Soloensis

Berbeda namun Terikat

WhatsApp Image 2023-03-30 at 20.54.11

“Jika beragama, ketahuilah: semua agama mengajarkan kasih sayang, kejujuran, toleransi dan keadilan. Pelajari nilai-nilai agama itu dan praktikkan dengan bangga.” Salah satu quotes yang dapat membuka pikiran kita mengenai keberagaman.

Namaku Jea Afiva, sebut saja namaku dengan Jea, usiaku 17 tahun, sekarang saya duduk di bangku kelas 11 SMA Negeri Kerjo. Saya suka jika bertemu dengan teman-teman baru, sejak kecil saya sudah berteman dengan teman yang memiliki perbedaan agama dengan saya.

Dari sini cerita saya dimulai, Orang tua saya mempunyai saudara yang berbeda agama. Mereka sangat akrab dan sangat membantu satu sama lain, tidak memandang perbedaan yang ada. Dari kecil saya juga selalu bermain dengan Shalom, anak dari saudara saya yang berbeda agama. Shalom dan saya sangat akrab, sangat bersaudara. Shalom dan saya juga bermain dengan baik bersama teman-teman yang lain.

Salah satu toleransi di persaudaraan/pertemanan kita, ketika saya melakukan kewajiban saya sebagai seorang muslim yaitu shalat, kita berhenti bermain dan Shalom akan menunggu saya sampai selesai. Dan ketika hari minggu tiba, Shalom akan beribadah ke gereja terlebih dahulu dan saya menunggu di rumah, selesai beribadah di gereja saya dan shalom akan kembali bermain bersama.

Disaat masing-masing melaksanakan perayaan agama, kita selalu bergantian memberikan ucapan. Contohnya saat shalom sedang merayakan hari natal, saya akan memberikan ucapan selamat hari natal sebagai bentuk menghormati dan menghargai sesama, begitupun sebaliknya Shalom akan melakukan yang sama kepada saya. Hal itu sudah biasa dilakukan sejak dahulu, seperti yang di ajarkan orang tua kita.

Perbedaan sudah menjadi alur hidup saya sejak kecil, sampai kelas 11 sekarang saya pun memiliki teman baik yang berbeda agama. Di kelas saya, 11 MIPA 2 terpilih menjadi kelas yang memiliki keberagaman agama, terdapat agama Islam, Kristen, Katolik dan Hindu. Meskipun agama kita berwarna-warni, itu tidak menghambat pertemanan kita dikelas, kita saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Saya sangat suka berada di kelas saya sekarang, memiliki toleransi yang sangat tinggi. Salah satunya, saya berteman baik dengan Marsendha, teman saya yang beragama hindu. Marsendha dan saya sebenarnya sudah kenal sejak SMP, akan tetapi kita baru berteman baik saat masuk SMA ini.

Marsendha dan saya selalu bersama, mengerjakan tugas, belajar kelompok, dan hal lain yang bisa kita lakukan bersama. Hal unik yang terjadi dari pertemanan saya dan Marsendha adalah ketika saya tidak ada teman untuk pergi ke mushola, Marsendha akan menemani saya pergi ke mushola, Dia akan menunggu di teras mushola.

 Sebenarnya saya dan teman lain yang berbeda agama juga berteman dengan baik. Jika di kelas pasti selalu ada kata “circle pertemanan”, di kelas saya semua membaur menjadi satu, persatuan di kelas saya lah yang sangat saya banggakan. Hal ini dapat menambah pengetahuan saya tentang toleransi antar sesama.

Dari pengalaman saya di atas, dapat disimpulkan bahwa kita berbeda, kita berteman, mengapa tidak? Meskipun kita berbeda, pertemanan tetap bisa berjalan dan bahkan tidak akan menghambat pertemanan tersebut. Kita juga bisa memiliki banyak cerita dan pengalaman dari teman-teman kita yang berbeda agama.

 

 

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment