Soloensis

Merangkul Dalam Perbedaan

IMG_20230405_194748
Seorang gadis bernama Rahma merupakan teman sekelasku. Rahma memiliki kulit yang putih, mata berwarna cokelat dan sipit, rambut cokelat dan ikal. Ia merupakan teman saat saya menduduki bangku sekolah dasar. 
 
Rahma memiliki sifat yang pendiam. Oleh karena itu, ia susah untuk berteman dan bergaul dengan teman lainnya. Bahkan untuk berbicara dengan teman lainnya, ia enggan.
 
Akibatnya, Rahma tidak memiliki banyak teman di kelas. Hanya ada beberapa orang saja yang dapat mendekatinya ketika di kelas. Ia lebih suka menyendiri ketika di kelas. 
 
Ketika ada tugas kelompok, teman-teman di kelas tidak memilih Rahma sebagai teman kelompok. Sehingga ia biasanya berkelompok dengan anggota kelompok yang kekurangan anggota.
 
Ketika di kelas, Rahma termasuk siswa yang lamban dalam memahami pelajaran. Bahkan untuk menggaris saja, Rahma masih bingung bagaimana caranya. Pada jam pelajaran matematika, guru mata pelajaran juga terkadang merasa kasihan dengannya karena ia tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, hitung-hitungannya sangat buruk.
Namun, guru tersebut juga ikut turut membantu ketika Rahma mengalami kesulitan.
 
Walaupun sedikit sulit tetapi guru tersebut mencoba untuk tetap membantunya. Pada mata pelajaran lain pun ia juga sama lambannya dalam memahami suatu pelajaran.
 
Menyadari hal tersebut, orang tua Rahma berusaha membantunya dengan mendaftarkan ke bimbingan belajar. Ia mengikuti les itu setiap beberapa hari dalam seminggu. 
 
Namun, ternyata Rahma masih belum bisa mengikuti dengan baik. Prosesnya membutuhkan waktu yang lama. Bahkan, orang tuanya beberapa kali mengganti tempat lesnya, dengan harapan anaknya bisa memahami tentang pelajaran sekolah. 
 
Secara perlahan, Rahma sedikit demi sedikit dapat memahami pelajaran dengan baik. Ia mulai lancar menghitung, mengalikan perkalian, dan menggaris. Terkadang beberapa temannya juga membantu ketika ia mengalami kesulitan.
Dari situlah Rahma dan teman-temannya mulai mengakrabkan diri. Yang awalnya tidak ingin berteman, kini satu per satu teman di kelasnya mulai mengajaknya bicara, pergi ke Kantin, dan bermain ketika jam istirahat. 
 
Kini Rahma sudah tidak pernah menyendiri lagi. Ia memiliki teman dekat yang selalu menemaninya ketika ia di Sekolah. Mereka juga tak menolak kesempatan untuk pergi ke bermain ke salah satu rumah mereka.
 
Hingga tak terasa kami sudah menduduki kelas 6 sd. Rahma dapat menyeimbangi pelajaran yang diberikan oleh guru. Ketika mendapatkan kelas tambahan, ia beberapa kali maju ke depan kelas untuk menyelesaikan jawaban dari soal yang diberikan oleh guru. Orang tuanya pun merasa bangga dan senang ketika ia dapat lulus sekolah.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment