Soloensis

Mengubah budaya organisasi merupakan tanggung jawab HR?

Perusahaan yang sukses pada umumnya berhasil menjaga budaya organisasi yang sehat diantara karyawannya. Budaya organisasi yang sehat dapat dibuktikan melalui hubungan yang kuat antara komitmen karyawan, kepuasan client, kepemimpinan dan inovasi. Perlu diingat, budaya organisasi bukanlah sesuatu yang ‘pasti’ dan tidak akan berubah. Seringkali budaya organisasi perlu menyesuaikan dengan perubahan strategi dan tujuan perusahaan. Akan tetapi ketika diputuskan suatu perusahaan perlu melakukan perubahan budaya organisasi, pertanyaan yang timbul adalah “Siapa yang akan bertanggung jawab melakukan perubahan budaya organisasai kita?”
Jawaban yang sering terdengar adalah “HR!!”, “Itu pekerjaan HR, kita semua mengikuti saja”. Memang secara nalar, HR pada dasarnya memilki keahlian pada area SDM perusahaan dan memiliki kemampuan untuk melakukan eksekusi perubahan tersebut. Akan tetapi menjadikan HR sebagai penanggung jawab tunggal dari kesuksesan perubahan budaya organisasi bukanlah pilihan yang tepat. Mengapa demikian? Karena meskipun beberapa HR telah memanfaatkan payroll software indonesia dalam membantu prosesnya, HR masih memiliki beragam pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan oleh sistem dan membutuhkan kehadiran HR secara fisik. Pada akhirnya perubahan budaya organisasi yang dibebankan akan menjadi konflik prioritas pekerjaan bagi HR.
Perubahan budaya organisasi akan mengubah cara hidup dan napas suatu perusahaan. secara jangka panjang, hal ini akan membentuk cara pengambilan keputusan, penyesaian pekerjaan, prioritas pekerjaan, interaksi antara karyawan, customer dan client. Efek perubahan yang baik dapat dicapai jika seluruh bagian perusahaan ikut mendorong perubahan budaya organisasi dan memandang HR sebagai bagian yang membantu mereka mencapai perubahan tersebut.
Perubahan budaya organisasi merupakan proyek kolaboratif. Jadi apa yang dapat dilakukan HR untuk membantu berbagai bagian perusahaan dalam mengeksekusi perubahan budaya organisasi?

1. Lakukan fase penelitian.

Untuk mengubah suatu budaya organisasi seringkali HR terjebak dalam melakukan pembicaraan mengenai budaya organisasi baru. Padahal pengertian mengenai budaya organisasi lama akan sangat membantu pengambilan keputusan yang tepat. Mulailah mencari dan menganalisis faktor-faktor budaya organisasi lama seperti nilai, kebiasaan, proses, kebijakan, dan dokumen. Semakin besar suatu perusahaan semakin beragam pula faktor yang akan didapat. Dengan mengerti budaya lama beserta kekurangannya akan membantu pembentukan budaya baru.

2. Yakinkan jika budaya organisasi dapat diubah.

Seringkali para sesepuh perusahaan merasa skeptis terhadap perubahan budaya organisasi. Hal ini disebabkan pandangan mereka yang memandang perubahan budaya organisasi hanya dilakukan pada saat terjadi perubahan lingkungan bisnis internal dan eksternal yang drastis dan meskipun perubahan dibicarakan secara detail, hasilnya pun tidak sedetail dan seideal pembicaraan. Pandangan tersebut memang ada benarnya, akan tetapi HR dapat membantu mereka dengan menerapkan contoh bagaimana perubahan budaya organisasi dapat stabil jika dilakukan secara proaktif dan positif searah dengan tujuan strategis perusahaan.

3. Ajarkan cara untuk mengubah hal tersebut.

Sebagai HR kita tidak dapat berasumsi jika sesepuh perusahaan tahu faktor apa yang paling berpengaruh terhadap budaya organisasi. Beberapa mungkin sudah memiliki pengalaman dan keahlian, tetapi bagi yang lain, perubahan budaya merupakan jalan yang baru dan tidak pasti. Dengan membantu menemukan faktor yang tepat dan memberikan rekomendasi bagaimana memanfaatkan faktor tersebut. HR telah menunjukan jalan yang dapat digukanan sebagai panduan dalam mencapai perubahan

4. Komunikasikan jika perubahan budaya organisasi merupakan inisiatif bersama.

Akan tiba saatnya ketika perubahan budaya akan dilakukan dan setiap bagian perlu memfasilitasi budaya baru. Pada tahap ini perlu ditekankan dengan jelas jika perubahan ini bukanlah milik HR semata, melainkan perubahan ini merupakan milik setiap bagian perusahaan. Konsep ini akan menumbuhkan rasa kepemilikan dalam mendorong perubahan budaya kearah yang lebih baik.

Apakah tulisan ini membantu ?

Add comment