Soloensis

Menyebarkan Seni Budaya Antarumat Beragama

F1E0B94B-632F-4DBB-86CC-181C7F7ED52D

 Halo, saya Sasa! Saya adalah seorang penari yang beragama Islam, saya mulai menari dari bangku kelas 3 Sekolah Dasar. Saya sering tampil menari dari panggung ke panggung dan mengikuti berbagai lomba tari dari tingkat kecamatan, kabupaten, hingga tingkat provinsi.Suatu kebanggaan tersendiri bagi saya ketika bisa terus mengasah bakat tari tradisional tersebut ditengah gempuran zaman yang semakin maju.

Dari berbagai lomba yang saya ikuti di bidang tari, tentu ada saatnya saya meraih kemenangan. Piala dan piagam yang saya simpan, menjadi bukti prestasi dan motivasi untuk terus melestarikan budaya peninggalan nenek moyang. Suatu ketika, saya mendapatkan job di salah satu Gereja Katolik Kabupaten Klaten. Waktu itu bertepatan dengan adanya acara Misa Akbar (100 abad) Gereja tersebut. Ya, benar! Saya tidak ragu mengambil job tersebut walaupun saya adalah satu-satunya umat Islam yang ada di Gereja tersebut. Saya tetap enjoy dalam menaritoh ini adalah bagian dari melestarikan budaya dan bentuk toleransi antarumat beragama.

Toleransi sangat terlihat di Gereja tersebutsaya tidak merasa dikucilkan bahkan saya mendapatkan fasilitas yang cukup baik di sana. Ini adalah hal baru bagiku, bertemu dengan temanteman baru, beradaptasi dengan teman yang berbeda agama, mendapatkan ilmu baru juga. Di dalam gereja ini tidak ada satupun yang memaksakan orang lain untuk berpindah keyakinan.Mereka juga tidak melakukan diskriminasi, tidak menceladan tidak sama sekali merendahkan agama saya.

Tetapi, semenjak kejadian saya menari di gereja itu, timbulah pro dan kontra. Seperti reaksi guru agama saya di sekolah (AA) ketika mendengar kejadian itu. Beliau menuntut saya agar menolak mentah-mentah ketika mendapatkan job di Gereja ataupun acaraacara yang berbeda agama. 

 

“Ojo di tompo sesuk meneh dosa besar” (jangan mau besuk lagi dosa besar) ucap beliau .

Aku tersontak kaget dan bingung atas ucapan beliau.Lalu saya beranikan diri untuk bertanya.

Mengapa tidak boleh, Bu? Job saya hanya menari sebagai opening acara tersebut dan saya juga tidak mengikuti ibadahnya”. 

Tidak ada jawaban, beliau lalu mengalihkan pembicaraan tersebut

 

Agama di Indonesia yang telah di akui ada enam, antara lain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha,Konghucu. Tidak ada salahnya kita sebagai umat beragama saling membantu, menghargai, dan menghormati agama lain. Walaupun berbeda, kita harus tetap saling menghormati, saling menghargai setiap keyakinan orang, tidak memaksakan kehendak, serta tidak mencela ataupun menghina agama lain dengan alasan apapun, karena semua agama tentu mengajarkan kebaikan.

Saya sendiri sebagai umat Islam tentu sangat menghargai kepercayaan orang lain. Seiring berjalannya waktu saya terus belajar untuk melestarikan budaya yang ada dengan menanamkan sikap saling tolong menolong dan gotong royong pada orang lain. Karena, hidup di Indonesia membutuhkan rasa toleransi, sikap menghargai, dan menghormati antar sesama.

 

~Hidup akan lebih indah jika di selimuti rasa toleransi, (SASA)~

    Apakah tulisan ini membantu ?

    salsabita alvianingtyas

    Add comment