Soloensis

WARNA

6688ebf1f8c3741c1eb85b5bb020244e

Kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya seringkali disebut warna. Dan, pemalut paling luar tubuh seringkali disebut kulit.

 

Lalu, apa itu warna kulit? warna kulit merupakan warna permukaan kulit yang dapat terlihat langsung oleh mata. Tentu saja manusia memiliki beragam jenis warna kulit, setidaknya ada lima jenis warna kulit manusia. Mulai dari yang paling terang hingga paling gelap, yaitu cerah(fair), medium, olive, cokelat (tan), dan gelap (deep).

 

Saya memiliki warna kulit cenderung lebih gelap, tentu saja saya telah merasakan berbagai macam pengalaman tentang perbedaan warna kulit. Mulai dari pujian hingga diskriminasi.

 

2014 merupakan tahun pertama saya duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di sanalah saya mulai menuai kritik dari banyaknya manusia. Tidak jarang saya mendapatkan ucapan “kamu eksotis ya”, “kulitmu itu tone nya sawo matang ya?”, “kulitmu kok kusam banget sih”. 

 

Waktu itu saya tidak menghiraukan ucapan mereka, sesekali saya anggap wajar dan saya anggap hal tersebut hanyalah sebuah lelucon saja. 

 

Tahun 2018  tepat saat saya berada di kelas 5,saya memperoleh konflik dengan salah satu circle atau geng yang ada di sekolah. Sebut saja geng hama, lantaran mereka bak hama yang kerapkali merusak kesenangan orang lain. Mayoritas dari anggota geng hama adalah mereka yang memiliki warna kulit cenderung lebih cerah dan memiliki bentuk fisik yang bagus.

 

Dengan kelebihan fisik yang mereka miliki, mereka merasa bahwa dirinya lebih dari orang lain. Seringkali geng hama merundung orang-orang yang dianggap lebih lemah.

 

Saya pun ikut menjadi korban perundungan geng mereka, lantaran saya memiliki warna kulit yang cenderung lebih gelap dan juga fisik yang tidak terlalu tinggi. Hinaan, cemoohan, ledekan hingga di olok-olok saya dapatkan itu setiap hari. 

 

Waktu itu, saya masih tetap rukun berteman dengan mereka, saya masih bisa berdamai dengan diri saya yang memiliki banyak kekurangan. Hingga suatu ketika saya merasa kesesakan, sudah terlalu banyak candaan yang berlebihan hingga membuat saya sakit hati.

 

 Hingga suatu saat saya berani melaporkan kejadian yang saya alami tersebut kepada wali kelas saya saat itu. Beliau menenangkan saya dan memberikan nasehat serta amanat kepada geng hama yang kerapkali mencemooh teman-temannya.

 

Namun, hal tersebut tidak juga memberikan solusi. Mereka yang suka menghina masih saja terus melakukan tindakan kejinya itu.

Mereka malah semakin menjadi-jadi bak tidak memiliki rasa takut. Ini dikarenakan ketua geng hama sebut saja namanya Ani, adalah salah seorang siswa yang memiliki prestasi di bidang akademik.

 

Ani merasa bahwa dirinya mempunyai kuasa, karena banyak guru disekolah yang menyanjungnya sebab prestasi yang telah ia raih. 

 

“Memang benar ia adalah orang pintar, unggul dalam prestasi, namun mengapa ia tidak memiliki hati nurani ya? apakah semua orang pintar seperti itu?” tanyaku dalam hati.

 

Setiap kali saya mendapatkan rundungan saya hanya bisa bertanya-tanya didalam hati, seraya berdoa kepada Sang Pengasih memohon untuk senantiasa dikuatkan serta memohon semoga hal yang saya alami segera usai.

 

Kenaikan kelas 6 sudah tiba, saat itu keadaan sudah mendingan, geng hama itu pelan-pelan mulai berubah, entahlah apa yang membuat mereka berubah. Mungkin dikarenakan sedikit bertambah dewasa.

 

Mereka memang sudah tidak menghina orang lain, namun satupun permohonan maaf sama sekali belum pernah saya dengar dari mulut mereka. Saya sudah tidak menghiraukan hal ini, saya menjalani sekolah seperti anak pada umumnya dengan membawa rasa trauma sembari menunggu kelulusan SD tiba.

 

Setibanya waktu setelah lulus SD, saya melanjutkan ke SMP yang berbeda dengan semua anak geng hama.Saat itu ketua geng hama (Ani) lanjut sekolah di pondok.Hal yang tidak pernah saya bayangkan pun terjadi, disaat beberapa waktu setelah masuk SMP saya tiba-tiba mendapatkan surat dari Ani, saya sangat terkejut saat itu, dalam hati bertanya-tanya. “hah, surat dari Ani, mengapa dia mengirimi ku surat, apakah dia ingin meminta maaf atau kah malah mau meneror ku lagi?”

 

Tanpa pikir panjang saya membuka surat itu, isi suratnya panjang sekali dan ia menulisnya dengan tulisan tangan tidak di ketik.

 

“Wah niat juga si Ani nulis surat sepanjang ini.” gumamku.

 

Mulai saya baca surat yang ditulisnya itu, terkejut bagaimana tidak, Ani menulis permohonan maaf nya dengan sangat tulus, ia menuliskan semua penyesalannya dan ia memintaku untuk mengampuninya dan mengajakku untuk bersahabat.

 

“maaf banget ya atas semua perbuatanku dulu, aku nyesel banget dan sekarang aku sudah menerima balasan sama dengan perbuatanku.” tulisnya dalam surat yang diberikan kepadaku, entah apa balasan yang dimaksud nya saya pun tidak tau karena Ani tidak menjelaskan.

 

Setelah peristiwa Ani mengirimkan surat kepada saya, dikemudian hari ada beberapa nomor tidak dikenal meninggalkan pesan namun tidak ditulis di surat melainkan melalui gawai. Ternyata pesan tersebut merupakan pesan dari beberapa anak geng hama. Tidak jauh berbeda dengan Ani, mereka juga mengirimi permohonan maaf. Saya menerima permohonan maaf dari mereka semua, dan akhirnya sekarang saya dengan geng hama kembali berteman dan berhubungan baik.

 

Meskipun saya sudah ikhlas memaafkan namun tidak bisa dipungkiri, rasa trauma itu masih ada didalam diri saya. Namun saya tetap terus berusaha untuk berdamai dengan diri saya sendiri.

 

Selang beberapa waktu, tepatnya saat saya berada di akhir semester, kelas 2 SMP saya sudah merasa percaya diri dengan diri saya. Rasanya semuanya berubah, rasa trauma itu sepertinya hilang begitu saja. Saya sudah bisa berdamai dengan diri saya.

 

Saya menyadari bahwa setiap ciptaan Sang Kuasa itu berbeda, dan setiap perbedaan itu memiliki keindahan masing-masing jadi buat apa bersedih apabila beda.Berbeda itu istimewa.

 

Sama halnya dengan warna kulit, berbeda-beda dan beragam. Fair, medium, olive, tan, deep semuanya indah dan akan terlihat memesona apabila yang memilikinya percaya diri.

 

Apapun warna mu, kamu berharga bersyukurlah!.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment