Soloensis

Analisis Wacana di SD Negeri Sawahan dengan Pendekatan Tekstual dan Kontekstual

3

 

Bahasa dan wacana memiliki hubungan yang erat dalam konteks komunikasi manusia. Bahasa, sebagai sistem lambang yang digunakan untuk menyampaikan makna, menjadi medium utama dalam pembentukan wacana. Wacana merujuk pada serangkaian tuturan atau teks yang membentuk suatu konteks komunikatif yang lebih luas. Bahasa menjadi alat utama dalam mengkonstruksi dan menyampaikan makna dalam sebuah wacana. Melalui pemilihan kata, struktur kalimat, dan penggunaan konteks yang tepat, pembicara atau penulis dapat membentuk wacana yang memiliki tujuan komunikatif tertentu. Sebaliknya, wacana juga mempengaruhi penggunaan bahasa dengan menentukan norma-norma komunikatif, memodifikasi makna kata, dan mengarahkan cara berbicara atau menulis. Dengan demikian, bahasa dan wacana saling mempengaruhi dalam membentuk komunikasi yang efektif dan memahami konteks komunikatif secara lebih mendalam.

Wacana tekstual dan kontekstual membentuk dua dimensi penting dalam analisis bahasa dan komunikasi. Wacana tekstual berkaitan dengan struktur internal suatu teks, fokus pada hubungan antar kalimat, pemilihan kata, dan tata bahasa untuk menyampaikan makna yang kohesif. Di sisi lain, wacana kontekstual menitikberatkan pada pemahaman makna teks dalam konteks yang lebih luas, termasuk situasi sosial, budaya, dan historis. Wacana tekstual mencakup aspek formal dan gramatikal, sementara wacana kontekstual menekankan interpretasi makna yang mungkin berubah bergantung pada situasi komunikatif tertentu. Keduanya saling terkait, karena pemahaman wacana tekstual memerlukan pembedaan makna yang muncul dari konteks yang mendalam. Dengan memadukan analisis wacana tekstual dan kontekstual, kita dapat lebih memahami kompleksitas komunikasi manusia dan bagaimana bahasa digunakan untuk menyampaikan pesan dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran di SD Negeri Sawahan, pembelajaran dilakukan dengan beberapa pendekatan salah satu diantarannya menggunakan pendekatan wacana tekstual dan kontekstual. Pembelajaran dengan pendekatan tekstual menekankan siswa dalam memperhatikan gramatikalnya, sepertihalnya materi membaca nyaring pada kelas 2. Siswa diperintahkan membaca nyaring secara bersama-sama satu kelas dengan memperhatikan tanda baca yang ada pada bacaan. Sedangkan untuk pembelajaran secara kontekstual seperti halnya belajar sembari mengkritisi isi pembelajaran tersebut. Saat mengajarkan siswa kelas 4 siswa diminta untuk membaca bacaan pada buku tematik/ buku pelajarannya, kemudian siswa dihimbau untuk mengkritisi bacaan tersebut sesuai dengan isi bacaan yang telah dipelajari sebelumnya.

 

 

 

 

 

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Nobelrajendra

    Add comment