Soloensis

Berteman Meski Berbeda Keyakinan

Screenshot 2024-03-22 095318
Gambar:Freepik

Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai keberagaman diantaranya suku, ras, etnis, bahasa, budaya, dan agama. Keberagaman ini menjadi kelebihan tersendiri bagi Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain karena keberagaman membuat Indonesia dapat mempelajari apa arti toleransi kepada sesama umat manusia terutama kepada yang memiliki perbedaan keyakinan serta menjaga kebersatuan.

Agama menjadi penuntun bagi manusia agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan benar serta membuat manusia menjadi lebih berhati-hati dalam bertindak. Hal ini dikarenakan di setiap ajaran agama terdapat beberapa tindakan yang dilarang dilakukan oleh para penganutnya sehingga mereka menjadi lebih terarah dan melakukan tindakan yang sepatutnya dilakukan menurut ajaran agamanya masing-masing.

Agama juga membawakan kedamaian hati dan batin ketika para penganutnya dilanda rasa bersalah karena telah melakukan dosa. Para penganut agama akan menebus dosanya dengan cara bertobat dan kembali ke jalan yang benar dengan cara menguatkan imannya yang sebelumnya telah hilang. Akan tetapi, keberagaman terutama keberagaman agama seringkali menjadi penyebab utama terjadinya berbagai konflik yang terkadang membuat toleransi beragama di Indonesia menjadi retak.

Salah satu contoh konflik antar agama yang saat ini sering terjadi adalah konflik antara kelompok Muslim dengan kelompok agama minoritas seperti Kristen dan agama minoritas lainnya. Konflik ini biasanya dilatar belakangi karena adanya perbedaan pemahaman, doktrin, dan persepsi dalam agama tertentu yang menjadikan para penganut agama tersebut memiliki pemikiran dan anggapan bahwa agamanya adalah yang paling benar diantara agama yang lain.

Seperti yang telah saya alami sendiri yaitu ketika saya masih duduk dibangku kelas 1 SMA, yang dimana pada saat pembagian kelas dulu nama saya berada di kelas yang hampir semua muridnya beragama Kristen sehingga yang beragama Islam hanya 12 Siswa termasuk saya sendiri. Pada awal masuk sekolah saya merasa kurang nyaman dengan suasana kelasnya karena saya dan teman – teman saya yang beragama muslim merasa bahwa kita menjadi agama minoritas di kelas itu.

Seiring Berjalannya waktu kita semua sudah saling kenal dan bercanda bareng. Nah, dari bercandaan ini salah satu teman saya yang beragama non-muslim mengatakan gini ” Kamu tiap hari sholat ga kesel to? ” Ujar teman saya. Terus pas saya denger kata – katanya itu kaya pengen nepis perkataanya, karena kata itu tidak pantas diucapkan kepada temannya yang beragama islam. Setelah itu teman saya memberi dia penjelasan kenapa orang islam itu ibadahnya setiap hari. Setelah mendengar penjelasan dari teman saya terus teman saya yang sempat bilang kaya gitu langsung meminta maaf kepada saya dan teman – teman yang beragama islam dan berteman lagi seperti biasanya.

Waktu terus berjalan dan hubungan pertemanan kita masih baik – baik saja. Singkat cerita tiba – tiba sudah memasuki bulan suci Ramadhan saya dan teman- teman saya yang beragama islam saat bulan Ramadhan menjalankan ibadah puasa meski ada teman saya yang ga puasa. Pada saat itu teman teman saya yang beragama non-muslim pada makan semua didalam kelas, saya sempat berfikir apa mereka tidak menghargai temannya yang sedang puasa. Karena saya tidak mau melihat teman saya pada makan akhirnya saya diajak teman saya untuk keluar kelas dan menunggu diluar kelas sampai bel masuk kelas berbunyi.

Selain itu teman saya yang beragama non-muslim juga menyanyikan lagu ibadah Nasrani yang digunakan saat ibadah di gereja dan pas nyanyi itu suara mereka lumayan keras dan tabuhan alat musik karjonnya juga keras, sehingga mengganggu saya dan teman saya yang saat itu akan tidur setelah shalat Dhuhur. Setelah itu teman saya memberi nasehat lagi kepada teman saya yang beragama non-muslim untuk lebih menghargai temannya yang sedang puasa dan istirahat agar tidak bernyanyi dan memainkan alat musik terlalu keras karena itu menganggu kenyamanan kelas sendiri dan kelas sebelah kita.

Setelah berargumen cukup alot akhirnya beberapa teman – teman saya yang non-muslim meminta maaf dan tidak akan mengulang lagi. Setelah semua masalah selesai saya dan teman – teman beragama islam diajak ikut ke acara bukber bareng teman non-muslim sebagai tanda awal pertemanan kita yang sempat renggang waktu dulu. Dan Akhirnya kita semua sudah saling memaafkan dan berteman seperti awal masuk sekolah dulu dan berteman sampai selamanya tanpa adanya intoleransi. Selesai…

Sebagai pelajar yang baik, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga toleransi beragama dan mencegah agar paham radikalisme tidak sampai berkembang dengan pesat. Toleransi beragama merupakan salah satu kunci agar bangsa Indonesia dapat mencapai kemajuan dimana masyarakat memiliki wawasan yang terbuka serta dapat menerima perbedaan dengan menciptakan kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama yang lain.

Nama : Erwin Setiawan, Kelas : XI – 3, Sekolah : SMA NEGERI 8 SURAKARTA

No. Hp : 089529451721, email : esetyawan279@gmail.com

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment