Soloensis

TIGA SAHABAT SEPERJUANGAN

ae05ba20a982f2054b36cfb138758508
TIGA SAHABAT SEPERJUANGAN

Namaku Brilliant, aku tinggal di daerah Karangasem RT 02 RW 03 Laweyan Surakarta. Aku hidup di daerah yang beragam dan banyak sekali perbedaan antar masyarakat.

 

Contohnya adalah persahabatanku dengan Bagas dan Erik. Wayan Bagas Prawira berasal dari Bali, keluarga nya masih menjalankan adat istiadat dari Bali. Erik Wachid Abdussalam berasal dari Nangroe Aceh Darussalam yang terkenal akan keimanan terhadap Islam yang sangat kuat, keluarganya Erik sangat berhati-hati dalam bertindak sehari-hari karena Allah maha mengetahui. 

 

Bagas memiliki kulit kuning cerah, mata agak sipit, hidung pesek dan rambut yang sedikit keriting. Erik memiliki kulit coklat muda, rambut lurus tebal, mata bundar dan lesung pipi yang menawan. Sedangkan aku memiliki kulit yang berwarna coklat, alis tebal Dan hidup mancung.

 

Kami bertiga bertemu saat masih kecil, di tempat yang anak kecil sukai yaitu taman bermain. Aku saat itu sedang bersedih hati karena mendapat nilai ujian buruk, sehingga ayah ku mengajak pergi ke taman. Disana aku bertemu dengan Erik, ia mengenakan pakaian rapi dan berpeci, mungkin saja ia baru selesai TPA karena taman bermain tersebut dekat dengan masjid. 

 

Erik dengan wajah senyum bahagia menghampiri ku dan menggenggam tanganku sambil menyeretku ke mainan jungkat jungkit yang ada. Aku tak tau apa apa, yang namanya anak kecil ya aku langsung ikut naik dong. Disana kami berdua sangat senang, apalagi saat di tengah permainan aku tersangkut seluncuran, karena aku dan Erik tertawa terbahak-bahak.

 

Mendengar hal itu Bagas yang sedang beribadah langsung menghampiri kami sambil berkata “aku boleh ikut ga?” Seketika kami menjawab dengan kencang “boleh”. Karena saat itu pikiran kami hanyalah main, main, dan main. Kami naik seluncuran bersama, bergantian naik ayunan, bersama sama berputar di komidiputar. Tak terasa waktu mulai gelap Erik bilang “eh udah Magrib nih, aku pulang dulu ya!” Lalu ia pulang. Setelah itu Bagas di hampiri orang tuanya dan pulang. Karena aku sudah puas bermain aku mengajak ayahku untuk pulang.

 

Disitulah kami mulai akrab dan menjalin persahabatan. Sampai lah kita yang beranjak kelas 5 SD, kami melakukan perjanjian untuk bermain bola saat sore hari di lapangan sepakbola. Kami sangat menikmati permainan dan tiba-tiba ada seorang bersama timnya mengajak kami untuk beradu skill bermain kami. Kami sempat menolak namun kami di ejek lemah oleh mereka. Sehingga kami menyetujuinya , kami kekurangan pemain dan mereka mau memberi dua pemainnya untuk kami.

 

Pertandingan 5 versus 5 dimulai, kami beradu skill dan kekompakan bermain bola. “Musuh sangat kuat” ucap Erik yang bermain sebagai striker. Pertandingan berakhir dengan skor 2 untuk kami dan 3 bagi mereka, mereka bilang bahwa bermain kami sangat bagus, dan baik.

 

Suatu pagi cerah, aku, Bagas, dan Erik sangat bersemangat untuk pergi liburan ke pantai. Kami bersiap-siap sejak dini, membawa peralatan untuk bermain pasir dan snorkeling. Namun, saat kami tiba di terminal bus, kami berbincang bincang dengan santai membahas makanan apa yang akan di beli di pantai.

