Soloensis

Intoleransi Antar Umat Beragama

illustration-concept-with-angry-person-crowd_23-2148391763
Sumber: Freepik

Intoleransi agama adalah sikap atau perilaku diskriminatif yang dilakukan terhadap kelompok agama tertentu. Intoleransi agama dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti kekerasan fisik, pengusiran, perlakuan, dan perlakuan dalam akses ke layanan publik atau pekerjaan. Dan saya akan membagikan pengalaman pribadi saya tentang kekerasan fisik karena berbeda keyakinan.

Saya duduk dibangku kelas 1 Sekolah Dasar pada tahun 2017. Pada saat itu saya masih bersekolah di Pemalang, dan saya pindah ke Solo pada tahun 2018 pada saat saya masih duduk di kelas 2 Sekolah Dasar. Saat itu saya bersama 1 orang teman saya adalah anak baru yang baru saja masuk di Sekolah Dasar itu. Saya mengenal beberapa teman yang bisa dibilang akrab dengan saya, tapi saat itu saya berkenalan dengan salah satu teman saya (laki-laki) dan dia juga berbeda keyakinan dengan saya. Dari awal kita berkenalan dia belum tau apa keyakinan yang saya anut, tapi setelah dia tau dia mulai menjauhi saya karena dia tidak suka dengan keyakinan yang saya anut saat ini.

Dan dari sinilah konflik ini bermulai. Karena dia tidak suka dengan keyakinan yang saya anut saya pun menjelaskan, jika keyakinan yang dianut semua orang adalah keyakinan yang baik dan tidak ada yang salah. Karena saya berkata hal itu, dia pun memukul saya dibagian punggung saya. Dan yang saya lakukan adalah jaga jarak dengan dia. Sebenarnya saya tidak mau menceritakan kejadian yang saya alami itu kepada siapapun, tapi ulah yang dia lakukan semakin menjadi-jadi yaitu dia membully saya dengan kata-kata kasar dan lain sebagainya. Karena ulahnya semakin menjadi-jadi saya melaporkan hal itu kepada ayah saya dan wali kelas saya, dan setelah saya laporkan dia pun dinasehati oleh wali kelas saya dan ayah saya.

Sebenarnya saat itu saya menjadi takut untuk masuk sekolah, tapi karena itu adalah minggu pertama saya bersekolah di situ saya pun memberanikan diri untuk masuk sekolah. Sebenarnya saya takut jika teman saya itu akan marah kepada saya karena saya melaporkan hal itu kepada ayah dan guru saya, tetapi ternyata dugaan saya salah dia justru takut pada saya. Dari saat itu hubungan pertemanan kita semakin membaik, dari dulu yang dia tidak suka dengan agama saya dia perlahan-lahan mulai terbiasa dan mau menerima agama yang dimiliki setiap orang. Dan saat ini dia menjadi anak yang baik, sopan dan berbakti.

Jadi kita tidak boleh membenci agama apapun yang dianut oleh orang lain, dan jangan menganggap jika agama orang lain adalah ajaran yang salah. Serta belajarlah menerima agama yang diyakini oleh orang lain. Dan jangan melakukan pembullyan terhadap siapapun baik itu karena berbeda keyakinan atau hal-hal yang lain.

 

Nama              : Adiva Meirvel Graceilla

Sekolah           : SMPN 5 Srakarta

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment