Soloensis

Ramadan Menjadi Jembatan Antar Agama

toleransi

Ramadan, bulan suci bagi umat Islam, bukan hanya sebuah momen penting bagi umat Islam untuk meningkatkan dan mendalami spiritualitas mereka, tapi juga menjadi kesempatan yang berharga untuk memperkuat toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Negara yang kita tinggali ini, Indonesia, merupakan negara dengan kekayaan budaya dan warisan sejarahnya yang luar biasa, menjadi rumah bagi beragam agama, kepercayaan dan tradisi spiritual. Keberagaman Indonesia tercermin dalam perbedaan agama yang ada, Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu, serta perbedaan keyakinan ajaran ritual dan tradisi yang dijalankan oleh umat masing-masing agama. Meskipun berbeda, umat beragama di Indonesia hidup berdampingan secara harmonis dan saling menghormati. Keberagaman agama yang ada di Indonesia ini menjadi lebih berwarna pada bulan ramadan tahun ini. Hal yang menarik ini dimulai dari adanya tradisi berburu takjil, adanya persaingan berburu takjil antar umat beragama tidak menjadikan keberagaman ini menjadi meyusut keharmonisanya namun sebaliknya, persaingan berburu takjil menguatkan kerukunan antar umat beragama. Berawal dari unggahan video dari salah satu umat Islam di media sosial yang mengatakan bahwa ketika umat Islam mencari takjil menjelang berbuka banyak yang sudah habis terjual. Umat selain Islam memulai berburu takjil pukul tiga sore sedangkan pada jam itu umat Islam sedang lemas-lemasnya berpuasa, begitu katanya. Hal ini tidak menjadikan umat non muslim marah atau merasa tidak dihargai, justru umat non muslim menjadikan ini sebagai sebuah kesempatan untuk menghabiskan takjil sebelum umat Islam keluar membeli takjil. Tentu hal ini adalah sebuah bercandaan antar umat beragama. Banyak pula pendeta dan pastor yang terlihat di media sosial mengangkat hal ini dalam khutbahnya, walaupun kita bersaudara tapi urusan takjil, kita nomor satu, begitu kira-kira ucapnya. Dari persaingan perburuan takjil ini kemudian banyak muncul pengetahuan tentang praktek peribadatan agama yang mungkin tidak banyak orang selain yang menganut agama tersebut ketahui. Seperti halnya di media sosial banyak umat Islam yang selalu kalah dalam persaingan perburuan takjil ini ingin membalas dengan menghabiskan telur-telur sehingga umat Katolik tidak bisa merayakan paskah dengan telur. Ada pula pembalasan berupa menebang pohon-pohon palma sehingga umat Katolik tidak bisa beribadah dengan daun palma. Hal ini menarik, karena saat ini sedikit dari masyarakat Indonesia yang mengetahui tentang pelaksanaan peribadatan agama selain dari agama yang dianutnya, sehingga hal seperti ini membuat banyak orang mengaku mendapatkan ilmu baru tentang praktek ibadah agama lain. Inilah yang membuat Ramadan tahun ini menjadi jembatan antar umat beragama. Ramadan menjembatani umat antar agama bersatu, mengetahui dan memahami satu sama lain, dan menjadikanya lebih rukun. Hal seperti ini bukan mengurangi keharmonisan namun justru membuat warna baru yang indah antar agama. Membuat persaudaraan dan toleransi meningkat. Banyak orang yang mengaku terharu akan adanya persaingan perburuan takjil dan persaingan lain yang terjadi ini. Indonesia dengan berbagai agama yang ada menjadi rukun. Banyak juga warga Indonesia yang saat ini tinggal di luar negeri mengaku iri dengan apa yang terjadi di Indonesia pada bulan Ramadan tahun ini. Karena hal seperti ini, keharmonisan antar agama meningkat dan hal perburuan takjil ini tidak terjadi di negara yang saat ini mereka tinggali. Dengan demikian, Ramadan bukan hanya merupakan waktu yang istimewa bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai agama. Nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, dan kerukunan yang dipromosikan oleh Ramadan dapat merangkul semua umat beragama, memperkuat ikatan persaudaraan, dan menginspirasi upaya bersama dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif. Sehingga, Ramadan bukan hanya menjadi perayaan bagi umat Islam, tetapi juga sebuah momentum untuk merayakan keberagaman agama yang menjadi kekayaan Indonesia. Harapan dari penulis bahwa hal indah antar agama seperti ini semoga selalu ada, tidak hanya dalam bulan Ramadan dan hal berburu takjil namun juga pada setiap dan sepanjang waktu, sehingga dapat menjadikan masyarakat Indonesia ini tidak lagi terpecah karena perbedaaan tertentu.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment