Soloensis

Sahabat Saya Berbeda dengan Saya

sad-lonely-muslim-girl-school-hallway_107791-1555
Gambar: Freepik

     Hallo teman- teman perkenalkan nama saya Marisa dari kelas 7H SMPN 18 Surakarta, Perkenankan saya untuk berbagi cerita dan pengalaman tentang hubungan kebersamaan antara saya dengan sahabat sayal. Pada waktu SD saya pernah mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan , yang berupa cemoohan dan kata – kata yang kurang pantas alias dibully yang berbau SARA. 

     Bahwa saya anak yang berketurunan Etnis Chinese dan kebetulan beragama Kristen, sedangkan saya bersekolah di SDN yang kebanyakan muridnya beretnis Jawa dan beragama Islam setiap hari saya dibully dan dikatakan anak Cina, anak Kristen tidak layak untuk dijadikan teman. (Tidak bermaksud untuk menjelekkan / mendiskrimminasikan Agama dan Etnis tertentu ) Kejadian itu berulang – ulang selama satu minggu. Sampai akhirnya saya pulang menangis dan tidak mau bersekolah disitu lagi. 

     Pihak sekolah sampai menanyakan mengapa saya tidak mau masuk sekolah selama satu minggu. Pada akhirnya pihak sekolah memanggil kedua orang tua saya untuk membahas kenapa saya sampai tidak masuk sekolah selama satu Minggu.

     Kemudian kedua orang tua saya menjelaskan panjang lebar perihal pembullyan dan kejadian yang kurang mengenakkan yang saya alami. Pihak sekolah mengambil tindakan untuk mempertemukan saya dengan teman – teman yang membully saya, untuk mencari jalan keluar atas permasalahan saya. Pada awalnya anak – anak yang membully saya tidak mau mengaku dan menolak untuk berdamai, tetapi pihak sekolah tidak putus – putusnya berusaha untuk meyakinkan, mendamaikan, memberikan pencerahan dan penjelasan tentang pentingnya semangat toleransi dan kebersamaan. Dan pada akhirnya mereka menerima perdamaian tetapi tidak dengan sepenuh hati.

     Hingga pada suatu saat ada tugas soal dari guru matematika yang sulit untuk dikerjakan anak – anak, sedangkan saya masih mampu dan bisa mengerjakannya. Kemudian  teman – teman yang membully saya berusaha untuk berdamai dan mendekati saya untuk belajar menyelesaikan soal matematika. Pada awalnya saya keberatan untuk berdamai dan mengajarinya, tetapi mereka terlihat tulus, bersemangat untuk berteman lagi dan belajar bersama lagi. Dan akhirnya saya setuju untuk berdamai dan mengajari mereka. Saya sadar bahwa di dalam ajaran Pendidikan Moral dan Agama manapun kita diajarkan untuk saling memaafkan dan mengampuni meskipun sangat sulit untuk dilakukan.

     Ada kalanya saya juga membutuhkan bantuan dari mereka untuk mengajari saya di mata pelajaran kesenian, karena saya kesulitan untuk belajar seni tari Jawa yang butuh keluwesan gerak. Mereka sangat jago dalam kesenian terutama di bidang seni gamelan dan seni tari. Hubungan kami lama kelamaan bertambah akrab.

     Akhirnya kami menjadi sahabat baik, saling membutuhkan dan melengkapi satu dengan yang lain. Kami menjadi sadar betapa sangat pentingnya Semangat Toleransi dan Kebersamaan. 

     Sampai sekarang kami menjadi teman baik walaupun sudah berpisah sekolah, kami masih tetap berkomunikasi, berbagi cerita, bercanda, tertawa dan kadang masih main bersama. Walaupun kami berbeda Etnis dan Agama tetapi kami saling menghormati dan saling membutuhkan satu sama lain sesuai dengan semboyan bangsa kita “ BHINNEKA  TUNGGAL  IKA “ berbeda – beda tapi tetap satu juga, satu saudara sebangsa dan setanah air yaitu NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.

     NB : Ayo teman – teman janganlah memilih dan memandang teman ataupun sahabat berdasarkan Warna kulit , Suku , Ras dan Agama karena sahabat sejati adalah tanpa syarat.  Tetap jaga Persatuan dan Kesatuan dengan mengedepankan Semangat Toleransi dan Kebersamaan untuk INDONESIA yang lebih baik.

     JAYA NEGERI KU, DAMAI INDONESIA KU

 

Nama lengkap: Marisa Dafina

Sekolah: SMPN 18 Surakarta

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment