Soloensis

Sejahtera di Usia Senja

Menjadi tua itu pasti. Namun agar tetap sejahtera di hari tua, tetap sehat secara fisik dan finansial di hari tua itu butuh perencanaan sejak dini.

Ajaran itu yang diterapkan ibu saya kepada saya ketika saya mulai memasuki dunia kerja. Menurut ibu, tidak ada gunanya kita hidup panjang umur namun secara finansial tidak mampu, sehingga akhirnya justru malah membebani orang lain. Ibu memberikan contoh para manusia lanjut usia (manula) Jepang. Di hari tua, mereka tetap bahagia dan sejahtera. Apakah rahasianya? Ternyata rahasianya adalah orang Jepang memiliki prinsip tetap sehat secara fisik, mental, dan finansial di hari itu. Tak hanya itu, pemerintah Jepang sangat memikirkan kesehatan dan kesejahteraan warganya yang sudah berusia lanjut. Jadinya klop antara keinginan warga dengan program dari pemerintah. Untuk menjaga kesehatan fisik, mental dan finansial para manula, pemerintah Jepang memiliki sejumlah program. Untuk menjaga kesejahteraan para manula, Pemerintah Jepang memiliki program pensiun nasional. Sedangkan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental para manula, Pemerintah Jepang memberikan wadah atau fasilitas bagi para manula untuk tetap bekerja dan berkarya. Tapi tentu saja pekerjaan yang ditangani para manula ini disesuaikan dengan kemampuan mereka, mereka tak dibebani pekerjaan yang menguras tenaga, pikiran, dan bikin stres.

Ibu pun sudah lama menerapkan prinsip orang Jepang tersebut. Cita-cita ibu sangat sederhana yaitu tetap sehat dan sejahtera di hari tua. Itulah sebabnya ibu memutuskan melepaskan pekerjaan di sebuah perusahaan swasta untuk beralih menjadi pegawai negeri sipil (PNS). “Di awal-awal menjadi PNS, keadaan finansial ibu memburuk. Sebab penghasilan ibu turun drastis jika dibandingkan penghasilan ibu saat masih menjadi karyawati perusahaan swasta. “Tapi ibu mikirnya jauh ke depan, ibu ingin punya pensiunan sehingga nanti setelah ibu tak bekerja lagi, ibu tetap punya penghasilan dan tak merepotkan anak-anak ibu. Menjadi mandiri secara finansial di hari tua itu tetap penting dan itu butuh perencanaan sejak dini,” demikian prinsip ibu saya. Selain tak merepotkan anak dengan urusan finansial, ibu pun bisa bepergian ke sana ke mari hingga ke luar negeri secara leluasa tanpa harus meminta bantuan finansial kepada anaknya. Seperti terlihat di foto, itu merupakan foto ibu saat bepergian ke Jepang. Di usianya yang sudah menginjak 60 tahun, ibu terlihat masih bugar untuk bepergian jarak jauh hingga naik pesawat berjam-jam. Dari sisi finansial, ibu juga mampu membiayai tiket pesawat hingga ke uang saku untuk membeli ini itu. Hal ini mungkin dilakukan lantaran ibu memiliki dana pensiun.

Saya pun mulai termakan kata-kata ibu. Diam-diam saya perhatikan, setiap bepergian ke satu tempat misalnya Bali atau Bangkok, saya perhatikan banyak sekali turis berkebangsaan Jepang yang sudah lanjut usia. Di usia senja mereka terlihat masih sangat menikmati hidup. Secara fisik, mereka masih kuat berjalan menyusuri sejumlah objek wisata. Secara finansial, jelas mereka juga sehat lantaran mampu bepergian ke luar negeri. Bukankah menyenangkan bisa menikmati hari senja seperti mereka? Pikir saya. Saya membayangkan di hari tua nanti saya bisa jalan-jalan keliling dunia atau setidaknya menyinggahi negara-negara lain yang belum pernah saya kunjungi, duh pasti asyik sekali bukan?! Tapi agar bisa seperti itu, tentu saya harus merencanakan sejak dini. Kalau ingin fisik tetap sehat di hari tua, sedari muda saya harus tetap rajin berolahraga. Dan bila ingin finansial tetap sehat di hari tua, tentu saja saya juga harus persiapkan dana pensiun sejak dini. Terpikir oleh saya, lha ibu berstatus sebagai PNS jadi ibu punya program dana pensiun dari pemerintah. Lalu bagaimana dengan saya yang berstatus sebagai pegawai perusahaan swasta? Beruntung, perusahaan tempat saya bekerja sudah memikirkan hal itu. Semua karyawan diikutkan dalam program pensiun dan BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga saya tak terlalu khawatir karena telah memiliki jaminan hari tua https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/program/Program-Jaminan-Hari-Tua-(JHT).html dan jaminan pensiun https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/program/Program-Jaminan-Pensiun.htm

Penasaran dengan kisah ibu tentang program dana pensiun nasional di Jepang, saya pun berusaha mencari informasi tentang program pensiun nasional (kokumin nenkin) di Jepang. Semua informasi tersebut tersaji di situs resmi https://www.nenkin.go.jp. Secara garis besar sistem pensiun ini memakai sistem premi, besar kecilnya telah diatur sedemikian rupa sehingga si kaya mensubsidi si miskin. Aturannya adalah setiap orang yang tinggal di Jepang, termasuk warga asing, harus ikut program ini. Besaran premi yang dibayarkan berbeda-beda, misalnya untuk bulan April 2015-Maret 2016 besaran premi yang harus dibayarkan adalah 15.000-an yen (atau setara Rp1,5 juta jika diasumsikan 1 yen adalah Rp100). Jumlah dana pensiun yang diterima berbeda-beda, sesuai dengan jangka waktu bergabung dengan program itu misal 6-11 bulan mendapatkan 46.770 Yen lalu 24 bulan-29 bulan mendapatkan 187.080 Yen.

Nah, dengan adanya perencanaan keuangan yang baik seperti ini, jangan heran bila para manula Jepang bisa #BahagiaDiHariTua. Saya berharap semoga dengan kehadiran BPJS Ketenagakerjaan juga bisa membuat masa pensiun kita semua tetap #BahagiaDiHariTua.

Apakah tulisan ini membantu ?

Astrid Prihatini Wisnu Dewi

i love travelling sooo much!

View all posts

Add comment