Soloensis

Aku Pasti Bisa

school-hand-drawn-flat-illustration_23-2149592004
Gambar: Freepik

     Hai semuanya, Perkenalkan Aku adalah salah satu siswa di SMPN di salah satu Kota Surakarta. Kalian bisa memanggilku Rey, dan inilah kisahku.

     Aku adalah korban bullying jenis verbal yang ku alami di masa SMP. Kisahku bermula di masa MPLS, awal masuk sekolah. Pada masa MPLS aku sangat jarang bersosialisasi, karena tidak ada yang ku kenal sama sekali. Tetapi setelah satu pekan menjalani masa MPLS aku sudah lebih dapat bersosialisasi dengan teman temanku, aku mempunyai banyak teman namun  teman-temanku kebanyakan perempuan dan mungkin karena kepribadian diriku yang cenderung berbeda dengan kebanyakan anak laki-laki pada umumnya. Pada saat itulah mulai banyak yang mengejekku dengan kata-kata seperti “boti, banci, wedok, cantik” disitu aku tidak terlalu memperdulikan, karena aku berfikir bahwasanya aku bersekolah untuk mencari ilmu bukan menanggapi hal-hal yang tidak guna.

     Setelah aku bersekolah kurang lebih selama 2 bulan, aku mendengar kabar bahwasannya sekolahku mengumumkan akan adanya pendaftaran eskul, disaat itulah aku mendaftarkan diriku untuk masuk ke eskul Seni Tari dan Band. Aku memilih untuk mengikuti kedua eskul tersebut karena aku menganggap diriku mempunyai bakat yang lebih di kedua bidang kesenian itu. Tentu saja padangan orang semakin berbeda terhadap diriku karena disaat anak laki-laki disekolah ku berbondong-bondong mengikuti ekskul yang berbau olahrga, tetapi diriku sebagai laki-laki malah memilih eskul tari yang beberapa orang berpendapat bahwa eskul tari hanya untuk perempuan saja.

     Yang membuat ejekan terus datang menghantui diriku, Aku sempat mengalami fase dimana aku menyalahkan diriku sendiri, Akuu selalu bertanya kepada diriku “Kenapa Aku berbeda?” “Kenapa Aku tak sama dengan mereka”. Hingga terkadang Aku menjadi merasa tak nyaman di sekolah, dimana setiap harinya aku hanya menghabiskan waktu istirahat di kelas saja. Untungnya aku mempunyai dua orang sahabat yang sangat baik, mereka bernama Fya dan Fatim. Mereka selalu mendukung setiap Aku melakukan kegiatan apapun, Mereka juga selalu menyemangati ku untuk tidak mendengar perkataan sampah itu.

     Kemudian setelah Aku melewati fase-fase yang menyakitkan, tiba dimana Aku mengalami fase-fase yang membuat Aku bangkit. Fase ini bermulai di bulan Oktober, pada bulan itu aku mengikuti pendaftaran “Calon Anggota OSIS” Ya, aku mencalonkan diriku dengan modal nekat, karena juga Aku sempat pesimis “Apakah Aku bisa menjadi anggota OSIS dengan kepribadian ku yang seperti ini?”, tetapi Wali kelas ku yaitu beliau bernama Ibu Jamilah, selalu mendukung dan menyemangati ku, hingga akhirnya dua minggu setelah seleksi, tibalah saat pengumuman anggota OSIS, betapa terkejutnya Aku bahwasanya Aku lolos menjadi anggota OSIS, waktu itu Aku merasa sangat bersyukur sekali ditambah dengan diriku yang akan ikut lomba macapat bahasa jawa dalam acara FTBI. Aku selalu berlatih setiap hari, namun ternyata latihan ku kurang maksimal hingga pada saat pengumuman peserta yang lolos ke babak selanjutnya namaku tak tercantum didalamnya, Aku kecewa tetapi Wali kelas ku selalu mendukung dan menyemangati ku, aku sangat sayang kepada beliau, karena beliau mempunyai sifat yang sangat keibuan.

     Tentu saja disaat ada pertemuan disitulah ada perpisahan, tiba dimana Aku akan menginjakkan kakiku di jenjang berikutnya yaitu kelas VIII, Yang dimana waktu untuk Aku dengan beliau akan berpisah, Namun tak mengapa untung saja beliau masih mengajar di kelas ku jadi rasa perpisahan tidak terlalu berat bagiku. Di kelas VIII ini aku lebih aktif di sekolah, aku aktif dalam OSIS, dan juga aktif dalam kegiatan eskul serta program sekolah. Di jenjang ini bullyan yang ku terima tak lagi begitu banyak, Aku juga lebih dapat berteman dengan teman laki-laki ku. Di kelas ini aku juga mencalonkan diriku sebagai anggota OSIS lagi karena tekadku yang ingin menjadi Ketua OSIS, akhirnya Aku mengikuti seleksi Ketua OSIS, Aku sempat berpikir akankah aku lolos untuk pertama kalinya menjadi Calon Ketua OSIS. Tiba dimana hari untuk pengumuman terkait Paslon Caketos-Cawaketos di SMP ku, aku berdoa terus ketika pengumuman itu dibacakan berharap ada namaku yang tercantum didalamnya, hingga memasuki pembacaan Paslon no urut 2 ternyata namaku di sebutkan, Aku sangat senang dan bangga waktu di posisi itu, ternyata usahaku selama ini tidak sia-sia.

     Aku lalu melakukan kampanye yang cukup luar biasa yang membuat Aku terpilih menjadi Ketua OSIS dengan perolehan suara sebesar 62,4% suara. Tidak kejadian itu saja yang membuat Aku sangat bahagia, ternyata di kelas VIII Aku juga meraih peringkat satu, Betapa bahagianya diriku disaat orang-orang menghinaku, membenciku, dan mencaciku hanya gara-gara suatu perbedaan sebuah kepribadian yang terjadi didalam diriku, tapi akhirnya aku menyatakan AKU PASTI BISA.

 

Nama: Muhammad Rendhy Septiawan

Asal Sekolah: SMP Negeri 11 Surakarta

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment