Soloensis

QRIS: Pembayaran Mudah di Era Modern

pexels-imin-technology-12935064-min (1)

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi telah mengubah lanskap industri keuangan secara drastis. Peningkatan penggunaan smartphone dan akses internet yang meluas telah memberikan dorongan bagi inovasi dalam sistem pembayaran. Di tengah perubahan ini, QRIS muncul sebagai solusi yang menarik dan berpotensi mengubah cara kita bertransaksi.

Sebelum adanya QRIS, metode pembayaran yang sering kita temui adalah menggunakan uang tunai dan kartu kredit. Namun, penggunaan uang tunai memiliki beberapa keterbatasan, seperti risiko kehilangan dan kerentanan terhadap pencurian. Di sisi lain, transaksi dengan kartu kredit memerlukan perangkat pembaca kartu dan jaringan yang dapat membatasi fleksibilitas pengguna.

QRIS hadir sebagai alternatif yang membatasi beberapa kendala tersebut. Dengan menggunakan kode QR, pengguna dapat melakukan transaksi dengan cepat dan mudah hanya dengan menggunakan smartphone mereka. Pengguna cukup memindai kode QR yang terdapat di tempat usaha atau toko, kemudian melakukan pembayaran melalui aplikasi e-wallet atau langsung melalui rekening bank.

Dalam waktu singkat sejak peluncurannya, QRIS telah mendapatkan dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan pelaku usaha. Pemerintah Indonesia melihat potensi besar dalam QRIS untuk mendorong inklusi keuangan, mengurangi penggunaan uang tunai, dan meningkatkan transparansi dalam sistem pembayaran.

Mengenal QRIS

Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS adalah metode pembayaran modern yang menggunakan kode QR (Quick Response). Metode pembayaran ini telah mengalami pertumbuhan yang pesat sejak diluncurkan di Indonesia pada tahun 2019. QRIS sendiri berpotensi besar untuk menggantikan metode pembayaran konvensional seperti uang tunai dan kartu kredit, serta membawa perubahan yang signifikan dalam industri keuangan. Sebagai seorang pengamat teknologi, saya memberi apresiasi terhadap potensi besar yang dimiliki oleh QRIS yang telah mengubah cara kita bertransaksi dan merasakan kenyamanan serta kemudahan dalam pembayaran.

QRIS memanfaatkan kode QR untuk memfasilitasi transaksi keuangan dan menghilangkan ketergantungan pada uang tunai dan kartu kredit. Kemunculan QRIS ini mengubah model pembayaran di tanah air. Tidak perlu repot membawa uang tunai dalam jumlah besar atau mencari mesin EDC yang sering kali terjadi error sehingga menyebabkan mesin EDC tidak bekerja dengan baik. Dengan QRIS, kita cukup membawa smartphone dan dapat melakukan pembayaran dengan cepat dan mudah.

Keunggulan QRIS

Salah satu keunggulan dari penggunaan QRIS adalah fleksibilitasnya. Metode pembayaran ini tidak membatasi pengguna pada satu sumber dana tertentu. Kita dapat melakukan pembayaran melalui e-wallet, rekening bank, atau kartu prabayar. Ini dapat memberi pilihan yang luas kepada masyarakat dan mempermudah mereka dalam bertransaksi. Seperti contohnya bertransaksi di luar negeri. 

QRIS menyediakan fitur QRIS antarnegara, fitur itu sendiri adalah sistem pembayaran lintas negara (cross-border payment) berbasis kode QR yang dapat digunakan untuk transaksi lintas negara. Dengan QRIS antarnegara, transaksi di luar negeri tidak perlu lagi mengonversi atau menukarkan mata uang kita menjadi mata uang asing saat ingin berbelanja di negara yang dikunjungi. Jadi, pembayaran atas transaksi yang dilakukan wisatawan asing di Indonesia dapat dilakukan dengan memindai QRIS Merchant Indonesia dengan menggunakan aplikasi pembayaran negaranya. Sebaliknya, pembayaran atas transaksi wisatawan Indonesia dapat dilakukan dengan memindai QR standar negara yang dikunjunginya dengan menggunakan aplikasi pembayaran Indonesia.

Implementasi QRIS antarnegara saat ini sudah bisa digunakan di Thailand. Sementara QRIS Malaysia sedang tahap uji coba, disusul dengan QRIS Singapura dalam proses pengembangan/inisiasi. QRIS Jepang pun akan segera menyusul. Perluasan kerja sama ini dilakukan Bank Indonesia dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang melalui penandatanganan Nota Kerja Sama (NK) terkait pembayaran berbasis QR Code. 

Selain itu, QRIS juga memberikan beberapa manfaat besar bagi para pelaku usaha. Dalam ekosistem bisnis yang semakin terhubung secara digital, mengadopsi QRIS menjadi langkah strategis. Pelaku usaha dapat mengurangi biaya operasional dengan menghindari penggunaan uang tunai dan risiko pencurian. Mereka juga dapat memantau transaksi secara real-time, memahami pola belanja pelanggan, dan meningkatkan efisiensi penjualan.

Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra, menuturkan bahwa metode pembayaran menggunakan QRIS sangat efektif bagi pelaku usaha. Terdapat beberapa kemudahan yang ditemukan seperti, pelaku usaha tidak perlu menyiapkan uang kembalian, karena dengan menggunakan QRIS pembeli dapat membayar apa yang dibeli dengan uang pas, serta membuat semua uang yang pedagang terima, tersimpan dengan aman dalam dompet digital yang digunakan.

Kemudahan lain yang ditemukan adalah proses settlement. QRIS akan memudahkan dalam menganalisis keuangan bisnis. Seluruh transaksi penjualan bisa dipantau secara real-time. Jadi, para pedagang tidak perlu lagi mencatat omset penjualan secara manual, karena semua transaksi sudah terekam secara otomatis. Hal ini akan berdampak positif kepada credit score bisnis. Dengan demikian, ketika suatu saat membutuhkan pinjaman untuk modal usaha, prosesnya akan dipermudah.

 

Selain itu, aktivitas perbankan juga lebih mudah dipantau jika pelaku usaha menggunakan QRIS. Perbankan yang menjadi tempat pelaku bisnis mempercayakan penyimpanan uangnya juga akan dengan mudahnya memantau aktivitas transaksinya, termasuk juga perkembangan dari waktu ke waktu. Terlebih lagi jika dari perbankan yang menggunakan aplikasi mobile banking sudah menyediakan fitur QRIS, maka nasabah dapat dimudahkan untuk bertransaksi. Bank tempat pelaku usaha buka rekening tersebut dapat memantau setiap hari, bahkan setiap detik dapat dipantau setiap ada transaksi, sehingga, jika ada peningkatan skala usaha maka akan terlihat dengan jelas.

Tantangan Yang Dihadapi

Namun, saya juga mengakui bahwa QRIS masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah tingkat pemahaman smartphone yang belum merata di seluruh Indonesia. Meskipun banyak yang memiliki smartphone, masih ada sebagian besar masyarakat yang tidak memiliki akses maupun pemahaman yang memadai tentang QRIS.

Survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68%. Sementara, data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 menunjukkan bahwa tingkat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi berada di angka 5,34 dari maksimum skor 10. Hal ini menjadi tantangan dalam penggunaan QRIS karena masih terdapat setengah populasi masyarakat di Indonesia yang kurang terbiasa menggunakan teknologi ini.

Berhubungan dengan kurangnya tingkat literasi keuangan dan teknologi, penggunaan QRIS membuka peluang kejahatan penipuan khususnya bagi pengguna yang kurang memahami pentingnya keamanan transaksi yang sangat penting untuk melindungi konsumen dan merchant dari kejahatan siber dan kecurangan transaksi.

Ancaman kejahatan siber seperti peretasan, pencurian identitas, atau penipuan online menjadi risiko yang dihadapi oleh pengguna dan penyedia layanan keuangan digital. Dari domestik, Friderica menyebutkan laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat lebih dari 700 juta serangan siber terjadi di Indonesia pada tahun 2022. Serangan siber yang mendominasi yaitu ransomware atau malware dengan modus meminta tebusan dan lain-lain.

Simpulan

QRIS memiliki potensi besar untuk mempercepat inklusi keuangan, meningkatkan efisiensi transaksi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Namun, untuk mencapai potensi penuhnya, perlu adanya upaya bersama dalam mengatasi tantangan yang ada. Maka dari itu, perlu adanya upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga keuangan, dan pelaku usaha, dan masyarakat untuk meningkatkan literasi keuangan dan teknologi. Program edukasi yang efektif dan mudah diakses dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan QRIS dan pentingnya menjaga keamanan dalam bertransaksi secara digital.

Selain itu, perlu adanya upaya dalam peningkatan keamanan dalam transaksi melalui QRIS. Penyedia layanan pembayaran digital perlu mengadopsi teknologi keamanan yang kuat, seperti enkripsi data, otentikasi dua faktor, dan pemantauan transaksi yang cermat. Pemerintah juga dapat berperan dalam mengawasi dan mengatur praktik penggunaan QRIS untuk memastikan bahwa standar keamanan yang memadai diimplementasikan oleh penyedia layanan.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment