Soloensis

Belajar dari Milan: Kota Paling Polusi Jadi Terbersih Sedunia

kota-milan_169

Jakarta, Indonesia – Milan, pusat mode dunia dan salah satu kota terpenting di Italia pernah menjadi kota dengan tingkat polusi tertinggi se-Eropa pada 2008 lalu. Namun, Milan kemudian berbenah dan berhasil membalikkan nasib menjadi kota dengan kualitas udara terbaik se-dunia.

Pada awal 2008 lalu asap tebal yang menyelimuti kota menandai tingginya polutan yang terakumulasi di atmosfer. Hal tersebut membuat Milan dapat julukan “The Big Smog of Milan”.

Hal tersebut disebut sebagai peristiwa polusi udara terparah yang pernah dialami Milan, kira-kira terjadi selama periode Januari – Februari 2008 yang disebabkan cuaca buruk dan pola angin yang stagnan, serta lalu lintas kendaraan bermotor tinggi dan aktivitas industri..

Pada waktu itu, kadar PM10 dan PM 2,5 mencapai tingkat tertinggi yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Perlu diketahui, Particulate Matter (PM) merupakan salah satu polutan yang berupa partikel-partikel kecil yang dapat masuk ke dalam sistem pernapasan manusia dan mengganggu kesehatan.

Berdasarkan data yang dikutip science on the net, ada sekitar 30.000 orang meninggal di Italia tiap tahunnya akibat polusi udara. Hal tersebut membuat rata-rata angka harapan hidup warga Italia menyusut sebanyak 10 bulan.

Wilayah Italia Utara termasuk Milan menjadi kota dengan angka harapan hidup berkurang paling banyak mencapai 14 bulan. Sementara untuk Italia tengah berkurang 6,6 bulan, kemudian untuk wilayah Italia Selatan susut 5,7 bulan.

Melansir dari NewScientist, ada sebuah penelitian yang dilakukan 2008 lalu terhadap sekitar 2000 orang di wilayah Lombardy, Italia. Hasil penelitian menemukan tingginya kadar partikel kecil di udara bisa membuat darah lebih cepat menggumpal. Hal ini dapat menyebabkan kondisi yang disebut deep vein thrombosis (DVT).

DVT terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di tungkai bawah atau paha. Jika bekuan darah terlepas, maka dapat berpindah ke paru-paru dan menyebabkan kesulitan bernapas bahkan kematian.

Partikel yang dipelajari para peneliti sering disebut PM10, karena berukuran 10 mikron (seperseratus milimeter) atau kurang. Partikel-partikel kecil ini telah mengkhawatirkan kesehatan masyarakat selama beberapa dekade karena kemampuannya menembus paru-paru dan memasuki aliran darah.

Beberapa peneliti menemukan bahwa risiko trombosis 70% lebih besar untuk setiap peningkatan 10 mikrogram per meter persegi dari PM10.

Kualitas udara yang makin memburuk menjadi satu masalah nasional dan menjadi perbincangan hangat berbagai kalangan. Oleh karena itu, pemerintah Milan bekerjasama dengan masyarakat setempat menggalakkan berbagai kebijakan untuk mengurangi emisi.

Beberapa yang dilakukan pada 2008 lalu adalah melakukan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan nomor plat pada hari-hari tertentu dan menggratiskan transportasi umum dalam periode polusi yang tinggi.

Tak hanya itu, pada 2009 lalu Milan secara resmi tergabung dalam C40 Cities yang merupakan jaringan perkotaan global yang bertujuan mengatasi perubahan iklim dan mempromosikan solusi berkelanjutan di kota-kota besar di seluruh dunia.

Tujuan utama C40 Cities adalah untuk menciptakan platform kolaboratif di antara kota-kota besar agar dapat bertukar pengalaman, pengetahuan, dan solusi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

depo4d Sejak bergabung, aksi nyata yang dilakukan semakin meningkat seperti memperluas ruang terbuka hijau yang mendukung para pejalan kaki dan pengguna sepeda, menetapkan disinsentif bagi pengguna kendaraan bermotor seperti untuk parkir, pajak, dan lain-nya. sebaliknya diberikan insentif untuk penggunaan kendaraan berbasis baterai yang lebih ramah lingkungan.

bigwin777 Kemudian, pada Februari 2022 lalu aksi nyata semakin digencarkan pemerintah Milan yang tertuang pada rencana Kualitas Udara dan Iklim (Air Quality and Climate Plan). Rencana mencakup tindakan yang secara khusus didedikasikan untuk peningkatan kualitas udara.

SUMBER CNBC INDONESIA

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment