Soloensis

Kerusakan Ekosistem Sumber Daya Hayati

Daerah pesisir merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak masalah khususnya masalah di bidang kesehatan masyarakat. Penelitian ini di laksanakan di Bagan Deli Sumatera Utara yang termasuk sebagai salah satu daerah pesisir di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang dilakukan melalui observasi lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwan masalah kesehatan  masyarakat yang terjadi di Bagan Deli Ujung Tanjung 1 ialah masalah lingkungan, gangguan kesehatan dan perilaku sosial.

Banyak masyarakat berfikir bahwa laut merupakan tempat yang ideal untuk membuang sampah. Laut yang diperkirakan mampu menghancurkan atau melarutkan setiap bahan-bahan  yang dibuang kepermukaan laut dapat terlarut. Faktanya, laut merupakan suatu sistem ekologis yang mempunyai kemampuan daya urai yang terbatas. Sehingga laut nan biru dan indah berubah menjadi hitam dan terlihat banyaknya sampah dipinggiran laut.

Data terbaru Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengenai sampah plastik yang mencemari lautan Indonesia mencapai 1,29 juta metrik per ton (M/T). plastik yang ditemukan dipinggiran laut seperti kantong belanja, botol minuman, kemasan produk dan lain-lain. Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa sampah berbahan dasar plastik sulit untuk diuraikan. Bumi membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk mengurai satu produk sampah.

Dikutip dari Kompas.Com (BBC.Com) sampah plastik khususnya dalam bentuk kantong, membutuhkan waktu 20 hingga 1000 tahun untuk akhirnya dapat terurai. Sampah plastik yang terjebak dilapisan dan perairan banyak menimbulkan kekacauan. Kekacauan itu mulai dari kemampuan daya resap tanah dan aliran air terganggu. Hal ini sangat membahayakan linkungan. Dan hal ini sangat berkaitan dengan semakin meningkatnya kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan menghasilkan produk sisa (limbah) yang dapat menjadi bahan pencemar (polutan). Serta dapat menyebabkan masalah pada lingkungan dan masalah kesehatan masyarakat khususnya masyarakat pesisir dan laut (Supriharyono, 2002 : Misran, 2002). 

Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks dan berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan. Masalah kesehatan yang terjadi pada beberapa bulan terakhir 2019 yang terjadi di daerah Bagan Deli Ujung Tanjung 1 ialah masalah gangguan kesehatan seperti batuk, pilek, dan demam. Demikian pula pemecahannya masalah kesehatan masyarakat tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat-sakit”.

Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Hendrik L. Blum seorang pakar di bidang kedokteran pencegahan mengatakan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat hal yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik (keturunan) (Nato Atmodjo, 2011). Faktor-faktor ini mempengaruhi kelangsungan kesehatan satu sama lainnya. Status kesehatan dapat tercapai secara optimal jika keempat faktor ini saling berkontribusi. Jika salah satu faktor saja dalam keadaan terganggu (tidak optimal) maka status kesehatan dapat tergeser kearah bawah keadaan optimal (Sadruji, 2006). 

Masyarakat yang tinggal didaerah pesisir mempunyai karakteristik tersendiri. Menurut Kusnadi (2006) (jurnal.usu.com) mayrakat pesisir pantai secara umum merupakan nelayan tradisonal dengan gaji pas-pasan dan tergolong keluarga miskin yang disebabkan oleh faktor ilmiah yaitu semata-mata bergantung pada hasil tangkapan yang bersifat musiman. Serta faktor non alamiah berupa keterbatasan teknologi alat pengankap ikan, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan keluarga. 

Pendapatan yang rendah membuat sebagian anak di Bagan Deli Ujung Tanjung 1 ada yang tidak tamat Sekolah Dasar. Terkadang anak-anak tersebut ikut pergi berlayar, karena itulah yang membuat mereka putus sekolah. Ada juga sebagian anak yang tamat SMP, SMA, dan bahkan ada juga yang masuk perguruan tinggi. Rendahnya pendapatan keluarga berdampak pada ketersediaan pangan keluarga, dan ketersediaan rumah yang layak dan sehat. 

Rumah bagi nelayan merupakan tempat persinggahan, dimana hampir seluruh hidupya berada di laut. Sehingga kepedulian terhadap rumah yang sehat dinilai relatif rendah. Sama halnya seperti kebiasaan buang air besar. Sebagian besar masyarakat membuang air besar di lubang kayu yang jatuh dibawah rumah mereka dan akan hilang atau hanyut apabila hujan turun dan jika terjadi banjir.

Menurut Notoatmodjo (2006) mengatakan bahwa faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan, yaitu  self concept, yaitu kepuasan atau ketidak puasan yang dirasakan oleh seorang individu, dan image kelompok, yaitu presepsi kelompok dalam suatu masyarakat terhadap perilaku kesehatan akan dicontoh atau akan didikuti oleh anggota masyarakat lainnya.

Adapun mitos yang beredar didaerah tersebut. Mitosnya ialah jika wanita menaiki sampan atau kapal maka akan mengurangi hasil tangkapan ikan dan rezeki mereka. Sehingga wanita tidak boleh menaiki sampan atau kapal. 

Di daerah Bagan Deli Ujung Tanjung 1 ketika air pasang maka akan terjadi  banjir sampai memasuki rumah-rumah mereka. Masyarakat mengharapkan pemerintah untuk meninggikan jalan kerumah mereka. Karena minimnya tingkat pendidikan mereka membuat mereka kurang mempunyai pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan, mereka juga berharap pemerintah menyediakan tempat pembuangan sampah akhir di daerah pesisir Bagan Deli Ujung Tanjung 1. Masyarakat berharap pemerintah untuk menindak lanjuti pabrik-pabrik yang membuang limbah ke perairan laut yang mmenyebabkan banyak ikan bermatian dan mengurangi hasil tangkapan ikan mereka. Dan berharap pemerintah melakukan sosialisasi mengenai kesehatan masyarakat khususnya pada masyarakat pesisir.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Vivi Chairani

    Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

    View all posts

    Add comment