 

Setelah sampai di pantai kami bermain snorkeling dan membuat istana pasir. Saat kami lapar ada sebuah warung makan yang menjual aneka makanan laut, kami langsung menyerbu makanan tersebut. Tak terasa sudah malam, kami hendak pulang menggunakan bus, namun kami ketinggalan bus karena Bagas yang sakit perut.

 

Awalnya, kami agak panik. Namun, dengan kepala dingin, kami mulai merencanakan cara untuk pulang. aku mengingat bahwa ada taksi yang beroperasi hingga larut malam di terminal, tetapi Bagas menunjukkan bahwa biaya taksi pulang sangat mahal.

 

Erik, yang selalu kreatif dalam mencari solusi, mengusulkan untuk mencari penumpang lain yang juga terlambat dan bersama-sama menyewa taksi. Kami bertiga sepakat untuk mencoba ide itu dan mulai berkeliling mencari orang-orang yang juga terlambat.

 

Setelah beberapa usaha, kami akhirnya menemukan keluarga lain yang juga terlambat dan ingin pulang ke arah yang sama. Bersama-sama, kami menyewa taksi dan berbagi biaya perjalanan. Di dalam taksi, kami berbagi cerita tentang liburan kalian di pantai dan tertawa mengenang kecerobohan kami yang hampir membuat kalian terjebak di terminal.

 

Ketika tiba di rumah, aku merasa lega dan bersyukur telah menemukan cara pulang dengan selamat. 

 

Suatu hari di cuaca yang mendung daerah tempat tinggal nya Bagas dan sekitarnya terkena hujan yang sangat amat deras, sehingga mengalami banjir. Aku dan Erik ingin bermain bersama tapi terhalang oleh hujan deras. Bagas dan keluarga nya terkena hujan deras sehingga mengalami banjir, mereka mengevakuasi diri serta warga lain.

 

Disisi lain aku dan Erik tidak tahu bagaimana keadaan rumah Bagas yang terkena hujan. Kami berdoa agar hujan cepat berhenti sehingga kami bisa bermain bersama lagi.

 

Hujan telah reda, aku dan Erik bergegas menuju rumah Bagas. Alangkah kagetnya aku dan Erik mengetahui rumah Bagas rusak terkena banjir dan juga rumah yang lainnya. Hati senang kamu berubah menjadi sedih yang amat dalam melihat kejadian tersebut. 

 

Masyarakat daerah lain serta pemimpin daerah membantu mengevakuasi dan memberikan bantuan pada sejumlah korban. Aku dan Erik di suruh petugas untuk pulang. Rasa bersedih yang amat dalam kurasakan hingga aku tidak bisa tidur.

 

Di pagi harinya masyarakat membantu memperbaiki rumah Bagas, karena rumahnya mengalami sedikit kerusakan. Singkat cerita rumah Bagas dan yang lainnya sudah jadi dan baik baik saja.

 

Bagas bercerita pada ku dan Erik tentang keadaannya saat terkena banjir, trauma yang berat telah dirasakan Bagas, namun Erik yang tak ingin hari hari Bagas dipenuhi dengan ketakutan berusaha menghibur dengan menceritakan cerita cerita lucu.

 

Trauma yang dialami Bagas makin lama makin menghilang. Dan kami pun menjalin persahabatan seperti semula.

 

Beragam kejadian telah kami alami bersama, susah senang kami rasakan bersama, jika ada salah satu yang lemah, yang lainnya menguatkan. Dari sini aku dapat mengambil pelajaran bahwa perbedaan bukanlah penyebab perpecahan bila kita menghargai. Dan juga persahabatan yang erat antara perbedaan akan membuat hari semakin menyenangkan. 

 

====================================

Biodata penulis : 

Nama: Muhammad Brilliant Aulia Maliki

Sekolah: SMPN 3 SURAKARTA

email: @brilliantkece2gmail.com

====================================

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment