Soloensis

Keberagaman Indonesia

wake-speedboat-ocean_1385-1745
Gambar: Freepik

     Indonesia  adalah  negara  dengan  sejuta  keberagaman.  Keberagaman  yang  ada  telah menjadi  simbol  persatuan  dan  dikemas  dalam  bingkai  Bhinneka  Tunggal  Ika.  Oleh  karena  itu, kita harus menjaganya agar tetap utuh dan harmonis. Namun, belakangan ini Indonesia kerap mengalami krisis toleransi. Perbedaan yang ada justru  menimbulkan  perpecahan.  Padahal,  perbedaan  itu  sendirilah  yang  seharusnya  membuat Indonesia menjadi indah karena lebih “berwarna”. Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai Indonesia terpecah-belah akibat isu-isu negatif. Ingat kata pepatah, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Bentuk keberagaman di Indonesia Indonesia  adalah  negara  yang  kaya,  baik  dari  segi  sumber  daya  alam  maupun keberagamannya. 

     Ada  beberapa  bentuk  keberagaman  di  Indonesia,  mulai  dari  keberagaman suku, keberagaman agama, keberagaman ras, dan juga keberagaman anggota golongan. Keberagaman suku Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki beragam suku bangsa. Seperti dikutip dari situs menurut sensus penduduk Badan Pusat Statistik pada 2010, ada lebih dari 300 kelompok suku bangsa di Indonesia, yang jika dirinci terdapat sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Beberapa nama suku bangsa di Indonesia seperti, suku Jawa, Sunda, Batak, Betawi, Madura,  Bugis,  Melayu  dan  lainnya.  Lantas,  apa  yang  menjadi  penyebab  keberagaman  suku bangsa  dan  budaya  di  Indonesia. 

     Berbagai  sumber  menyebutkan,  bahwa  ada  beberapa  faktor yang  jadi penyebab  keberagaman  suku bangsa  dan budaya  di  Indonesia  yaitu  berbagai  kondisi alam,  Indonesia  sebagai  negara  kepulauan,  dan  Indonesia  sebagai  jalur  perdagangan. Keberagaman agama Indonesia adalah negara  yang religius.  Hal  itu  dibuktikan dalam sila pertama Pancasila, yaitu  Ketuhanan Yang Maha Esa.  Kebebasan dalam beragama dijamin dalam  UUD 1945  pasal 29 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

     Di Indonesia sendiri, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama yang diakui oleh negara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga Konghucu. Keenam agama harus hidup berdampingan di masyarakat dengan prinsip toleransi antarumat beragama. Keberagaman ras Ras merupakan klasifikasi yang digunakan untuk mengategorikan manusia melalui ciri fenotipe (ciri fisik) dan asal usul geografis.

     Asal mula keberagaman ras di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti bangsa asing yang singgah di Tanah Air, sejarah penyebaran ras dunia, dan juga kondisi geografis.  Ras bangsa turut menjadi unsur dalam keberagaman masyarakat Indonesia. Hal tersebut karena setiap individu yang tinggal di wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke ini juga masing-masingnya adalah  bagian  dari  ras  dan  suku  bangsa  yang  berbeda-beda.  Hal tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri biologis mereka, mulai dari rambut, warna kulit, ukuran tubuh, ukuran mata, dan tinggi badan. Tidak jarang pula, individu-individu yang merupakan bagian dari suku bangsa sama, ternyata memiliki ciri biologis berbeda. Hal tersebut juga dapat dinamakan sebagai keberagaman.

     Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, ras itu sendiri adalah golongan bangsa yang dilihat berdasarkan pada ciri-ciri fisik dan garis keturunannya. Secara umum, rasa manusia di seluruh muka bumi ini ada lima, yakni: – Negroid, yakni yang memiliki ciri kulit hitam dan rambut keriting. – Mongoloid, yakni yang memiliki ciri kulit kuning langsat dengan rambut kaku dan mata sipit. – Kaukasoid, yakni yang memiliki ciri kulit putih dengan mata biru dan rambut pirang. – Australoid, yakni yang memiliki ciri kulit hitam atau sawo matang. – Khoisan, yakni yang rata-rata berasal dari Afrika Selatan.

Preview text

Keberagaman Indonesia

     Nilna Rahmi Isna Indonesia adalah negara dengan sejuta keberagaman. Keberagaman yang ada telah menjadi simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kita harus menjaganya agar tetap utuh dan harmonis.

