Soloensis

Perjuanganku Menghafal Kalamullah

Menurut Khoeron (2012) menghafal Al-Qur’an merupakan aktivitas yang dapat dilakukan semua orang. Menghafal Al-Qur’an adalah salah satu cara untuk memelihara kemurnian Al-Qur’an. Oleh karena itu, beruntunglah bagi orang-orang yang dapat menjaga Al-Qur’an dengan cara menghafalkannya. Sedangkan Al-Qur’an sendiri adalah kalam Allah yang berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia. Untuk memahami isi kandungan Al-Qur’an yaitu dengan cara menghafalkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

            Menghafal Al-Qur’an itu bukan suatu perkara yang mudah, maka dari itu para penghafal Al-Qur’an membutuhkan dorongan dan keinginan yang kuat dalam diri, semangat, niat yang ikhlas, menjauhi maksiat dan butuh perjuangan  untuk menghafalkan keseluruhan ayat A-Qur’an tersebut.

Menurut Akbar & Ismail (2016)  menjadi penghafal Qur’an juga menemukan banyak kesulitan yang dihadapi diantaranya yaitu menghafal itu susah karena banyak ayat-ayat yang serupa, gangguan kejiwaan, gangguan lingkungan, atau banyaknya kesibukan yang lain. Hal inilah yang menyebabkan individu terganggu dalam menghafal Al-Qur’an sehingga hafalannya menjadi tidak maksimal.

Untuk mengatasi  kesulitan tersebut maka para penghafal Al-Qur’an harus  mampu melatih konsentrasi dengan baik, mampu mengelola waktu dengan baik, mampu menciptakan tempat yang nyaman, dan mampu mengendalikan diri seperti  dapat menahan emosi/marah, dapat menjaga lisan, tidak boleh maksiat, tidak mudah putus asa, dan tidak boleh lelah dalam menghafalkannya.

            Manfaat menghafal Al-Qur’an antara lain adalah meningkatkan kecerdasan, memperoleh mahkota kehormatan, dapat memberi syafa’at kepada keluarga, mendapatkan pahala, akan menempati tingkatan yang tinggi di surga Allah, menjadi keluarga Allah, dan memperoleh penghormatan dari manusia.

                Saya pernah belajar di Pesantren mengikuti program takhassus yaitu  pendidikan untuk menghafal ayat Al-Qur’an. Disana saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga yaitu saya mendapatkan cara menghafal Al-Qur’an, mandiri dan dapat bersosialisasi dengan para santri. Santri menghafal  menggunakan Al-Qur’an khusus yang berisi 15 baris setiap halaman. Santri diwajibkan menghafal minimal 1 lembar dalam 1 hari dan menyetorkan hafalannya setiap hari sebanyak 4 kali yang terdiri dari 1 kali setoran tambahan ayat baru dan 3 kali setoran ulang. Setiap  hafal 1 Juz Al-Qur’an santri wajib diuji hafalannya oleh ustadz dan jika santri  belum lancar hafalannya wajib  mengulang hafalannya sampai benar-benar hafal.

Azan Subuh berkumandang santri pergi ke mesjid melaksanakan shalat Subuh berjama’ah dan menghafal Al-Qur’an serta mengulang hafalannya secara mandiri. Setelah itu santri makan bersama dan bersiap pergi ke kelas. Pada pukul 08.00 santri masuk ke kelas untuk menyetorkan hafalannya dengan bimbingan ustadz yang  mencatat perkembangan hafalan santri. Kemudian santri kembali ke kamar untuk menghafal Al-Qur’an secara mandiri.

Pada pukul 10.00 WIB santri masuk ke kelas untuk melakukan kegiatan muraja’ah yaitu kegiatan mengulang hafalan dan menyetorkannya minimal setengah juz dengan bimbingan ustadz. Azan Zuhur berkumandang santri pergi ke mesjid untuk melaksanakan shalat Zuhur berjama’ah dan kemudian makan siang bersama. Santri kembali ke kelas dan melakukan kegiatan muraja’ah sampai waktu shalat Ashar tiba. Santri pergi ke mesjid untuk melaksanakan shalat Ashar berjama’ah. Santri kembali ke kamar untuk bebas beraktivitas dan beristirahat.

 Azan Maghrib berkumandang santri pergi ke mesjid untuk melaksanakan shalat Maghrib berjama’ah kemudian mengulang hafalannya secara mandiri. Kemudian santri makan malam bersama di ruang makan. Waktu shalat Isya tiba santri berangkat ke mesjid untuk melaksanakan shalat isya berjama’ah kemudian santri masuk  kelas kembali untuk muraja’ah hingga pukul 21.00 WIB. Setelah itu santri kembali ke kamar untuk beristirahat dan tidur.

Pada setiap akhir semester santri diuji kembali oleh ustadz dari juz 1 sampai dengan juz yang telah dihafalkannya. Santri yang telah lulus hafalannya diberikan sertifikat yang berisi  nilai dan jumlah juz yang sudah lulus hafalannya. Santri yang belum lulus ujian harus mengulang kembali dan tidak mendapatkan sertifikat.

Pesan saya kepada kalian bahwasannya tiada kelelahan dalam menghafal Al-Qur’an karena sesungguhnya keletihan itu akan segera hilang dan kemuliaan di masa depan kekal menanti. Namun bila kita bersenang-senang dalam kemalasan, dosa dan kesia-siaan maka sesungguhnya kesenangan sesaat itu akan segera pergi tersisalah keburukan dan penyesalan dimasa depan.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Rangga Mahardika

    Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
    Fakultas Kesehatan Masyarakat
    MAN JADDA WAJADA

    View all posts

    Add comment