Soloensis

SEJARAH DAN SERBA SERBI DESA DIBAL

Dalam sejarah nama Desa Dibal, ada dua versi mengenai asal usul nama Desa Dibal. Yang pertama menyebutkan bahwa desa dibal diambil dari bahasa jawa: nggedibal yang artinya tanah liat yang melengket ditelapak kaki. Versi kedua menurut tokoh masyarakat setempat, samidi (70) beliau menjelaskan bahwa dibal berasal dari bahasa arab: dibalin yang artinya sangat penting. Hal ini memperkuat dengan adanya makam mbah dibal di desa dibal yang dipercaya masih keturuan kerajaan serang. Makam mbah dibal berada dipemakaman dukuh beran.
Desa Dibal merupakann salah satu desa di Kabupaten Boyolali. Desa Dibal terletak di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Memiliki luas wilayah 269,3303 hektar. Wilayah Dibal dibagi menjadi 13 dukuh yakni Dukoh, Gaten, Wangkis Kidul, Wangkis Lor, Ngepreh, Mahbang, Dibal Tengah, Dibal Lor, Dibal Kidul, Belik dan Wangkis Kalangan.
Pada masa pemerintahan kepala desa kedua, desa dibal memiliki 6 wilayah yang terbagi 13 dukuh dan 27 Rukun Tangga (RT). Kepala Desa dibantu 6 aparat kelurahan (Bayan), yang bertugas di 6 wilayah tersebut. Pertambahan penduduk bertambah sekitar tahun 1988, sehingga terjadi pemecahan wilayah menjadi 28 RT, 8 wilayah dan 4 Bayan/Kepala Dusun.
Pada tahun 2012 wilayah desa dinal menjadi 31 RT dan 8 RW dan 4 bayan/Kadus. Pada tahun 2012 sebagian wilayah dan warga desa dibal terkena dampak proyek kawasan keselamatan operasional penerbangan bandara internasional Adi Soemarmo dan Jalan Tol Solo-Kertosono. Wilayah Desa Dibal yang terkena dampak dari proyek tersebut yaitu wangkis kidul, dukoh dan gaten. Beberapa warga yang terkena dampak proyek bandara atau gusuran harus meninggalkan rumahnya, sebagian warga memilih untuk pindah diwilayah Desa Dibal, namun ada juga yang meninggalkan Desa Dibal.
Warga sekitar proyek juga mengalami dampak dari proyek perluasan dan pemagaran kawasan keamanan bandara adi soemarmo. Seperti yang dialami warga wangkis kidul mereka mengeluh karena akses jalan yang rumit dan memakan waktu lama. seperti yang dirasakan salah satu warga wangkis Nursita “ Dulu kalo mau main ke rumah temen di RT sebelah deket, sekarang jauh harus muter dulu. Kemudian penambahan jalan disamping pagar proyek tidak sesuai harapan kita. Jalan yang seharusnya menjadi penghubung malah dibuat buntu. Kemudian jalan dukuh wangkis yang rusak akibat truk proyek tersebut sampai sekarang tidak ada perbaikan.” Jelasnya.
Tidak hanya masalah jalan kegiatan yang biasanya diadakan di kawasan tersebut sekarang mulai hilang seperti kegiatan islami remaja dusun wangkis . Hal tersebut dirasakan oleh Tira “Sewaktu SD, di Wangkis ada Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) dan perkumpulan remaja islam yang tiap malam minggu mengaji, namun semenjak pemisahan wilayah oleh bandara sekarang TPA diadakan di Mushola setiap RT tidak menjadi satu lagi.”
Memang sejak dulu Desa Dibal dikenal dalam hal keagamaan. Tidak hanya keagamaan saja namun juga dalam sektor ekonomi dan pertanian. Dalam sektor keagamaan pemuda Desa Dibal sering mengadakan acara keagamaan baik di dukuh maupun di desa.
Salah satu acara keagamaan yang rutin dilakukan tiap tahun oleh remaja desa dibal yang tergabung dalam Wira taruna Desa Dibal adalah acara “Buka Bersama dan Tebar Bingkisan untuk Anak Yatim Sedesa Dibal”. Seperti yang dijelaskan oleh salah satu anggota wira taruna Reno edy “ Acara tersebut diadakan untuk menjalin silaturahmi antara pengurus Wira Taruna beserta anggota-anggotanya dengan perangkat desa maupun pengurus RT dan RW di Desa Dibal, serta sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap lingkungan.”
Untuk sektor pertania perangkat desa dibal sering melakukan kegiatan panen raya. Kemudia dalam sektor ekonomi Desa Dibal bersumber pada pertaniannya “Hal yang paling menujang ekonomi di desa dibal terletak pada sektor pertanian. Karena banyak masyarakat dibal yang berpenghasilan di pertanian, seperti warga dukuh Ngepreh, warga Ngepreh banyak yang menanam sayuran atau pala wija, kemudian dijual di pasar sekitar kecamatan ngemplak bahkan sampai ke pasar di kota solo.” Ujar Syamsuri salah satu BPD Desa Dibal.
Selain terkenal dalam keagamaan, ekonomi dan pertanian. Desa Dibal terkenal dengan “Festival Dawet” . Event tersebut diadakan oleh pemuda pemudi Wira Taruna “ kegiatan festival dawet diselengarakan untuk memunculkan kembali kearifan lokal yang mulai tergerus oleh pengaruh globalisasi. Pemuda-pemudi Wira Taruna akan mengadakan festival dawet, dawet merupakan makanan khas solo khususnya dari desa Dibal.” Jelas Reno. Acara tersebut diadakan rutin setiap tahun untuk memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia.
Pemasangan pagar proyek kawasan keselamatan operasional penerbangan bandara internasional Adi Soemarmo dan Jalan Tol Solo-Kertosono yang menjadikan Desa Dibal ditinggalkan oleh warganya. Hingga terkenalnya desa dibal karena keagamaan, pertanian dan ekonomi. Serta berbagai event tahunan yang diadakan di Desa Dibal. Setiap desa memiliki ciri tersendiri, suka duka kehidupan masyarakat di desa akan selalu dikenang sampai kapanpun. Inilah serba serbi Desa Dibal.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Zulaikah Nur Fitriyah

    Mahasiswa IAIN Surakarta

    View all posts

    Add comment