Soloensis

Kebersamaan Dalam Hari Raya

36865826-71FE-44C3-88A7-8EDD739E5403

Ketika Hari Raya Idul Adha tiba , orang-orang yang beragama islam atau kaum muslim melaksanakan ibadah menyembelih hewan qurban bersama-sama di halaman masjid. Semua orang berkumpul membantu pelaksanaan ibadah hari raya idul adha agar semuanya dapat berjalan dengan lancar dan cepat selesai. Kebetulan rumahku berada tepat di depan masjid sehingga banyak sekali pekerjaan yang harus aku lakukan. 

 

   Di tengah-tengah kesibukan orang-orang muslim pada saat itu, datanglah  ibu-ibu nasrani. Mereka datang bukan tanpa alasan , mereka datang untuk membantu kami dalam melaksanakan ibadah hari raya idul adha. Mereka datang dan langsung berbaur denganku dan ibu-ibu muslim lainnya yang sedang memotong daging qurban, dengan senang hati ibu-ibu muslim lainnya menyambut mereka. Akhirnya kita semua saling membantu memotong daging qurban ada yang memegang daging qurban dan ada yang memotong daging dengan pisau.

 

   Ketika sudah jam makan siang, kita semua makan bersama dengan nikmatnya. Setelah selesai makan aku bangkit berdiri menuju tempat cuci piring dan betapa terkejutnya aku melihat Bu Tutik dan Bu Maria  sedang mencuci piring yang banyak sekali jumlahnya. Padahal Ibu Tutik sudah berusia lanjut dan beliau sedang mengidap sakit pada kaki dan pernafasannya. Banyak orang yang melihat kejadian itu pun merasa tidak tega dan khawatir karena beliau mencuci piring banyak sekali. Aku berkata pada beliau “Bu sudah biar saya saja yang mencuci piring” namun beliau enggan berhenti, alhasil saya hanya bisa membantu saja, beliau tetap ingin mencuci piring sampai selesai . Padahal sudah banyak orang yang memperingatkan agar berhenti karena mengingat kesehatannya yang memprihatinkan.

 

   Ketika semua sudah selesai dicuci dia berkata padaku “tolong panggilkan cucuku suruh dia kemari dengan membawa motornya “. Akhirnya aku memanggil cucunya dan ternyata maksud beliau ini memanggil cucunya karena beliau merasa kesusahan untuk berjalan mungkin karena terlalu lama duduk dan kecapekan membantu kami, meski begitu beliau merasa senang bisa membantu terlihat dari senyum dan ucapan pamitnya. Dengan langkah yang sempoyongan dan dibantu cucunya beliau mulai berjalan menuju motor cucunya. Tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada beliau dan yang lainnya, juga kami berikan beberapa daging qurban untuk mereka. Sungguh betapa senang dan damainya hati jika melihat orang lain dengan ikhlas membantu kita. 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment