Soloensis

Pentingnya Analisis Wacana Kritis dalam Literasi Media Abad XXI

6666

Media merupakan salah satu bentuk produk budaya yang bukan sesungguhnya bersifat netral. Umumnya media tidak menyampaikan secara realitas melainkan sekadar mempresentasikan saja. Oleh karena itu, media kerap kali berusaha membangun fakta mengalami pemutarbalikan suatu fakta (distorsi). Guna mampu memaknai apa yang diungkapkan oleh media, dibutuhkannya kemampuan berpikir kritis sehingga representasi media tidak secara keseluruhan dianggap sebagai sebuah realitas. 

Banyaknya informasi yang tersedia di dunia maya mendorong kebutuhan masyarakat untuk mampu memahami dan menginterpretasikan informasi secara bijak. Hal tersebut tentunya menekankan bahwa tidak secara keseluruhan informasi yang telah tersedia khususnya dari media sosial itu benar, bahkan jika benar tidak selalu memberikan dampak positif. Oleh karena itu, bagi masyarakat abad XXI sangat penting untuk terlus berliterassi dalam penggunaan media guna menjadi salah satu pelindung dari dampak negative yang ditimbulkan oleh media. Berkaitan dengan hal tersebut, sangat diperlukan adanya kemampuan analisis wacana kritis sehingga pembaca tidak hanya mampu memahami tetapi juga mampu memaknai dari berbagai informasi yang telah dibaca.

Silverblatt (dalam Sukma, 2018) mengunkapkan bahwa terdapat tujuh elemen kunci dalam literasi media, yaitu: 1) mengasah pemikiran kritis; 2) memahami komunikasi publik, 3) mengetahui dampak yang ditimbulkan dari sosialisasi media; 4) meningkatkan kemampuan analisis terhadap media; 5) sadar bahwa berita merupakan suatu teks yang mampu memengaruhi masyarakat; 6) menghargai konten media yang berkualitas; dan 7) memiliki kemampuan membuat pesan media yang efektif dan mampu dipertanggungjawabkan.

Menganalisis aspek literasi media sangat penting untuk mempertimbangkan analisis linguistik atau bahasa karena wacana atau konten yang disajikan berbentuk bahasa. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami realitas yang dibangun oleh media secara kritis memerlukan kesadaran yang cukup tinggi terutama dalam menganalisis bahasa yang digunakan.

Analisis wacana kritis mengakui bahwa struktur atau sistem sosial terbentuk oleh wacana. Berkaitan dengan hal tersebut wacana sangat penting untuk dianalisis secara kritis karena mampu mempresentasikan realitas, meskipun pada kenyataannya bukan realitas itu sendiri dan tidak terbentuk tanpa konteks yang jelas. Pendekatan analisis wacana kritis inilah yang menolak dalam pendekatan deskriptif be;aka yakni yang melihat wacana sebagai sesuatu yang bebas dari kepentingan penulisnya (Munfarida, 2014).

 

Daftar Pustaka

Munfarida, E. (2014). Analisis Wacana Kritis dalam Perspektif Norman Fairclough. Jurnal Komunikasi, 8(1), 1-19.

Sukma, B. P. (2018). Analisis Wacana Kritis Kabar Bohong (Hoaks) Melalui Literasi Media. Jurnal Telaga Bahasa, 6(2), 521-532.

 

Penulis: Efrida Qurotul A’yun dan Muhammad Rohmadi 

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Efrida Qurotul A’yun Efrida

    Add comment