Soloensis

Rasa Kurang Percaya Diri

employee-hanging-boss-hand_1133-188
Gambar: Freepik

     Saya mempunyai cerita tentang pengalaman saya dulu sewaktu saya masih berada disekolah dasar. Sewaktu saya masih disekolah dasar ada satu wabah yang membuat semua siswa harus belajar dirumah selama 2 tahun. Wabah itu adalah wabah Covid 19 atau Corona yang menyebabkan semua orang harus selalu berada didalam rumah, menjaga jarak satu sama lain, selalu mencuci tangan menggunakan sabun, dan menggunakan masker jika ingin berpergian.

     Waktu saya berada dikelas 3 semester awal wabah ini mulai muncul yang membuat saya harus melakukan pembelajaran dirumah selama 2 tahun lamanya. Sampai saya berada dikelas 5 semester awal wabah ini mulai berkurang dan semua siswa dibolehkan melakukan pembelajaran disekolah. Akan tetapi semua siswa harus menaati peraturan yang ada yaitu menjaga jarak satu sama lain, selalu mencuci tangan, dan menggunakan masker.

     Semua berjalan dengan lancar sampai saya memasuki kelas 6 semester akhir. Saat itu wabah ini dinyatakan hampir hilang dan semua siswa sudah boleh mulai berdekatan antara satu sama lain dan boleh melepas masker. Tetapi karena saya sudah terlanjur nyaman menggunakan masker maka disaat teman teman saya yang lain sudah mulai melepas masker saya masih tetap menggunakan masker. Sebenarnya alasan saya masih menggunakan masker selain karena terlanjur sudah nyaman menggunakan masker adalah karena saya merasa tidak percaya diri untuk membuka masker saya dan menunjukan wajah saya tanpa menggunakan masker didepan orang lain.

     Awalnya teman teman saya tidak mempermasalahkan soal itu tapi lama kelamaan teman teman saya juga penasaran kenapa saya selalu menggunakan masker disaat orang lain sudah tidak menggunakan masker. Salah satu teman saya bertanya kepada saya kenapa saya masih menggunakan masker dan saat itu saya hanya bisa diam karena saya bingung harus menjawab apa atas pertanyaan teman saya itu.

     Dan kerena itu hampir semua teman teman saya mulai menatap saya dengan tatapan yang aneh dan mulai menjauhi saya. Padahal saya tidak pernah berbuat masalah kepada mereka. Apa karena saya tidak berani membuka masker sama seperti teman teman saya yang lain? Itu adalah alasan yang aneh menurut saya. Dan karena itu saya semakin merasa sangat tidak percaya diri untuk membuka masker. Sampai hari perpisahan tiba pun saya masih enggan untuk membuka masker saya. Sampai saya mulai mendaftar disekolah menengah pertama pun saya masih enggan untuk membuka masker.

     Sewaktu saya menjalani MPLS disekolah menengah pertama selama 5 hari saya pun masih enggan untuk melepas masker saya. Tetapi karena kejadian dulu disekolah dasar yang membuat saya harus mulai melepas masker saya untuk menghindari kejadian itu terulang kembali. Akhirnya saya pun memberanikan diri untuk melepas masker saya. Dan reaksi teman teman baru saya pun biasa biasa saja yang membuat saya semakin percaya diri untuk melepas masker saya. Dan akhirnya saya sudah tidak menggunakan masker lagi sampai saat ini.

     Tetapi ada teman saya yang masih menggunakan masker sampai saat ini. Teman saya yang lain pun bertanya kenapa dia tidak mau melepas maskernya, dan jawabannya adalah karena dia tidak merasa percaya diri untuk melepas maskernya. Saya sangat tau perasaan dia kenapa dia merasa tidak percaya diri untuk melepas masker karena saya juga pernah merasakannya. Saya pun memberi tau teman teman yang lain untuk tidak menjauhinya dan saya juga memberitahu kepada dia untuk mulai percaya diri dan mulai melepas masker. Tetapi dia masih tidak percaya diri untuk melepas maskernya sampai saat ini. Tidak masalah menurut saya selagi itu tidak merugikan saya.

     Intinya jangan menghakimi seseorang tanpa tau alasan dibalik semuanya dan mulailah percaya kepada dirimu sendiri.

Anastasya Husnatun Nisa

SMP Negeri 11 Surakarta

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment