Soloensis

Perbedaan Agama dalam keluarga

family-parents-house-place-scene_24877-49951
Gambar: Freepik

     Di dalam keluarga besar saya, mayoritas agamanya adalah Islam. Namun ada 3 anggota keluarga saya yang beragama non Islam. Yaitu ibu saya yang beragama Buddha dan kedua paman saya yang beragama Kristen, total 7 anggota keluarga apabila dihitung bersama sepupu dan bibi saya.

     Saat SD, teman-teman selalu heran bagaimana bisa keluarga saya memiliki agama-agama yang berbeda? Memangnya boleh menikahi yang tidak seagama? Dan lain-lain.

     Akan tetapi, menurut saya tidak masalah jika memiliki anggota keluarga yang berbeda agama dari mayoritas agama keluarga tersebut. Selama semuanya rukun dan saling menghormati, bukan? Dan hal tersebut ada di keluarga saya.

     Dulu pada saat Idul Fitri, semua anggota keluarga termasuk yang berbeda agama mengunjungi rumah untuk meramaikan suasana di rumah. Kedua paman saya juga memberi amplop lebaran kepada anak-anak  termasuk saya yang bersilaturahmi ke rumah  seperti yang lain.

     Saat malam Natal, semua sepupu saya menginap di rumah saya karena diajak menghias pohon natal yang dibelikan paman saya. Siapa sangka keesokan harinya kami mendapati berbagai kado dengan nama kami yang menandakan kado milik siapa. Kado tersebut berisi baju, saya sangat menyukai baju tersebut. Sebenarnya saya tahu kalau yang menaruh kado-kado tersebut adalah kedua paman saya, tapi tidak usah saya beritahukan agar tidak mengacau kejutan.

     Sama halnya bagi saya dan sepupu-sepupu saya. Sampai saat ini pun, kadang-kadang sepupu saya berkunjung dan bermain bersama sepupu saya yang ada di rumah.

     Walau sekarang sudah jarang sekali mengadakan kumpul-kumpul bersama saat ada acara-acara tersebut, walau rumah lebih sepi tanpa kehadiran semua anggota keluarga, silaturahmi tetap tidak terputus.

 

Penulis: Anindi Marshelly Budiono

Sekolah: SMP Negeri 11 Surakarta

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment