Soloensis

Asyiknya Bersahabat dengan Gisela

WhatsApp Image 2023-04-02 at 16.52.21
Gisela (kanan) dan aku, Kami berdua bersahabat sejak kelas 9 di SMPN 2 Karangpandan, Karanganyar.

Indonesia memiliki banyak keberagaman, mulai dari suku, ras, adat, agama, dan lainnya. Berbeda agama bukan merupakan salah satu penghalang untuk kita saling berinteraksi dengan sesama.

Aku mulai bisa mengerti dan menerima arti dari berbeda agama saat duduk di bangku SMP tepatnya pada kelas tujuh. Aku yang bersekolah di SMP Negeri 2 Karangpandan memberi banyak pengalaman tentang berbeda keyakinan, yang di mana aku mempunyai teman berbeda keyakinan dengan aku. Teman ku ini bernama Gisela, dia beragama Katholik dan aku beragama Islam.

Saat hari pertama sekolah aku melihat Gisela tidak memakai hijab, lalu aku bertanya kepada teman ku yang mengenal Gisela ‘apakah dia beragama non Islam?’ mengapa aku bertanya seperti itu, karena mayoritas satu sekolah memakai jilbab untuk menutupi aurat dan itu wajib bagi perempuan beragam Islam.

Dulu aku dan Gisela berbeda kelas saat kelas 7, aku yang berada di kelas C dan Gisela di kelas F. Dulu aku belum berani berkenalan dengannya, hanya sekedar tau namanya saja, itupun aku bertanya bukan langsung pada Gisela melainkan dari teman teman ku yang kenal dengan Gisela.

Aku dan Gisela satu kelas saat kelas 8 dan 9. Kita berada di kelas 8 E yang memang kelas untuk siswa berbeda agama. Saat kelas delapan aku belum bisa berkenalan denga Gisela karena pandemi Covid-19 dan mengharuskan kita untuk daring di rumah.

Karena Aku dan Gisela teman sekelas aku mencari nomernya. Aku berkenalan dengan Gisela lewat chattingan di whatsapp karena belum bisa bertemu. Pembelajaran sekolah tetap berlangsung daring, sampai naik ke kelas sembilan.

Saat kelas 9 pertama kali masuk sekola masih di sesi, dan aku satu sesi dengan Gisela. Aku memberanikan diri untuk berkenalan dengan dia. Karena setiap hari ketemu akhirnya mulai akrab. Aku dan Gisela juga sefrekuensi.

Aku memang kpop begitu juga dengan Gisela setiap kita bertemu kita tidak mati topik karena aja saja yang dibicarakan tentang kpop. Pembelajaran pada biasanya aku dan Gisela sering kerja kelompok dan saling membantu saat belum menguasai materi. Saat pembelajaran agama Gisela pindah ke ruang khusus untuk belajar agama Katolik dengan temannya, sedangkan aku tetap berada di kelas untuk mengikuti pembelajaran agam Islam.

Saat istirahat ke dua pada jam adzan dhuhur Gisela juga mempersilahkan aku untuk beribadah Gisela bisanya menunggu aku selesai beribadah di kelas, dan sesudah aku sholat kita pergi ke kantin bersama untuk makan siang.

Toleransi

Saat Hari Natal Gisela pergi ke gereja untuk beribadah, tentunya aku sebagai teman dekatnya mengucapkan selamat, dan begitu pun dengan Gisela juga mengucapkan selamat kepada aku saat hari besar agama Islam. Saat pada bulan Ramadhan pembelajaran sekola masih berlangsung pada minggu awal bulan.

Saat itu Gisela menghargai dan bertoleransi untuk tidak makan di depan teman temannya yang berpuasa, saat Gisela lapar dia pergi ke kantin sendiri karena dia tau kalau temannya sedang berpuasa. Gisela juga sering mempersilahkan untuk berbuka puasa kepada ku.

Dari pertemuan yang tidak sengaja ini mengajarkan aku untuk lebih mengenal apa arti toleransi kepada sesama walau berbeda latar belakang keyakinan.

Perbedaan merupakan bukan penghalang untuk mencapai persatuan. Perbedaan itu ciri khas dari negara Indonesia yang pautut kita hargai.

 

 

 

 

 

 

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment