Soloensis

Keberagaman Melengkapi, Tidak Menghalangi

young-people-waving-hand_23-2148369788
Gambar: Freepik

        Tulisan ini diangkat dari kisah yang pernah aku alami. Kisah yang berkaitan tentang keberagaman fisik dan pekerjaan seseorang. Tulisan ini menceritakan seorang penyandang disabilitas yang pekerjaannya sebagai pemilik toko tas. Pada hari Minggu, 28 Januari 2024 aku bersama mama berbelanja di Pasar Klewer pukul 10.00 WIB. Disana aku menemani mama membeli mukena dan handuk. Pada saat itu suasananya tidak terlalu ramai karena masih pagi.

       Kami berbelanja dengan nyaman dan bisa melihat-lihat barang jualan lainnya. Barang yang dijual di Pasar Klewer harganya cukup terjangkau dan lengkap.Ternyata di Pasar Klewer juga menjual oleh-oleh makanan khas Solo. Selesai belanja, aku memutuskan untuk pulang. Diperjalanan aku melihat toko tas yang menarik perhatian. Lalu aku bersama mama berhenti dan memasuki toko itu.

       Nama toko tas tersebut yaitu toko AN yang berlokasi di Gajahan, Kec Ps. Kliwon, Surakarta. Toko AN memiliki 2 lantai dan ruangannya kecil, akan tetapi memiliki bermacam-macam model tas serta harganya cukup terjangkau. Lantai 1 untuk berjualan, dan lantai 2 sebagai gudang. Ketika masuk ke toko itu, saya bertemu seorang laki-laki yang saya kira penjaga toko. Sebut saja Mr. X, ia bertato dan menggunakan tindik di telinga serta cara berpakaiannya yang modis. Pada saat itu, Mr. X sedang merekap nota penjualan dan terlihat sangat fokus.

      Aku mencoba memanggilnya, tetapi tidak direspon padahal ia tepat di hadapan saya. Aku tetap memanggilnya berulang kali untuk memastikan bahwa aku ada di hadapannya dan akan menanyakan harga salah satu tas. Ketika Mr. X selesai merekap nota, ia pun melihat aku dan mama. Kemudian ia terkejut, aku dan mama juga terkejut. Mama mencoba mengajak ngobrol untuk menanyakan salah satu harga tas yang akan aku beli. Karena mama memakai masker, ia pun meminta mama untuk melepas masker dengan menggunakan bahasa isyarat.

       Aku dan mama bingung karena tidak bisa bahasa isyarat. Aku dan mama baru menyadari bahwa ternyata Mr. X tuna rungu wicara. Tuna rungu wicara adalah kelainan fisik dimana seseorang memiliki gangguan dalam mendengar dan berbicara. Setelah mama melepas maskernya, ia dapat mengerti apa yang kami maksud.  Lalu Mr. X memberi tahu harga tas tersebut, dan ternyata harganya cukup terjangkau. Tasnya juga bagus dan berkualitas. Akhirnya aku membeli tas tersebut.

       Mr. X dapat berbicara tetapi tidak terlalu jelas. Walaupun seperti itu, ia dapat berinteraksi dengan lancar. Mr. X juga sangat sopan dan ramah ketika melayani para pembeli. Ketika keluar dari toko tersebut, mama bertanya kepada tukang parkir “Apakah Mr.X pemilik toko itu?”. Tukang parkir menjawab “iya, betul bu”. Aku terkejut mendengar jawaban tukang parkir tersebut. Meskipun Mr. X memiliki kekurangan, ia bisa menjadi orang yang sukses dan tidak merugikan orang lain.

        Ia memiliki semangat untuk berkarir sebagai pengusaha. Ia memiliki etika yang baik ketika melayani pembeli, sehingga pembeli merasa nyaman untuk membeli tas di toko AN. Pekerjaannya bermanfaat bagi orang lain dalam mencukupi kebutuhan sekunder. Keberagaman pekerjaan dapat melengkapi antar sesama dalam mencukupi kebutuhan hidup. Keberagaman fisik yang dimiliki tidak menghalangi untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Dari kisah tersebut, dapat diambil kesimpulan untuk saling menghargai dan selalu bersyukur terhadap Tuhan YME atas keberagaman yang ada, serta dengan keberagaman dapat melengkapi, tidak menghalangi.

 

Nama              : Karisya Mahadewi

Sekolah           : SMPN 9 Surakarta

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment