Soloensis

Menghargai Keberagaman di Indonesia

young-people-waving-hand-set_23-2148375161
Gambar: Freepik

     Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki beraneka ragam bahasa, budaya, agama, ras, dan masih banyak lagi lainnya. Meskipun begitu, keberagaman itu tidak menghalangi bagi kita untuk tetap kompak menjadi satu.

     Sesuai dengan semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika, meskipun berbeda, tetapi tetap satu juga. Keluarga kami, khususnya yang masih kental menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan, adalah contohnya. Dalam keluarga kami, tidak hanya terdapat satu keyakinan, namun kami terdiri atas beberapa keyakinan

     Bremara adalah sebutan keluarga kami. Bagi saya, nama itu bukan sekadar nama. Saya merasa bangga menjadi bagian dari keluarga ini. Membicarakan perbedaan tentu saja banyak sekali dalam keluarga ini. Dari perbedaan pendapat, perbedaan watak, hingga perbedaan keyakinan.

     Rasa peduli, perhatian, dan mengayomi, semua itu saya dapatkan di keluarga ini. Perbedaanperbedaan itulah yang justru membentuk keluarga ini menjadi keluarga yang luar biasa.

     Dilahirkan dari orang tua beragama Islam, Bulan Ramadan menjadi bulan yang dinanti-nanti semua yang beragama Islam dalam keluarga kami. Tenggang rasa tinggi sangat tercermin dalam kehidupan kami. Kami saling menghormati saudara yang berpuasa, saling memberi, dan saling memaafkan ketika Hari Raya Idulfitri. Tidak berhenti saat hari Raya Idulfitri saja, saat hari Natal tiba, meskipun berbeda keyakinan, kami saling tenggang rasa dan bergotong royong dalam menyambut acara Natal.

     Pentingnya tenggang rasa dan toleransi antarumat beragama sangatlah penting bagi bangsa Indonesia yang kaya akan perbedaan. Jangan sampai Indonesia sangat mudah terpecah belah yang mengakibatkan bangsa ini terjajah oleh negara sendiri.

     Perpecahan warga Indonesia akan menimbulkan banyak konflik dan kerugian bagi bangsa dan negara ini. Sikap tenggang rasa dan toleransi tinggi inilah menjadi alat pemersatu bangsa dan negara Indonesia untuk terwujudnya cita-cita bersama Indonesia.

     Meskipun mereka berbeda agama, mereka tetap dekat dan saling menghargai keyakinan satu sama lain. Suatu hari, saat aku dan temanku yang bernama Rebbeca sedang berjalan-jalan di kota, kami melihat sebuah Gereja yang sedang dihiasi untuk perayaan Natal.

     Aku merasa tertarik dan ingin tahu lebih banyak tentang perayaan Natal, sedangkan Rebbeca merasa senang bisa menjelaskan tentang tradisi Natal dan artinya bagi umat Kristiani.

     Keesokan harinya, aku mengajak Rebbeca ke Masjid untuk mengenal lebih dalam tentang agamanku. Kami berdua belajar tentang shalat, puasa, dan kebiasaan-kebiasaan dalam Islam. Rebecca merasa senang bisa belajar lebih banyak tentang agamaku.

     Setelah itu, aku dan Rebecca berbicara tentang bagaimana rukun beragama sangat penting untuk menciptakan keharmonisan antar umat beragama di Indonesia.

     Kami menyadari bahwa meskipun berbeda agama, mereka tetap bisa saling menghargai dan bekerja sama untuk menciptakan perdamaian.

     Beberapa minggu kemudian, aku dan Rebbeca berpartisipasi dalam sebuah acara kegiatan sosial.

     Kami bergabung dengan teman-teman seagama dan seiman dari berbagai agama dan keyakinan, termasuk Hindu, Buddha, dan Konghucu.

    Selama acara, kami berdiskusi tentang pentingnya rukun beragama dalam menciptakan harmoni di masyarakat. Mereka berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka dapat belajar dari perbedaan dan saling menghormati.

     Kami juga menyadari bahwa meskipun berbeda agama, mereka memiliki nilai-nilai yang sama, seperti cinta kasih, toleransi, dan keadilan.

     Setelah proyek sosial selesai, aku dan Rebecca merasa sangat puas dengan apa yang telah mereka lakukan. Mereka merasa bahwa kebersamaan dan kerjasama dalam agama adalah kunci untuk menciptakan perdamaian dan keharmonisan di masyarakat.

     Kami berjanji untuk terus memperjuangkan rukun beragama dan menyebarkan nilai-nilai perdamaian ke seluruh Indonesia.

     Aku dan Rebecca terus berkomitmen untuk mempromosikan rukun beragama dan perdamaian di antara teman-teman mereka. Mereka berpartisipasi dalam acara-acara sosial, seperti festival budaya dan dialog antar agama, untuk terus memperkuat hubungan antar umat beragama.

    Dari pengalaman saya, saya menyadari bahwa rukun beragama tidak hanya penting untuk menciptakan harmoni antar umat beragama, tetapi juga penting untuk membangun masyarakat yang lebih baik dan adil.

      Kami mengajak semua orang untuk berpikir lebih luas dan terbuka dalam memahami perbedaan, dan bersatu untuk membangun Indonesia yang lebih baik dan damai.

     Kesimpulannya, cerita pendek ini menunjukkan betapa pentingnya rukun beragama dalam menciptakan perdamaian dan harmoni di masyarakat.

 

SELESAI….

Raditya Putra Bremara

SMPN 9 Surakarta

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment