Soloensis

Gedung Pusat UGM, Dulu dan Kini Tetap di Hati

Salah satu bangunan yang paling terkenal di kampus UGM adalah Gedung Pusat UGM. Gedung ini dikenal pula dengan nama balairung UGM. Bangunan bersejarah yang berdiri megah di Jalan Kaliurang ini terdiri dari tiga lantai. Terletak berdekatan dengan Fakultas MIPA, Geografi, Kehutanan, dan Teknologi Pertanian, sehari-hari gedung digunakan berkantor Rektor UGM dan petinggi UGM yang lain.

Di awal masa kuliah dulu, saya dan beberapa kawan dari Fakultas Psikologi, Filsafat, dan D3 Ekonomi pernah merasakan selama setahun belajar di lantai tiga balairung. Setiap hari setelah masa Ospek dan Penataran P4 selesai, saya dan kawan-kawan harus menapaki puluhan anak tangga yang menjulang tinggi untuk menuju ruang kuliah yang ada di sayap utara dan selatan gedung. Bila jam kedatangan sudah mepet jam masuk kuliah, saya pun dengan suka rela berlari-lari menaiki tangga di bagian timur gedung. Walaupun betis menjadi semakin berotot karena berpacu dengan waktu menuju lantai tiga, namun rasa senang dapat menikmati kuliah di gedung bersejarah ini mengalahkan segala rasa letih yang ada.

Gedung Pusat UGM memang salah satu gedung bersejarah karena bangunan ini adalah bangunan modern pertama yang ada di Indonesia dan diresmikan langsung oleh Ir. Soekarno. Di balairung ini terdapat prasasti yang berisi petuah bijak Sang Proklamator. Gadjah Mada adalah sumbermu. Gadjah Mada adalah mata airmu. Mengalirlah ke lautnya. Pengabdian kepada rakyat. Bukan pada kemuktian diri.

Hal yang menarik lainnya dari Gedung Pusat UGM ini adalah keberadaan arboretum yang terletak di seberang utara bangunan utama, dipisahkan oleh lapangan gedung rektorat ini. Arboretum merupakan hutan buatan milik Fakultas Kehutanan UGM. Di dalam arboretum terdapat berbagai macam pohon dan satwa yang menjadi tempat praktek lapangan bagi mahasiswa Kehutanan. Di masa saya kuliah dulu ada monyet yang menghuni arboretum. Terkadang mahasiswa yang iseng suka menggiring monyet naik ke lantai tiga. Monyet yang ikut masuk ruang kuliah tak jarang membuat saya dan kawan-kawan berteriak-teriak panik atau justru malah tertawa-tawa geli dengan tingkahnya. Tak kalah dengan para mahasiswa, rupanya sang monyet pun ingin ikut kuliah.

Bagi orang yang pernah menjadi mahasiswa UGM, entah yang sampai lulus atau tidak, rasanya tak lengkap bila belum memiliki foto dengan latar belakang bangunan Gedung Pusat UGM yang megah. Arsitektur gedung yang megah membuat balairung UGM ini memiliki banyak sudut menarik untuk dijadikan tempat berfoto atau bahkan menjadi objek fotografi yang menawan. Pilar-pilar marmer yang kokoh, taman yang indah, lengkungan unik di depan gedung, arboretum yang teduh, tangga besar dengan pegangan unik adalah beberapa spot yang sering diabadikan oleh sang pemotret.

Kini setelah sekian tahun berlalu dan Yogyakarta tak lagi menjadi tempat tinggal pun, saya masih selalu rindu untuk mengunjungi Gedung Pusat UGM. Sekedar mengenang kembali perjalanan saat pernah merasakan menjadi bagian dari Universitas Gadjah Mada sungguh pengalaman batin yang menyenangkan. Mengenang kembali jejak-jejak perjuangan menuntut ilmu di kampus ini pun membangkitkan kembali gairah untuk terus belajar dan mengabdi.

Saya tak tau entah berapa kali lagi saya ingin mengunjungi ikon UGM ini. Sepertinya saya tak akan pernah bosan melangkahkan kaki ke bangunan indah itu karena sampai kapan pun UGM dengan gedung pusatnya akan selalu di hati.

sumber: www.kompasiana.com/evysofia

Apakah tulisan ini membantu ?

Evy Sofia

Seorang anak bangsa yang ingin selalu belajar, berkarya, berbagi...

www.evysofiasangpembelajar.blogspot.com;
www.kompasiana.com/evysofia

View all posts

1 comment