Di Indonesia kaya akan keberagaman. Mulai dari keberagaman suku, budaya, ras, dan lain sebagainya. Hal itu bisa terjadi karena banyaknya pulau yang ada di Indonesia. Dari pulau Sumatra, Jawa, Bali, Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan masih banyak ribuan pulau lainnya. Selain itu, keberagaman di Indonesia juga bisa muncul karena adanya bangsa asing yang masuk ke wilayah Indonesia pada zaman dahulu. Contohnya Suku Jawa, Suku Jawa bisa muncul karena kedatangan bangsa asing dari Taiwan. Selain Suku Jawa, masih banyak ratusan hingga ribuan suku yang ada di Indonesia.
Dengan seperti itu apakah Indonesia terpecah belah ? Tentu tidak. Masyarakat Indonesia sejak kecil ditanamkan nilai toleransi antar sesama. Tanpa memandang hal hal kecil. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya penjajahan di masa lampau yang membuat masyarakat Indonesia harus berjuang untuk negara tercintanya sendiri dengan melawan bersama sama. Tanpa memikirkan dari mana suku orang tersebut berasal, apakah dia kaya atau miskin. Walaupun pada masa lampau adapun pribumi yang mendukung penjajah pada masa itu untuk menyelamatkan dirinya sendiri agar tidak dibunuh, tapi apa yang dilakukan orang Indonesia ? Tidak terima ? Marah ? Tidak, orang Indonesia tetap menerima apa pilihannya dan masih bisa mentoleransi. Hal penanaman sikap toleransi pada masyarakat Indonesia membuat 74% orang Indonesia mempunyai rasa toleransi yang kuat, dan hanya 4,3% orang Indonesia yang tidak kurang akan toleransinya. (Https://dataindonesia.id)
Jadi, walaupun banyak keberagaman di negara Indonesia tidak mempengaruhi terpecah belahnya sosialisasi di Indonesia. Dengan adanya banyak ragam di Indonesia justru membuat masyarakat Indonesia sadar akan betapa butuhnya masyarakat Indonesia dengan toleransi. Sampai sekarang Indonesia tetap bersatu. Seperti semboyannya yaitu “berbeda-beda tetepi tetap satu jua” yang dimana semboyan itu memiliki arti walaupun kita berbeda tetapi kita tetap satu, tetap anak Indonesia. Semboyan itu berhasil menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki masyarakat sejahtera.
Olavinda Kirnaningtya
SMPN 2 Surakarta
Add comment