Soloensis

Dampak Negatif Penggunaan Gadget Secara Berlebihan

Pernahkah merasa sepi walau sedang berada di tengah keramaian? Semuanya sibuk masing-masing dengan gadgetnya sendiri. Duduk bersama harusnya menjadi waktu berkualitas untuk saling bercengkerama. Namun hal ini telah tergantikan dengan lebih banyaknya waktu untuk berinteraksi di dunia maya.

Yah. Gadget atau yang dalam bahasa Indonesia-nya disebut dengan gawai, bisa dibilang sudah menjadi salah satu kebutuhan primer bagi sebagian besar orang. Bahkan ada yang pernah mengatakan bahwa “aku tidak bisa hidup tanpa gawai”. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya benda ini.

Dalam artiannya, gawai adalah suatu peranti atau instrument yang memiliki tujuan dan fungsi praktis, yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan teknologi yang sudah ada sebelumnya. Dahulu orang lebih banyak mengenal komputer, sedangkan sekarang, labtop atau notebook makin banyak beredar.

Selain itu, telepon rumah yang menjadi benda wajib di rumah, sudah tergantikan dengan ponsel. Tak berhenti di ponsel saja, sekarang semua orang telah menggunakan smartphone atau ponsel pintar yang lebih canggih.

 

Dengan berbagai macam fitur yang diberikan, smartphone menjadi benda yang sangat penting. Baik dalam bekerja, mengetahui informasi, hingga hiburanpun menjadi kebutuhan yang disediakan oleh smartphone.

Di Indonesia, pengguna smartphone telah mencapai angka 92 juta lebih. Hal ini belum termasuk jenis ponsel atau gawai lain yang tentu angkanya lebih dari itu. Bahkan, hingga tahun 2018, Indonesia berada pada peringkat ke-4 dalam penggunaan smartphone di dunia.

Semua orang dari berbagai golongan usia, dari anak-anak hingga usia dewasa sudah memiliki dan menggunakan gawai. Hal ini tentunya sangat positif. Namun, jika tidak digunakan secara bijak, maka gawai dapat mengakibatkan hal-hal yang negatif, khususnya bagi kesehatan tubuh dan mental.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari University of Oxford, durasi ideal untuk melakukan aktivitas online atau menggunakan gawai adalah selama 257 menit atau selama 4 jam 17 menit dalam sehari.

Begitulah waktu ideal untuk menggunakan gawai atau internet. Sedangkan jika dibandingkan dengan pola penggunaan orang Indonesia, bisa dikatakan bahwa penggunaan gawai cenderung sudah melebihi waktu idealnya.

Menurut hasil survey, rata-rata orang Indonesia menggunakan gawai, khususnya untuk internetan selama lebih dari 8 jam sehari. Kebanyakan digunakan untuk berselancar di media sosial. Waktu yang cukup lama untuk menggunakan gawai.

Hal ini tentu dapat berdampak negatif bagi kesehatan, baik bagi anak-anak hingga orang dewasa. Bagi anak-anak, penggunaan gawai secara berlebihan akan menimbulkan gangguan kognitif atau pertumbuhan otak, meningkatkan risiko kelainan mental, kurang fokus, hingga memiliki risiko tinggi terkena kanker akibat radiasi dari gawai. Selain itu, anak juga akan mengalami obesitas.

Sebagai akibat dari dampak tersebut, pertumbuhan dan perkembangan anak akan terhambat. Anak akan sulit untuk berpikir, belajar hingga terkena berbagai macam penyakit. Anak yang juga akan mengalami kecanduan sehingga akan sulit terlepas dari gawai.

Hal ini juga akan mengakibatkan tidak adanya ikatan yang baik serta hubungan sosial antara anak dengan orang tua, maupun lingkungan sekitarnya. Ia akan cenderung bertumbuh menjadi anti sosial atau tidak bisa bersosialisasi dengan baik.

Tidak hanya bagi anak-anak, orang dewasa juga akan merasakan dampak negatif, jika tidak mengatur penggunaan gawai secara bijak. Bagi orang dewasa, penggunaan gawai yang berlebihan dapat mengakibatkan kurangnya waktu tidur yang berkualitas, leher dan otot-otot yang tegang, hingga obesitas.

Kurangnya atau terganggunya waktu tidur dikarenakan penggunaan gawai akan menstimulasi otak untuk selalu dalam kondisi siaga, meski hendak beristirahat. Seperti yang diketahui bahwa kurangnya waktu tidur dapat mengakibatkan berbagai efek negatif bagi kesehatan fisik dan mental.

Leher atau otot-otot yang tegang diakibatkan karena saat menggunakan gawai, posisi yang digunakan jarang untuk berpindah. Hal ini mengakibatkan otot-otot menjadi tegang. Kondisi ini bisa menjadi lebih parah hingga terkena sakit kepala atau pusing.

Selain itu, kurangnya bergerak saat menggunakan gawai juga akan mengakibatkan terjadinya obesitas. Apalagi jika terjadi kombinasi antara kurangnya aktivitas fisik dengan pola makan yang kurang baik. Orang dewasa yang mengalami obesitas memiliki risiko tinggi terkena banyak penyakit lain seperti jantung, diabetes, hingga stroke.

Untuk itu, perlu diketahui batasan-batasan dalam menggunakan gawai. Bagi anak-anak penggunaan gawai sangat perlu dibatasi dan biarkan anak-anak lebih banyak bersosialisasi. Arahkan anak untuk menggunakan gawai sebagai media dalam belajar.

Bagi orang dewasapun demikian. Orang dewasa harusnya dikenal dapat mengontrol dengan baik penggunaan gawai.

Adapun jika kebutuhan atau tugas mengharuskan penggunaan gawai yang lebih, maka harus diimbangi dengan melakukan aktivitas fisik seperti perenggangan atau berolah raga. Selain itu, waktu untuk tidurpun harus diperhatikan.

Gawai diciptakan untuk berguna dalam melaksanakan tugas, sebagai media pembelajaran dan hal positif lainnya. Namun, penggunaan yang kurang bijak dan tidak sesuai dengan standar idealnya, dapat merugikan kesehatan diri sendiri. Oleh karena itu, berusahalah mengatur pemakaian gawai atau gadget secara bijak.

 

Salam sehat!  

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Hidayat Nurazmi

    Mahasiswa UIN Sumatera Utara, jurusan Ilmu Komputer

    View all posts

    Add comment