Soloensis

Sejarah Desa Sroyo Karanganyar: Tempat Persinggahan Terakhir Istri Sunan Giri

Di setiap daerah, baik kota maupun pedesaan pasti terdapat cerita sejarah yang luar biasa, unik, dan tidak terduga. Seperti halnya asal usul sebuah kota, desa, dan masjid yang penuh sejarah.

Kemudian kejadian dahulu yang mungkin masih membekas pada benak orang terdahulu atau orang yang mengalaminya. Tidak sedikit pelaku sejarah sudah tiada pada hari ini dan hanya tinggal beberapa saja atau bahkan tidak ada sama sekali. Pada jaman sekarang sejarah dianggap tidak terlalu penting bagi sebagian orang apalagi sejarah asal usul tempat atau daerahnya. Dengan begitu sejarah hanya masih diingat oleh kalangan tua saja. Kaum muda pun banyak yang tidak mengetahuinya. Sejarah Masjid  At-Taqwa yang megah yang berusia tua dan mempunyai mimbar yang mungkin berbeda dari masjid–masjid pada umumnya, yaitu berupa tandu yang biasa digunakan raja pada zaman dahulu.

Sejarah Masjid  At–Taqwa yang juga terkadung asal mula Desa Sroyo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang sekarang mempunya populasi penduduk terdapat se-kelurahan Sroyo. Dikutip dari buku Sejarah Masjid At-Taqwa karya KH.Moh Asyhuri, Masjid At-Taqwa didirikan pada tahun 1625 dengan musyawarah dan mufakat dari warga setempat dengan membaca basmalah dan niat untuk membangun Baitullah dengan daya dan dana yang dihimpun dari berbagai kalangan. Sejarah berdirinya Desa Soyo bermula ketika R. Ayu Aminah Lembah Manah, istri Walisongo Sunan Giri akan menjenguk anaknya di daerah Jatinom, Klaten yang bernama Syekh Wasi Bagna Timur atau yang biasa disebut Kyai Ageng Gribig.

Perjalanan Ny Lembah Manah dari gresik kejatinom dikawal banyak abdi dalem. Karena beliau seorang terhormat, istri dari sosok Sunan Giri, beliau ditandu dengan joli jempaya oleh para pengawalnya. Ketika Sampai di hutan Sroyo (Wana Sraya), beliau memutuskan untuk beristirahat dan mandi di Sendang Sroyo. Pada waktu itu sendang di tengah Hutan (Wana Sroyo) airnya jernih dan segar. Namun belum ada yang memanfaatkanya karena belum ada yang bermukim disekitarnya. Konon katanya Ny. Lemah Manah setelah mandi beristirahat di bawah pohon dekat sendang.

Beliau jatuh sakit hingga akhirnya beliau wafat di tempat tersebut. Dalam situasi tersebut, pengawal memutuskan untuk memakamkanya di Wana Sraya, yang sekarang menjadi Permakaman Sroyo. Para pengawal pun kembali ke Gresik dan melaporkan wafatnya Ny. Lemah Manah ke Kyai ageng Giri Gresik. Pada Zaman Sultan Agung Mataram berkuasa, sang raja yang mengetahui cerita meninggalnya istri Sunan Giri dan juga orang–orang pun mengenal bahwa Wana Sraya ada makam para leluhur. Orang-orang kemudian babad alas/ babat hutan untuk menjadikan pemukiman penduduk, dan akhirnya menjadi Dusun Sraya.

Mengetahui kejadian itu Sultan Agung Mataram memerintahkan :
1. Membangun makam NY. R. Ayu Lembah Manah dengan bata dari Mataram yang terbuat dai legen lelapa dan kuning telur, sampai sekarang bangunan masih ada namun tidak utuh karena ada kerusakan di beberapa bagian dan dipugar memakai gamping, pasir, dan semen blaku. Bangunan berwujud cungkur, rumah kecil ada serambinya, dan pagar tembok. Dalam makam dibuatkan tempat luruh atau tempat langse terdiri dari kayu jati, diukir – ukir dan dilangse dengan mori putih(pernah dijadikan pembatas laki – laki dan perempuan di masjid).
2. Membuat masjid dengan nama “Masjid Sraya” terletak diutara jalan Makam Sroyo pada pada tahun 1625 di tana seluas 1600 meter persegi berbentuk bangunan sederhana dengan motif kuno.

Namun pada zaman Pakubuwono  X tahun 1917, tanah Sroyo ialah tanah Perdikan, dibawah kuasa Kyai Arum Pondok Pesantren Solo. Maka Kyai Arum memerintahkan untuk memindahkan Masjid Sraya ke sebelah selatan jalan ke Makbaroh Sroyo karena tempatnya srategis, yakni 200 meter dari Jalan Solo–Sragen yang bertujuan memudahkan Umat Islam yang ingin beribadah salat saat berpergian. Akhirnya Masjid dirobohkan dan dibangun dengan masjid yang lebih megah. Beberapa kali dilakukan renovasi dan akhirnya menjadi Masjid besar kebanggan warga Sroyo hingga sekarang.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Latif Ghufron

    Suka kulineran, wisata, dan hunting foto.

    View all posts

    Add comment