Soloensis

Mengenal Apa itu Aset serta Jenisnya

high-angle-office-items-with-piggy-bank-laptop 1

Pengertian Aset

Tentu kita sering mendengar kata “harta”, salah satunya jika berbicara tentang harta warisan. Tapi apa arti literal dari kepemilikan? Dalam dunia investasi, properti mengacu pada semua aset berwujud dan abstrak yang terkait dengan modal dan hutang.

Sementara itu, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) menulis bahwa harta adalah kekayaan berupa uang atau benda materi lainnya. Aset adalah aset berharga yang dimiliki oleh individu atau bisnis. Real estate biasanya sangat berguna dalam bisnis. Oleh karena itu, aset biasanya memiliki nilai ekonomis, nilai tukar, dan nilai komersial.

Menurut metode perhitungan, aset juga dapat digambarkan sebagai jumlah kewajiban dan ekuitas. Kewajiban adalah kewajiban, seperti hutang dan tanggungan. Jika ekuitas adalah pendapatan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. Menurut pasal 16 amandemen 2011, properti adalah setiap harta berwujud atau tidak berwujud yang dimiliki oleh individu atau kelompok yang memiliki nilai dan manfaat bagi orang atau badan mana pun.

Baca Juga : Memahami Peran Money Management Dalam Mengatur Ritme Investasi Saham

Aset adalah sumber daya yang memiliki nilai ekonomi dan dimiliki atau dikuasai oleh individu, perusahaan atau negara, dengan asumsi akan berguna di masa depan. Berdasarkan pengertian di atas dari berbagai sumber, kini kita dapat memahami real estat sebagai segala sesuatu yang dimiliki oleh bisnis atau perorangan yang memiliki nilai moneter.

Sifat-Sifat Aset

Setelah mendalami pengertian harta, kali ini kita akan membahas beberapa ciri harta yang membedakannya dengan jenis kekayaan lainnya. Rincian sifat properti adalah sebagai berikut.

1. Memiliki Nilai Ekonomi

Ciri harta yang pertama adalah memiliki nilai ekonomis, sehingga dapat dipertukarkan atau dipertukarkan dengan uang. Oleh karena itu, barang yang tergolong aset hanya berguna dan masih diinginkan oleh pembeli. Betapapun mahal dan uniknya suatu barang, tidak dapat digolongkan sebagai komoditas jika tidak memiliki kegunaan. Dapat menghasilkan keuntungan di masa depan

Selain kemudahan penggunaan, aset memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan di masa depan. Manfaat ini bisa diperoleh dengan berbagai cara, mulai dari penjualan hingga penggunaan komersial.

2. Dikuasai Oleh Suatu Pihak

Sifat selanjutnya dari harta itu adalah berada di bawah penguasaan suatu pihak baik melalui sertifikat hak milik atau belum dibuktikan. Real estat hanya dapat disebut sebagai “aset” jika pihak-pihak tertentu telah memperoleh manfaat dari pengelolaan dan penggunaannya.

Sebaliknya, jika Anda menemukan properti tetapi Anda tidak tahu siapa pemiliknya, Anda tidak dapat menyebut properti itu sebagai komoditas. Kecuali kepemilikan properti telah dialihkan secara hukum kepada Anda.

3. Berasal dari Transaksi di Masa Lalu

Karakter terakhir dari aset diperoleh melalui transaksi sebelumnya. Aset yang diperoleh di masa depan tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset karena pengendaliannya tidak pasti. Misalnya, Anda menjual mobil kepada teman dengan pinjaman 200 juta rupiah. Per bulan ini, Anda menerima pembayaran sebesar Rp 175 juta. Jadi, total kekayaan Anda hanya Rp 175 juta, bukan Rp 200 juta.

Jenis-Jenis Aset

Properti adalah kekayaan yang dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Mulai dari jenis konversi, kegunaannya dan bentuk propertinya. Kelas-kelas tersebut kemudian dibagi menjadi instance aset. Berikut adalah penjelasan rinci tentang berbagai fitur yang harus Anda ketahui:

1. Aset berdasarkan Sifat Konversi

Dapat dipertukarkan, atau sifat konversi aset, adalah tingkat kesulitan dalam mengubah satu bentuk atau bentuk aset menjadi bentuk lainnya. Klasifikasi aset pertama dibagi menjadi dua kategori yaitu:

Aset tetap adalah hal-hal yang dapat dengan mudah diubah menjadi uang atau uang tunai. Nama lain untuk aset ini adalah aset likuid dan aset lancar. Misalnya uang tunai, saham, deposito jangka pendek dan surat berharga lainnya

Istilah aset tetap adalah sesuatu yang lebih sulit untuk diubah menjadi uang tunai atau aset serupa lainnya. Contoh kategori ini sering disebut aset jangka panjang, jangka panjang, atau stabil. Contoh: tanah, bangunan, mesin dan peralatan

2. Aset berdasarkan Penggunaan

Dalam klasifikasi aset yang kedua ini, klasifikasi didasarkan pada kegunaan atau tujuan dari aset tersebut bagi individu atau bisnis. Aset terbagi menjadi dua kategori yaitu:

Aset tetap adalah aset yang dibutuhkan dalam bisnis inti perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bisnis. Misalnya, uang tunai, inventaris, bangunan, peralatan, mesin, paten, dll

Aset non-operasional adalah aset yang tidak digunakan dalam operasi bisnis sehari-hari, tetapi masih menjadi sumber pendapatan. Misalnya: investasi jangka pendek, tanah kosong, surat berharga dan pendapatan bunga

3. Aset berdasarkan Keberadaan Wujud Fisik

Pada tahap ini, aset juga dibagi menjadi dua kategori, yaitu berwujud dan tidak berwujud. Penjelasan lengkap untuk keduanya adalah sebagai berikut:

Aset berwujud adalah aset yang keberadaannya dapat dilihat dengan mata telanjang. Kecuali dalam kategori ini, properti adalah sesuatu yang dapat disentuh secara fisik. Beberapa contohnya antara lain tanah, gedung, mesin, surat berharga, material, peralatan kantor dan lain-lain

Aset tak berwujud adalah objek yang tidak memiliki keberadaan fisik. Misalnya hak paten, merek dagang, hak cipta, lisensi komersial dan perjanjian lain yang biasanya dibuat antara pihak-pihak yang berkepentingan.

Baca Juga : Pentingnya Kenali Target Pasar untuk Bisnis Anda

4. Pentingnya Aset Dalam Sebuah Bisnis

Jika kita melihat pengertian harta secara umum, maka dapat disimpulkan bahwa harta adalah harta yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari pemiliknya. Lebih penting lagi, dapatkah dana ini digunakan dan dimanfaatkan sebagai sarana untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan? Jawabannya tentu saja ya. Karena semua hal yang berguna dan berharga untuk bisnis harus dimasukkan ke dalam bagian aset. Sederhananya, aset menjadi salah satu hal terpenting dalam bisnis ketika mengandung salah satu dari tiga faktor berikut:

1. Apakah akan ada penghasilan di masa depan

2. Mempunyai nilai lebih dalam pembuatan produk

3. Dapat memfasilitasi bisnis dan memudahkan dalam pembuatan produk

Suatu objek atau uang tidak disebut aset kecuali mampu menghasilkan keuntungan bagi bisnis itu sendiri. Namun, hal itu masih bisa meringankan beban perusahaan. Misalnya, uang tunai tidak dapat disebut aset jika digunakan untuk membayar hutang selama jangka waktu tertentu. Apakah Anda mengerti apa itu properti?

Ini adalah pembahasan tentang definisi aset, jenis dan kelas yang penting bagi Anda. Khusus untuk pemilik bisnis, materi ini memang salah satu hal yang harus dipahami saat mengklasifikasikan aset Anda.

Dengan cara ini, perusahaan dan bisnis dapat berjalan dengan lancar dan terus berkembang. Jadi Anda sudah mulai memahami jenis dan contoh aset apa saja yang ada. Yang harus Anda lakukan sekarang adalah membuat daftar aset Anda.

Mengapa? Selain melacak pajak properti, lebih mudah bagi Anda untuk mendistribusikan aset atau membuat surat wasiat dengan cara ini.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment