Soloensis

Suro Bulan Kebudayaan

Bulan suro atau bulan 1 Muharam adalah bulan yang sangat istimewa diantara bulan-bulan jawa lainnya. Hal ini bisa dikatakan lantaran banyaknya acara-acara yang digelar pada bulan suro. Salah satunya yaitu masyarakat jawa yang sangat begitu antusias dengan datangnya bulan suro. Beberapa serangkaian acara yang digelar pada bulan suro yaitu Kirab Budaya, Upacara Malam 1 Suro, Tumpengan dan masih banyak lagi tradisi-tradisi jawa yang dilakukan pada bulan Suro ini. Secara tidak langsung acara-acara yang digelar banyak sekali melibatkan dari pihak keraton yang sudah menjadi tradisi dari masing-masing kerajaan pada masa lalu hingga saat ini. Jadi dengan adanya bulan suro ini masyarakat mampu mengenal nilai-nilai dan mampu merevitalisasi yang terkadung dalam kebudayaan bulan Suro itu sendiri.budaya banjar

Serangkaian acara yang terkandung di bulan suro ini sebetulnya bukan hanya masyarakat jawa saja, akan tetapi masih banyak masyarakat yang berasal dari suku dan budaya untuk membuka kembali suatu ritual yang dilakukan oleh leluhur. Menangkis dari banyaknya tanggapan masyarakat yang beranggapan bahwa bulan Suro merupakan bulan kesialan itu sebenarnya tidak benar. Justru, pada bulan suro ini adalah bulan prihatin. Memang didunia saat ini itu masing-masing orang selalu di sibukkan dengan kegiatan, karir dan sebagainya tanpa istirahat dengan duniawi, maka dari itu dengan bulan suro ini masyarakat prihatin atas penciptaan-Nya melalui leluhur-leluhur kita.

Kirab budaya yang dilakukan di Kelurahan Jayengan ini merupakan salah satu contoh kecil dengan adanya sebuah partisipasi dan juga ingin mengenang kembali leluhur melalui sebuah kirab budaya. Kirab budaya ini memiliki nama dari tiga daerah atau etknik yang berbeda-beda, yaitu kirab budaya Jarwana “Jawa, Banjar, Cina”. Perpaduan yang berbeda ras, suku, dan agama ini merupakan sebuah bukti yang nyata bahwa negara kita Republik Indonesia ini masih memegang utuh sila Persatuan Indonesia.

Beberapa penampilan sebuah ciri khas suatu budaya dan juga daerah ikut serta didalamnya, seperti adanya Jawa menampilkan salah satu ciri khas makanan, pakaian adat jawa dan juga tarian jawa. Budaya Banjar dengan salah satu musik religinya Al-Banjari dan juga gaya adat pernikahan yang ditampilkan oleh dua orang yang berpasangan. Sedangkan dari Budaya Tionghoa dengan seorang yang menggunakan kostum kera sakti, pendekar cina, kerajaan cina, dsb.

Dengan mengadakan agenda kirab budaya yang setiap tahunnya ini selalu di gelar semoga saja masyarakat bisa memberikan hiburan dan juga mendapat apresiasi dari pemerintah setempat untuk tetap memberikan sebuah pagelaran budaya yang terdapat di masing-masing daerah.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment