Soloensis

Murid SMP pun Bisa Belajar Problem Solving

Selama ini saya sering memperhatikan tipe soal yang diberikan pada murid SMP, baik soal ulangan harian sampai soal UN sekalipun. Dari jaman saya masih duduk di bangku sekolah tipikal soal tidak jauh berbeda. Tidak akan jauh-jauh amat dari soal dengan awalan kata sebutkan…. jelaskan… uraikan, bla bla bla…

Saya tidak menganggap tipe soal seperti itu buruk, namun rasanya kurang menantang bila murid hanya diberikan soal yang begitu-begitu saja. Mungkin ada guru yang berargumen itu sudah begitu pakemnya dari sononya. Ya sudahlah, saya tidak akan menggugat lebih lanjut…

Pepatah Cina mengatakan daripada mengumpat kegelapan, mending menyalakan lilin. Sebagai ikhtiar saya mencoba memberikan alternatif soal pada murid saya. Kebetulan tanggung jawab saya adalah mengampu Bimbingan dan Konseling, maka saya punya keleluasaan dalam memberikan materi tanpa terikat pakem yang kaku. Menyenangkan sekali dapat mengembangkan pembelajaran sesuai dengan idealisme yang dimiliki.

Saya berpikir suatu hari nanti murid SMP Islam Al Azhar 21 Solo baru juga akan memasuki dunia kerja, entah mereka akan mencari kerja atau membuka lapangan pekerjaan sendiri. Apabila hendak mencari kerja, mereka akan dihadapkan dengan tahap wawancara. Dalam wawancara kerja belum pernah saya dengar pewawancara menanyakan kapan terjadinya Perang Diponegoro atau berapa luas tabung atau katak bernapas dengan apa? Setahu saya pewawancara akan menanyakan apa motivasimu melamar kerja di sini atau apa keahlian yang kamu miliki dibanding pelamar lain atau apa kekuranganmu yang dapat menghambat kinerjamu atau pengalaman organisasi apa yang kamu miliki? Setahu saya sih pertanyaannya bersifat aplikatif dan membutuhkan kemampuan lebih dari sekedar teori untuk mampu menjawabnya dengan cerdas.

Ketika sudah masuk ke dunia kerja pun orang akan dihadapkan dengan permasalahan yang harus segera dipecahkan dengan taktis. Kalau murid tidak pernah dilatih sejak dini untuk problem solving, bagaimana mereka akan memiliki ketrampilan itu kala memasuki dunia kerja? Semua perlu latihan. Semakin banyak waktu yang dialokasikan untuk latihan, semakin baik hasilnya. Practice makes perfect, right?

Baiklah, sekarang saatnya bertindak. Saya mencoba memberikan kasus seperti ini untuk mereka pecahkan dalam materi problem solving:

1. Andaikan kamu bekerja di perusahaan periklanan, bagaimana konsep iklan yang akan kamu buat pada produk pasta gigi X agar laku di pasaran? Buatlah iklan itu sekreatif mungkin! Jangan lupa sertakan tagline yang menarik!

2. Andaikata kamu tim kreatif di sebuah televisi swasta, acara apa yang akan kamu buat agar program di stasiun TV tempatmu bekerja tak sekedar menjadi tontonan namun juga menjadi tuntunan?

3. Andaikan kamu menjadi kandidat penerima beasiswa ke luar negeri, kelebihan apa yang hendak kamu presentasikan agar pewawancara merasa kamulah yang pantas untuk memenangkannya?

4. Andaikan kamu penyanyi yang bermimpi bisa masuk dapur rekaman, kreativitas apa yang akan kamu tampilkan sehingga kamu mudah dikenali dan berbeda dengan penyanyi lain?

5. Kamu saat ini ada di Kota Solo.Kamu diberikan uang Rp. 2000,00. Saat ini pukul 07.00. Kamu diharuskan sampai ke Semarang sebelum pukul 12.00. Kamu tidak diijinkan menggunakan alat komunikasi berupa HP atau telepon umum atau gadget yang lain. Upaya apa yang akan kamu lakukan agar kamu bisa sampai di Semarang tepat waktu?

Ternyata murid SMP pun senang ketika saya berikan soal yang menantang kreativitas mereka. Diskusi pun berjalan dengan seru. Tak jarang mereka saling beradu argumen demi menemukan solusi yang tepat. Pembelajaran yang “hidup” seperti ini selalu menarik perhatian saya. Bukan murid yang melipat tangannya di atas meja dan diam seribu bahasa yang saya sukai dari sebuah kegiatan belajar, melainkan murid yang menggunakan seluruh kemampuan terbaiknya untuk aktif terlibat.

Memang sih jawaban mereka kadang lucu dan aneh, tapi itulah proses pembelajaran. Suatu hari nanti mereka akan sanggup berpikir lebih logis untuk memecahkan lebih banyak persoalan. Yang terpenting adalah mereka dibiasakan melakukan problem solving sedini mungkin, agar tidak kaget ketika suatu hari nanti menghadapi problem yang sesungguhnya.

Bagaimana menurut Anda?

Diambil dari: evysofiasangpembelajar.blogspot.com

Apakah tulisan ini membantu ?

Evy Sofia

Seorang anak bangsa yang ingin selalu belajar, berkarya, berbagi...

www.evysofiasangpembelajar.blogspot.com;
www.kompasiana.com/evysofia

View all posts

Add comment