     Namun, belakangan ini Indonesia kerap mengalami krisis toleransi. Perbedaan yang ada justru menimbulkan perpecahan. Padahal, perbedaan itu sendirilah yang seharusnya membuat Indonesia menjadi indah karena lebih “berwarna”.

     Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai Indonesia terpecah-belah akibat isu-isu negatif. Ingat kata pepatah, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.”

Bentuk keberagaman di Indonesia

     Indonesia adalah negara yang kaya, baik dari segi sumber daya alam maupun keberagamannya. Ada beberapa bentuk keberagaman di Indonesia, mulai dari keberagaman suku, keberagaman agama, keberagaman ras, dan juga keberagaman anggota golongan.

Keberagaman suku

     Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki beragam suku bangsa. Seperti dikutip dari situs Indonesia.go, menurut sensus penduduk Badan Pusat Statistik pada 2010, ada lebih dari 300 kelompok suku bangsa di Indonesia, yang jika dirinci terdapat sekitar 1 suku bangsa di Indonesia. Beberapa nama suku bangsa di Indonesia seperti, suku Jawa, Sunda, Batak, Betawi, Madura, Bugis, Melayu dan lainnya. Lantas, apa yang menjadi penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Berbagai sumber menyebutkan, bahwa ada beberapa faktor yang jadi penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia yaitu berbagai kondisi alam, Indonesia sebagai negara kepulauan, dan Indonesia sebagai jalur perdagangan. Keberagaman agama

     Indonesia adalah negara yang religius. Hal itu dibuktikan dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan dalam beragama dijamin dalam UUD 1945 pasal 29 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

      Di Indonesia sendiri, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama yang diakui oleh negara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga Konghucu. Keenam agama harus hidup berdampingan di masyarakat dengan prinsip toleransi antarumat beragama.

Keberagaman ras

     Ras merupakan klasifikasi yang digunakan untuk mengategorikan manusia melalui ciri fenotipe (ciri fisik) dan asal usul geografis. Asal mula keberagaman ras di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti bangsa asing yang singgah di Tanah Air, sejarah penyebaran ras dunia, dan juga kondisi geografis.

     Ras bangsa turut menjadi unsur dalam keberagaman masyarakat Indonesia. Hal tersebut karena setiap individu yang tinggal di wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke ini juga masing-masingnya adalah bagian dari ras dan suku bangsa yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri biologis mereka, mulai dari rambut, warna kulit, ukuran tubuh, ukuran mata, dan tinggi badan. Tidak jarang pula, individu-individu yang merupakan bagian dari suku bangsa sama, ternyata memiliki ciri biologis berbeda. Hal tersebut juga dapat dinamakan sebagai keberagaman.

       Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, ras itu sendiri adalah golongan bangsa yang dilihat berdasarkan pada ciri-ciri fisik dan garis keturunannya. Secara umum, rasa manusia di seluruh muka bumi ini ada lima, yakni:

Negroid, yakni yang memiliki ciri kulit hitam dan rambut keriting.

Mongoloid, yakni yang memiliki ciri kulit kuning langsat dengan rambut kaku dan mata sipit.

Kaukasoid, yakni yang memiliki ciri kulit putih dengan mata biru dan rambut pirang.

Australoid, yakni yang memiliki ciri kulit hitam atau sawo matang.

Khoisan, yakni yang rata-rata berasal dari Afrika Selatan.

Pentingnya menjaga toleransi di dalam keberagaman

Meskipun Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan dan keberagaman, hal tersebut membuat Indonesia rentan terpecah-belah akibat perbedaan yang ada. Perpecahan di masyarakat bisa memicu konflik yang menimbulkan kerugian banyak pihak.

Oleh karenanya, diperlukan sifat toleran dan juga tenggang rasa terhadap perbedaan dan kemajemukan di masyarakat. Sifat toleransi haruslah ditanamkan sejak dini supaya bisa menerima perbedaan yang ada. Contoh perilaku toleransi seperti memberikan kesempatan kepada tetangga melakukan ibadahnya, tolong-menolong antarwarga ketika melaksanakan hari raya, dan tidak membeda- bedakan tetangga, dan menghargai perbedaan budaya yang ada.

Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman masyarakat merupakan kunci untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta mencegah proses perpecahan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Setiap individu hendaknya mengaplikasikan perilaku toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan antargolongan.

 

Nama: Ahmad Nur Fauzi

Sekolah: SMPN 2 Surakarta

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment