Soloensis

Ketika Toleransi Makin Menemukan Momentumnya di Bulan Ramadan

group-people-from-different-races_52683-14984 (2)
Gambar: Freepik

      “Tolerare”, sebuah kata dalam bahasa Latin yang berarti “membiarkan”. Kita membiarkan orang lain beribadah sesuai keyakinannya, itu toleransi namanya. Orang lain membiarkan kita beribadah sesuai keyakinan kita, itu juga toleransi namanya. Nah, di bulan Ramadan 1445 Hijriyah ini toleransi justru makin menemukan momentumnya. Betapa tidak?

      Di Bali, misalnya. Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 jatuh pada Selasa-Rabu, 11-12 Maret 2024. Pada saat bersamaan, umat Muslim di Pulau Dewata melaksanakan ibadah puasa Ramadan hari pertama, Rabu (12/3/2024), di mana pada malam sebelumnya umat Muslim melaksanakan salat Tarawih.

      Karena masih dalam suasana Nyepi, maka umat Muslim melaksanakan salat Tarawih di rumah masing-masing. Kalau pun ada yang berjemaah di musala atau masjid, salat Tarawih berlangsung tanpa pengeras suara dan tanpa lampu penerangan seperti biasanya yang terang-benderang,tapi hanya secukupnya saja.

      Di pihak lain, umat Muslim di Bali melaksanakan salat Tarawih berjemaah di musala-musala dan masjid-masjid.

Di Jakarta

      Di Jakarta, Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga atau Katedral Jakarta menggelar misa Jumat Agung atau ibadat Jumat Agung pada Jumat (29/3/2034). Ritual tersebut merupakan kegiatan ibadah menyambut Minggu Paskah yang diperingati pada hari Minggu (31/3/2024).

      Kegiatan ibadat Jumat Agung di Gereja Katedral Jakarta ini bersamaan waktunya dengan pelaksanaan salat Jumat umat Muslim di Masjid Istiqlal. Lokasi Gereja Katedral Jakarta berdekatan dengan Masjid Istiqlal. Keduanya sama-sama terletak di kawasan Gambir, Jakarta Pusat. Jaraknya hanya sepelemparan batu.

      Setiap Idul Fitri atau Idul Adha, Gereja Katedral Jakarta menyediakan halamannya untuk tempat parkir kendaraan umat Muslim yang salat Ied di Masjid Istiqlal.

      Sebaliknya, setiap Hari Raya Natal, Masjid Istiqlal menyediakan lahan parkirnya untuk parkir kendaraan umat Kristiani yang merayakan Natal di Geraja Katedral Jakarta.

Di Solo

      Di Kota Surakarta atau Solo, Jawa Tengah, perayaan Paskah juga berlangsung semarak di gereja-gereja di tengah umat Muslim yang melaksanakan salat Tarawih di musala-musala atau masjid-masjid yang tak jauh dari gereja yang sedang menggelar misa Paskah.

      Sejumlah gereja di Solo yang menggelar misa Paskah antara lain Gereja St. Antonius Padua Purbayan, Gereja Santa Perawan Maria Regina Purbowardayan, Gereja Santo Paulus Kleco, Gereja Santo Petrus Purwosari, Gereja San Inigo Dirjodipuran, dan Gereja Santo Aloysius Mojosongo.

      Kamis (28/3/2024) merupakan hari pertama dalam rangkaian Tri Hari Suci Paskah 2024 bagi umat Katolik di Solo. Tri Hari Suci sendiri diartikan sebagai tiga hari penting sebelum Paskah. Tiga hari yang dimaksud adalah Kamis Putih, Jumat Agung dan Vigili Paskah/Sabtu Suci.

      Ada yang unik di Paroki Santa Perawan Maria Regina Purbowardayan, Solo, saat peringatan Paskah, Sabtu (30/3/2024) sore. Dikutip dari sebuah media, ribuan umat Nasrani memadati area dalam serta tenda-tenda yang dibangun panitia Paskah di luar gereja.

      Sekali lagi, ada yang unik di gereja yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Tegalharjo, Kecamatan Jebres, Solo, ini. Di mana pada misa malam Paskah pertama dirayakan dengan adat Jawa kental. Misa diselenggarakan menggunakan bahasa Jawa krama Inggil, mulai awal hingga akhir.

      Misa dipimpin oleh Pastor Paroki Santa Perawan Maria Regina Purbowardayan Romo Yosef Supriyanto Pr sekitar pukul 17.00.

      Nuansa adat Jawa semakin terasa kental ketika paduan suara yang mengiringi ibadah juga menggunakan lagu-lagu rohani yang telah diaransemen menggunakan langgam Jawa. Di sinilah telah terjadi sublimasi dan asimilasi antara budaya Jawa dan agama Kristiani yang pada mulanya dibawa kaum misionaris dari Eropa. Ini juga bentuk dari toleransi.

      Dengan adanya toleransi, maka baik perayaan Hari Raya Nyepi oleh umat Hindu maupun salat Tarawih perdana oleh umat Muslim di Bali sama-sama berlangsung damai, aman, lancar, dan tanpa hambatan apalagi gesekan antar-umat beragama.

     Begitu pun pelaksanaan salat Jumat di Masjid Istiqlal oleh umat Muslim yang bersamaan waktunya dengan misa Jumat Agung umat Kristiani di Gereja Katedral Jakarta sama-sama berlangsung damai, aman, lancar dan tanpa hambatan atau bahkan gesekan antar-umat beragama.

      Idem ditto, perayaan Paskah di gereja-gereja Kota Surakarta atau Solo yang berlangsung damai, aman, lancar dan tak ada hambatan atau gesekan dengan umat Muslim yang menjalankan salat Tarawih.

Semua itu terjadi karena masing-masing umat beragama sudah sadar akan pentingnya toleransi.

 

Tulisan 1

Endah Suciati, S.Pd., M.Pd.

SMPN 10 Surakarta 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment