Soloensis

Semua Ada Prosesnya

level-up-illustration_23-2150145990

     Maaf, bukannya saya sombong tapi teman-teman saya menganggap saya pintar dan menjadi murid kesayangan guru. Jadi teman-teman saya merasa tidak mendapat kasih sayang yang adil dari guru. Padahal, saya tidak merasa begitu. Menurut saya kita semua itu sama walaupun ada perbedaan dari banyak segi hal. Mungkin hal seperti itu banyak dirasakan oleh pelajar lainnya dan mungkin saya juga pernah merasa begitu. Tetapi kita tidak boleh berpikir seperti itu. 

 

     Kita harus menghargai dan menghormati apa yang sudah diperoleh orang lain,karena semua hal itu pasti membutuhkan proses. Sebelum dapat Rp.10.000 pasti harus dapat Rp.1.00,00 dahulukan, jadi semuanya harus dimulai dari yang kecil ke besar atau rendah ke tinggi.

 

     Seperti contohnya kisah pengalaman saya sendiri. Dahulu saat saya kelas 4 SD, waktu itu ada covid-19 yang sedang melanda Indonesia dan sejumlah negara lainnya. Dulu para pelajar belajar di rumah dengan diberi materi dan soal-soal online dari sekolahnya masing-masing. Saat Penilaian Akhir Semester 2 telah selesai dilaksanakan, orang tua saya mengambil raport saya dan adik saya. Saya dan adik saya satu sekolah yang sama, adik saya waktu itu kelas 2 SD. Setelah selesai mengambil raport saya dan adik saya, orang tua saya memberitahu bahwa saya dapat ranking 15 dan adik saya dapat ranking 4. 

 

     Padahal dari dulu kelas 1 sampai 3 SD saya selalu dapat ranking 6 besar. Orang tua saya kecewa, jadi orang tua saya menasehati dan memarahi saya untuk belajar lebih giat dan tekun lagi. Dari situ saya mulai belajar lebih giat lagi dan lagi.

 

     Alhamdulillah, saya kelas 5 dan 6 dapat rangking 1. Dari saya belajar dengan giat dan saya juga pernah diikutkan dalam lomba walaupun juara 3, tapi saya waktu itu sangat senang. Dan saya juga bercita-cita untuk sekolah di SMPN 9 Surakarta. Dan hasilnya saya diterima di SMPN 9 Surakarta, sekolah yang saya inginkan. 

 

     Setiap manusia itu berbeda-beda, tetapi di hadapan Tuhan maupun di hadapan hukum setiap manusia itu sama. Tidak ada yang boleh membeda-bedakan satu sama lain, karena perbedaan itu yang membuat setiap manusia unik dan istimewa. Dari kisah pengalaman saya ini, dapat disimpulkan bahwa semua hal itu pasti ada prosesnya. Dan sebenarnya kita semua itu sama walau ada banyak perbedaan. Kuncinya kita harus belajar dari kegagalan, bisa saling menghargai, menghormati dan adanya toleransi antar sesama. Karena gagal bukan berarti sia-sia, semua pasti ada prosesnya dan kita semua sama, walaupun ada perbedaan.

 

 

Nama              : Kynthia Nofani Pijardelima

Sekolah           : SMPN 9 Surakarta

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment