Soloensis

KEHANGATAN, PELIHARAAN DAN TANTANGAN

20240330_225037_0000

Aku adalah Milanio Fedora Jonathan Nataliano, yang lebih akrab dipanggil Edo. Lahir dari sebuah keluarga Kristen pada 8 Desember 2007 di Klaten, kini usiaku 16 tahun. Sejak lahir, Ayah dan Ibuku telah memeluk agama Kristen.

 

Kisah keluargaku begitu unik. Kakek dan nenek dari pihak Ayah memiliki latar belakang agama yang berbeda. Kakekku lahir dari keluarga Islam, namun memilih untuk berpindah keyakinan menjadi Kristen. Sedangkan nenek sebelum menikah memeluk agama Islam, namun pindah keyakinannya setelah pernikahan menjadi pemeluk agama Kristen. Dari pernikahan mereka lahir dua anak laki-laki, yaitu Ayah dan Om. Ayahku menikah dengan Ibuku yang juga beragama Kristen sejak kecil. Namun, omku yang sebelumnya Kristen, kemudian memutuskan untuk memeluk Islam setelah menikah.

 

Keragaman dan keunikan inilah yang membuat keluargaku semakin erat. Kami menjalin hubungan yang baik dengan keluarga besar, baik saat merayakan Idul Fitri atau Lebaran, maupun ketika kami merayakan Natal bersama. Dalam keberagaman itulah, cinta dan kebersamaan kami terus bersinar. Pada hari raya Idul Fitri, tradisi berkunjung ke rumah keluarga besar telah menjadi rutinitas yang dinanti-nanti Saling bersilaturahmi dan berbagi ucapan selamat merayakan hari suci dan menghadirkan kehangatan di antara kami. Meski aku tidak beragama Muslim, namun kegembiraan itu tak pernah luntur dalam diriku. Begitu pula saat merayakan Natal, keluarga besar selalu datang dengan senyuman dan salam hangat, serta menciptakan harmoni yang begitu memukau.

 

Tahun 2020 berubah, karena wabah pandemi covid-19. Sekolah daring telah menjadi pemandangan sehari-hari dan untuk mengisi waktu luang, aku memutuskan untuk memelihara seekor anjing Setiap hart aku merawatnya dengan penuh kasih sayang. Namun, satu tahun berlalu keputusanku ini mendapat reaksi tak terduga dari keluarga besar. Mereka mulai menjauh, bahkan jarang mengunjungi saat kami merayakan Natal. Ungkapan keberatan mereka, atas keputusanku untuk memelihara anjing pun semakin sering terdengar.

 

Ketika itu pikiranku dipenuhi oleh pertanyaan, “Apakah memelihara anjing selalu menjadi hal yang salah?”. Padahal aku tahu bahwa di antara komunitas Muslim, ada barıyak yang juga menjadikan anjing sebagai hewan peliharaan. Sedih hatiku, tapi kemudian aku sadar bahwa tantangan ini adalah bagian dari perjalanan hidupku. Kami sebagai keluarga minoritas, harus siap menghadapi segala tantangan yang datang.

 

Meski dihadapkan pada penolakan dan ketidakpahaman, kami tetap berusaha menjalin hubungan yang baik dengan keluarga besar. Saat hari raya Idul Fitri tiba, kami tetap datang untuk bersilaturahmi. Meski harus menelan pil pahit dari pandangan mereka, yang tak setuju terhadap kehadiran anjing kami. Namun, kami tidak menyerah. Kami terus berusaha mencari titik temu, akhirnya lambat laun keluarga besar mulai menerima kehadiran kami bersama anjing peliharaan.

 

Dalam setiap tantangan, kami terus mengambil sisi positifnya. Kami yakin dengan waktu, pengertian, dan kasih sayang, kami akan semakin diterima oleh keluarga besar kami. Dan pada akhirnya hubungan kami akan semakin kuat, bahkan dengan hadirnya anggota baru yang tak terduga dalam bentuk seekor anjing yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga kami.

 

Nama : Milanio Fedora Jonathan Nataliano

Kelas : 10 Kuliner 1

Sekolah : SMK Negeri 3 Klaten

Email : milaniofedora8@gmail.com

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment