Soloensis

Toleransi Antar Umat Beragama Di Kota Solo

people-holding-diverse-religious-symbols-illustration_53876-66142
Gambar : freepik

 Keberagaman adalah istilah yang tak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia merupakan salah satu contoh keberagaman yang nyata. Salah satu bentuk keberagaman adalah kekayaan budaya, suku, bahasa, dan karakteristik bangsa.

 Keberagaman adalah variasi dan mengacu pada perbedaan. Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang. Keberagaman berarti memahami bahwa setiap individu itu unik, dan mengakui perbedaan individu lainnya. Kali ini saya akan membahas tentang keberagaman agama di kota saya, yaitu kota Surakarta.

 Salah satu contoh dari adanya toleransi antar umat beragama di kota Surakarta, yaitu di “kampung Dawung Kulon kecamatan Serengan, Kota Surakarta”. Dawung Kulon adalah kampung tempat tinggal saya. Di kampung itu, masyarakatnya memeluk agama yang berbeda-beda. Saya memiliki beberapa tetangga yang berbeda-beda agamanya, disebelah selatan rumah saya, tetangga saya memeluk agama Katolik, disebelah barat daya rumah saya, tetangga saya memeluk agama Kristen, dam disebelah Utara rumah saya, tetangga saya memeluk agama Kristen.

  Contohnya, pada suatu hari di malah hari, tetangga saya mengadakan kebaktian dirumahnya, mengetahui hal itu, saya dan keluarga tidak menggangu jalannya acara tersebut, dengan tidak melakukan suatu yang bising agar acara tersebut dapat berjalan dengan khidmat. Maksud tidak melakukan hal bising tersebut adalah dengan mematikan mesin kendaraan ketika ingin mengeluarkan kendaraan. Begitu juga sebaliknya, saat dirumah saya ada acara pengajian, tetangga saya juga tidak menggangu.

   Saat hari raya Idul Adha, orang-orang Muslim di Masjid Al-Muslimun menyembelih hewan-hewan qurban, daging hewan-hewan qurban tersebut dibagikan bukan hanya kepada orang-orang muslim saja, tetapi orang-orang non-muslim juga.

  Contoh lain yaitu, saat tirakat-an warga berkumpul di satu titik, walaupun berbeda beda agama, tetapi tetap bersama mengenang detik-detik proklamasi dan menyanyikan lagu-lagu nasional agar jiwa nasionalisme tetap terjaga, selain itu tali persaudaraan juga semakin erat.

  Kesimpulannya adalah, kita sebagai masyarakat Indonesia harus saling menghormati dan menghargai antar umat beragama, tidak membeda-bedakan agar tetap rukun, dan selalu mengedepankan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

 

 

Muhammad Naufal Dhiya U’l Haq

SMPN 10 SKA 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment