Jogo Tonggo “yang dikelola warga. Bantuan  berupa sayuran mentah, maupun masakan matang. Hal ini sangat membantu warga yang tidak boleh ke mana-mana sampai sembuh betul seiring dengan membaiknya kondisi kesehatannya untuk jangka waktu berhari-hari.Masyarakat lain dengan suka rela menyumbang kas “ Jogo Tonggo “, ada pula yang memberi bahan mentah berupa  sayur mayur ataupun berujud tenaga untuk memasak.

     Mereka menanggalkan kemajemukan dan baju keberagaman masing-masing. Mereka melebur jadi satu dari agama, individu, sosial, ekonomi yang berbeda untuk memerangi Corona.Dengan satu harapan Corona hilang. Segera berbenah meninggalkan keterpurukan, menyongsong harapan.

     Betapa indahnya jika keberagaman menyatu dalam kerukunan tanpa menonjolkan perbedaan. Hingga kerukunan akan mengenyahkan berbagai permasalahan segenting apapun hingga masyarakat kembali normal dan tujuan bersama akan tercapai tanpa adanya permasalahan dan permusuhan.

 

Identitas penulis :

Nama Penulis :  Ari Priharyati

Asal sekolah : SMA Negeri 1 Mojolaban

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment